BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
1.1.Sejarah Harian Umum KOMPAS Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang
mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan
keinginan itu kepada dua teman baiknya, P.K. Ojong 1920-1980 dan Jakob Oetama. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama
sebagai editor in-chief pertamanya. Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat. Atas usul
Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, sebagai media pencari fakta dari segala penjuru.
Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai
penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunya malah mencapai
610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia.
Seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas dibagi menjadi tiga halaman bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional
dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, serta bagian berita olahraga.
Universitas Sumatera Utara
1.2.Visi, Misi dan Motto KOMPAS 1.2.1.
Visi kompas “Menjadi Institusi Yang Memberikan Pencerahan Bagi
Perkembangan Masyarakat Indonesia Yang Demokratis Dan Bermartabat Serta Menjunjung Tinggi Asa Dan Nilai Kemanusiaan”
Dalam kiprahnya di industri pers, “visi KOMPAS” berpartisipasi membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui
prinsip humanisme trancendental persatuan dalam perbedaan dengan menghormati individu dan masyarakat adil dan makmur. Secara lebih
spesifik bisa diuraikan sebagai berikut: a.
KOMPAS adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka.
b. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok
tertentu baik politikm agama, sosial, atau golongan ekonomi. c.
KOMPAS secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan segala kelompok.
d. KOMPAS adalah koran nasional yang bersih mewujudkan
aspirasi dan cita-cita bangsa. e.
KOMPAs bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan tetapi selalu memperhatikan konteks struktur
kemasyarakatan dan pemerintah yang menjadi lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
1.2.2. Misi kompas
“Mengantasisipasi Dan Merespon Dinamika Masyarakat Secara Profesional, Sekaligus Memberi Arah Perubahan Trend Setter Dengan
Menyediakan Dan Menyebarluaskan Informasi Terpercaya.” KompaS berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi nomor
satu dalam semua usaha diantara usaha-usaha lain yang sejenis dalm kelas yang sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih dengan
melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam 5 sasaran operasional:
a. KOMPAS memberikan informasi yang berkualiyas dengan ciri:
cepat, cermat, utuh dan selalu mengandung makna. b.
KOMPAS memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat
yang dicerminkan dalam gaya kompak, komunikatif, dan kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan.
c. Kualitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai melalui upaya
intelektual yang penuh empati dengan pendekatan rasional, memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu
berusaha mendudukkan persoalan dengan penuh pertimbangan tetapi tetap kritis dan teguh pada prinsip.
d. Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan
meningkatkan tiras. e.
Untuk dapat merealisasikan visi dan misi kompas harus memperoleh keuntungan yang dicari bukan sekedar demi
Universitas Sumatera Utara
keuntungan itu sendiri tetapi menjunjung kehidupan layak bagi karyawan dan pengembangan usaha sehingga mampu
melaksakan tanggung jawab sosialnya sebagai perusahaan. 1.2.3.
Motto KOMPAS “Amanat Hati Nurani Rakyat”
Menggambarkan cisi dan misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat. KOMPAs ingin berkembang sebagai institusi pers yang
mengedepankan keterbukaan, meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, agam, ras, dan golongan. Ingin berkembang secara “Indonesia
Murni”, karena KOMPAS sendiri adalah lambang yang terbuka, kolektif. Ingin ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa. KOMPAS ingin
menempatkan kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, mengarahkan fokus perhatian dan tujuan pada nilai-nilai yang transenden atau mengatasi
kepentingan kelompok. Rumusan bakunya adalah “humanisme trancencental”. “kata hati mata hati”, pepatah yang kemudian ditemukan,
menegaskan semangat empathy dan compassion Kompas.
III. 2. Metodologi Penelitian
Metodologi dalam pengerjaan penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana peneliti dalam menggambarkan tentang tata cara
pengumpulan data yang diperlukan, serta analisis data. Metodologi merupakan hal yang penting dalam menentukan secara teoritis teknik operasional yang
digunakan. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah analisis framing.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini isi berita yang akan dianalisis adalah yang dikonstruksi oleh harian kompas sehingga dapat diketahui perbandingan realitas dan pola
pemberitaannya. Analisis framing digunakan untuk lebih menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media.
model analisis yang dipakai dalam metode penelitian framing oleh peneliti adalah model Gamson dan Modigliani. Metode ini dipilih oleh peneliti karena gamson
dan modigliani adalah peneliti yang konsisten dalam membahas framing serta model ini yang paling populer dan banyak digunakan untuk mengetahui
bagaimana suatu berita yang dikonstruksi oleh suatu media. berikut ini odel framing gamson dan modigliani seperti bagan dibawah ini:
Tabel perangkat framing Gamson dan Modigliani
Sumber : Eriyanto, 2001 : 256 Media Package
Perspektif
Core Frame
6. Metaphors
7. Exemplars
8. Catchphrases
9. Depictions
10. Visual Images
Reasoning Devices Framing Devices
Considering Symbols
4. Roots
5. Appeals to Devices
6. COnsequences
Universitas Sumatera Utara
Model framing gamson dan modigliani merupakan pengembangan dari teori media massa sebagai arena sosial yang dicetuskannya, yang pada konsepnya
menekankan di dalam media massa terdapat proses tertarungan wacana antara berbagai pihak yang berkepentingan di dalam masyarakat. dimana satu pihak
berusaha melegitimasi pihaknya dan mendelegitimasi pihak lain. Di dalam ini gamson dan modigliani memahami wacana media sebagai
suatu gugusan perspektif interpretasi interpretative package saat mengkonstruksi dan memberi makna suatu isu. Sebuah package memiliki struktur internal yang
didalamnya terdapat gagasan sentral core frame yang berisi elemen-elemen inti untuk memberikan pengertian yang relevan terhadap suatu peristiwa yang
dibangun melalui condensing symbols. Condensing symbols terdiri dari framing devices yang mengarahkan bagaimana cara melihat isu dan reasoning devices
yang memberikan alasan pembenar apa yang seharusnya dilakukan terhadap isu tersebut. framing devices terdiri dari metaphors perumpamaan atau
pengandaian, exemplars mengaitkan bingkai dengan contoh uraian, catchprases frase yang menarik, kontras menonjol dalam suatu wacana yang biasanya
dibentuk jargon, depictions penggambaran suatu isu yang bersifat konotatif berupa kosakata, leksikon untuk melabeli sesuatu. Dan visual images gambar,
grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan. Sedangkan reasoning devices terdiri
atas roots analisis kausal, appeals to prinsiple seperangkat klaim moral, premis dasar dan conswquences efek-efek partikular yang di dapat dari frame yang
ada.
Universitas Sumatera Utara
III.3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah berita tentang pencitraan presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait perseteruan KPK dan POLRI pada surat
KOMPAS yang terbit menjadi headline selama bulan November.
III.4. Teknik Pengumpulan Data d.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumenter yaitu dengan cara mendokumentasikan terlebih dahulu semua berita bencana
tsunami di aceh yang dimuat do harian kompas selama bulan november. Data dikumpulkan secara langsung dengan mengidentifikasikan wacana
berita berpedoman pada model analisis framing yang menemukan media package yang digunakan mengkonstruksi fakta menjadi wacana media.
kemudian digunakan lembar koding untuk memasukkan data-data yang
telah dikumpulkan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. e.
Penelitian Kepustakaan Library Research, yaitu penelitian dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan
sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku-buku, literatur serta
tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Kerangka konsep