memperingati Raya Idul Adha 1430 H. Dari 29 surat kabar yang diterbitkan, kasus perseteruan KPK dan Polri menempati tempat yang cukup banyak. Terkhusus
mengenai pencitraan Presiden mengenai sikap dan usaha yang ditempuhnya dalam mengatasi masalah perseteruan ini, Kompas mengangkat sebanyak 7 berita
menjadi Headline, yang jika dipersentasekan berjumlah 24 persen. Jumlah yang cukup besar ini akhirnya menempatkan kasus ini sebagai isu sosial yang mendapat
perhatian besar dari khalayak.
Berikut adalah judul-judul berita yang diteliti : Tabel 4.1 Berita-berita mengenai sikap presiden dalam menyikapi perseteruan
KPK dan POLRI pada Harian Umum Kompas
No Judul Berita
Edisi 1.
Tiga Solusi Diusulkan kepada Presiden Senin, 2 November 2009
2. Harapan Tingi kepada Tim
Selasa, 3 November 2009 3.
Presiden harus Konsekuen Selasa, 17 November 2009
4. Tim 8: Hentikan Proses Hukum
Rabu, 18 November 2009 5.
Presiden: Jangan Paksa Saya Kamis, 19 November 2009
6. Presiden Isyaratkan Penyelesaian di Luar
Pengadilan Minggu, 22 November 2009
7. SBY: Tak Perlu ke Pengadilan
Selasa, 24 November 2009
1. Tiga Solusi Diusulkan kepada Presiden
Berita ini diangkat pada tanggal 2 November 2009. Isinya adalah mengenai pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan empat
Universitas Sumatera Utara
orang tokoh yakni, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattulah Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan,
Sekretaris Jendral Transparansi Internasional Indonesia Teten Masduki, dan guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Hikmahanto
Juwana dalam rangka membahas mengenai kasus Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah. Pertemuan ini bertujuan untuk bertukar pikiran
mencari solusi agar persoalan Bibit dan Chandra tidak menjadi persoalan sosial dan politik. Dalam pertemuan tersebut diusulkan tiga solusi, yaitu
gelar perkara kasus Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah, pembentukan tim pencari fakta, dan proses hukum bagi yang terlibat kasus tersebut.
Selaku seorang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan pernah ikut campur tangan berkaitan dengan masalah substansi hukum.
Namun, kalau ada masalah antarlembaga, Presiden ikut membantu menyelesaikannya. Untuk itu pada berita ini KOMPAS menginformasikan
bahwa Presiden akan membentuk Tim Independen sebagai opsi yang dipilih untuk membendung dukungan masyarakat kepada Bibit dan
Chandra. Kompas juga menuliskan berbagai bentuk dukungan dari berbagai daerah kepada pimpinan KPK nonaktif tersebut.
Pada bagian penutup Kompas mengutip pernyataan mantan Wakil Ketua KPK, Erry Riyana Hardjamekas yang mengatakan, “Pada batasan
tertentu, Presiden bisa berperan untuk menengahi persoalan yang terjadi antarlembaga negara.”
Universitas Sumatera Utara
2. Harapan Tinggi kepada Tim