Level ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media. meskipun berada di luar organisasi media, namun hal-hal di luar
organisasi media ini sedikit banyak dalam banyak kasus mempengaruhi pemberitaan media. Faktor- faktor tersebut adalah
sumber berita, sumber penghasilan media iklan, pelangganpembeli media, pihak eksternal pemerintah dan lingkungan bisnis, dan
ideologi kerangka berpikirreferensi.
3. Surat Kabar
Perkembangan media komunikasi massa seperti pers, radio, televisi, dan lain-lain begitu cepat. Hal ini berlangsung seiring dengan
meningkatnya peran media massa sebagai institusi penting di dalam kehidupan masyarakat. Bila dilihat dari perspektif komunikasi, media
massa merupakan channel of mass communication, yakni merupakan saluran alat, medium yang digunakan dalam proses komunikasi massa
yaitu komunikasi yang diarahkan dan ditujukan kepada masyarakat banyak.
Dalam lingkup studi komunikasi, surat kabar sebagai media komunikasi massa tidak dapat diragukan lagi kemampuannya dalam
menyebarkan informasi sebagai media pendidikan dan pembentuk opini publik.
Setiap orang memiliki hak untuk mengetahui segala pernak-pernik kejadian. Dari bekal informasi, setiap orang dapat turut urun-rembug
berpartisipasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
kepastian informasi dan kemampuan urun rembug itu, setiap orang membutuhkan wartawan surat kabar yang bertugas sebagai wakil
masyarakat untuk mencari dan memberi tahu tentang segala peristiwa yang terjadi yang dibutuhkan masyarakat. Pada sisi inilah, mengapa
wartawan memiliki hak untuk “tahu” pada segala informasi publik, dan diberi keleluasaan untuk mencari ke mana pun informasi itu berada.
Menurut Santana 2005: 87, surat kabar harian sendiri terbit untuk mewadahi keperluan masyarakat tersebut. Informasi menjadi instrumen
penting dari masyarakat industri. Oleh sebab itulah, surat kabar harian bisa disebut sebagai produk dari industri masyarakat. Di samping itu dalam
bentuknya yang independen, surat kabar biasanya integral dengan perkembangan paham demokrasi di sebuah masyarakat. Hal tersebut bisa
terlihat dari kondisi kebebasan pers yang terdapat di sebuah masyarakat, dan tingkat keberaksaraan masyarakat
Perkembangan surat kabar, menurut Encyclopedia Brittanica Santana, 2005: 87-88 bisa dilihat dari tiga fase:
Fase pertama, fase para pelopor yang mengawali penerbitan surat kabar yang muncul secara sporadis, dan secara gradual kemudian menjadi
penerbitan yang teratur waktu terbit dan materi pemberitaan serta khalayak pembacanya.
Fase kedua, sistem otokrasi yang masih menguasai masyarakat membuat surat kabar kerap ditekan kebebasan menyampaikan laporan
pemberitaannya. Penyensoran terhadap berbagai subyek materi informasinya kerap diterima surat kabar. Setiap pendirian surat kabar
Universitas Sumatera Utara
mesti memiliki izin dari berbagai pihak yang berkuasa. Semua itu akhirnya mengurangi independensinya sebagai instrumen media informasi.
Fase ketiga, ialah masa penyensoran telah tiada namun berganti dengan berbagai bentuk pengendalian. Kebebasan pers memang telah
didapat. Berbagai pemberitaan sudah leluasa disampaikan. Namun sistem kapitalisasi industri masyarakat kerap menjadi pengontrol. Ini dilakukan
antara lain melalui pengenaan pajak, penyuapan, dan sanksi hukum yang dilakukan kepada berbagai media dan pelaku-pelakunya.
4. Teks Berita : Pandangan Konstruksionis