yang baik cenderung membentuk tindakan yang baik pula dalam pencegahan penyakit.
Tabulasi silang antara sikap dengan tindakan dapat dilihat pada tabel 4.14. di bawah ini:
Tabel 4.14. Sikap Dengan Tindakan Responden Tentang Pencegahan Penyakit
Osteoporosis Di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Tahun 2010
No. Kategori
Sikap Kategori Tindakan
N
Baik Sedang
Kurang 1.
Baik 34 88,24
17 33,33
51 100
2. Sedang
20 47,62 17
40,48 5 11,9
42 100
3. Kurang
2 100,00 2
100
Berdasarkan hasil penelitian yang ditabulasi silang yang terdapat pada tabel 4.14. dapat dilihat bahwa sebanyak 34 responden 88,24 memiliki sikap dan
tindakan yang baik mengenai pencegahan penyakit osteoporosis, terdapat 20 21,05 yang memiliki sikap sedang dan juga tindakan sedang dan hanya 2 2,05
yang memiliki sikap kurang tentang pencegahan penyakit osteoporosis memiliki sikap sedang. Sikap-sikap yang positif terhadap nilai-nilai kesehatan terutama
mengenai pencegahan penyakit biasanya terwujud dalam suatu tindakan nyata. Namun, tidak disetiap keadaan kita menjumpai sikap yang sesuai dengan
tindakannya.
4.5. Analisis Bivariat
Hubungan antara pengetahuan responden dengan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.15 yang terdapat di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Karakteristik Responden
No. Karakteristik
Responden Pengetahuan Responden
N P
B S
K
1. Umur
a. 15-
≤32 tahun b.
32-49 tahun 41
43,16 17
17,89 1
1,1 59
62,11 0,554
23 24,2
11 11,58
2 2,1
36 37,89
Jumlah 64
67,36 28
29,47 3
3,2 95
100,00
2. Pendidikan
a.Tidak tamat SD b.Tamat SD
c.SMPsederajat d.SMAsedera jat
e.AkademiPT 1
1,1 1
1,1 0,000
2 2,1
2,1 5
5,26 1
1,1 6
63,6 31
32,63 18
18,95 2
2,1 51
53,68 30
31,58 5
5,26 35
36,84
Jumlah 58
61,25 28
29,47 3
3,2 95
100,00
3. Pekerjaan
a.PNSABRIBUMN b.Pegawai swasta
c.Wiraswasta d. IRT
e. Dosen f. Buruh
9 9,47
2 2,1
11 11,58
0,713
22 23,16
6 6,32
28 29,47
11 11,58
8 8,42
1 1,1
20 21,05
20 21,05
12 12,63
2 2,1
34 35,79
1 1,1
1 1,1
1 1,1
1 1,1
Jumlah 64
67,36 28
29,47 3
3,2 95
100,00
4. Pendapatan
a. ≥Rp. 1.020.000
b. Rp. 1.020.000 52
54,74 18
18,95 2
2,1 72
75,79 0,202
12 12,63
10 10,53
1 1,1
23 24,21
Jumlah 64
67,37 28
29,47 3
3,2 95
100,00 Keterangan: p=0,05
Dari tabel 4.15. diatas, diketahui sebanyak 41 orang 43,16 yang berada pada kelompok umur
15- ≤32 tahun
yang mempunyai pengetahuan baik. Umur bisa menjadi pengaruh dalam membentuk pengetahuan seseorang. Semakin muda umur
maka kemampuan menyerap informasi semakin baik hal ini dipengaruhi oleh kemampuan interaksi responden dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil uji chi
square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan responden dimana nilai p=0,554 nilai p tersebut besar dari 0,05
p0,05. Responden dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 31 orang
32,63 memiliki pengetahuan dengan kategori baik. Dari hasil uji chi square
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden dimana nilai p=0,000 nilai p tersebut kecil dari 0,05
p0,05. Dalam hal ini tingkat pendidikan responden yang berada pada tingkat menengah mempunyai pengetahuan yang baik terkait dengan kemudahan responden
memperoleh informasi mengenai pencegahan penyakit osteoporosis. Dari tabel 4.15. diatas, responden yang bekerja sebagai pegawai swsta yaitu
sebanyak 22 orang 23,16 mempunyai kategori pengetahuan baik. Dari hasil uji chi square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tingkat
pengetahuan responden dimana nilai p=0,936 nilai p tersebut besar dari 0,05 p0,05. Dengan bekerja interaksi yang dilakukan seseorang dengan orang lain lebih
sering dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Berdasarkan tabel 4.15. responden dengan jumlah pendapatanbulan
≥Rp. 1.020.000 sejumlah 52 orang 54,74, memiliki kategori pengetahuan baik. Dari
hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendapatan responden dengan tingkat pengetahuan responden dimana nilai p=0,202 nilai p
tersebut besar dari 0,05 p0,05. Jumlah pendapatan yang tinggi cenderung membuat orang mencari informasi yang lebih untuk menambah pengetahuan.
Hubungan antara tingkat sikap responden dengan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.16. yang terdapat di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Hubungan Antara Sikap Dengan Karakteristik Responden
No. Karakteristik
Responden Sikap Responden
N p
B S
K
1. Umur
a. 15-
≤32 tahun b.
32-49 tahun 34
35,79 23
24,21 4
4,2 59
62,11 0,268
17 17,89
19 20,0
36 37,89
Jumlah 51
53,68 42
44,21 2
2,1 95
100,00
2. Pendidikakan
a.tidak tamat SD b. Tamat SD
c.SMPsederajat d.SMAsederajat
e. AkademiPT 1
1,1 1
1
0,000
2 2,1
2 21
1 1,1
3 3,2
2 2,1
6 63,2
26 27,37
25 26,32
51 51
24 25,26
11 11,58
35
Jumlah 51
53,68 42
44,21 2
2,1 95
100,00
3. Pekerjaan
a.PNSABRI BUMN b.Pegawai swasta
c. Wiraswasta d. IRT
e. Dosen f. Buruh
6 6,32
5 5,26
11 11,58
0,936
17 17,89
10 10,53
1 1,1
28 29,47
10 10,53
10 10,53
28 29,47
16 16,84
17 17,89
1 1,1
14 14,74
1 1,1
1 1,1
1 1,1
1 1,1
Jumlah 51
53,68 42
44,21 2
2,1 95
100,00
4. Pendapatan
a. ≥Rp. 1.020.000
b. Rp. 1.020.000 40
42,11 32
33,68 72
75,78 0,40
11 11,58
10 10,53
2 2,1
23 24,21
Jumlah 51
53,68 42
44,21 2
2,1 95
100,00 Keterangan: p=0,05
Berdasarkan tabel 4.16. diatas sebanyak yaitu 32 orang 33,68 yang berada
pada kelompok umur
15- ≤32
tahun yang mempunyai kategori sikap baik. Dari hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara umur dengan sikap
responden dimana nilai p=0,268 nilai p tersebut besar dari 0,05 p0,05. Responden dengan kategori sikap yang baik berada pada tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak
26 orang responden 27,37. Dari hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat sikap responden
dimana nilai p=0,000 nilai p tersebut kecil dari 0,05 p0,05. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuannya akan menjadi lebih baik, sikap terbentuk
dari pengetahuan seseorang mengenai pencegahan penyakit.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 4.16. diatas, sebanyak 17 orang 17,89 yang bekerja sebagai pegawai swasta berada pada kategori sikap
yang baik. Dari hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tingkat sikap responden dimana nilai p=0,936 nilai p tersebut besar
dari 0,05 p0,05. Dari tabel 4.16. diatas terdapat 40 orang 42,11 dengan kategori sikap yang
baik memiliki pendapatanbulan ≥Rp. 1.020.000. Dari hasil uji chi square
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendapatan responden dengan tingkat sikap responden dimana nilai p=0,40 nilai p tersebut besar dari 0,05 p0,05.
Menurut Notoatmodjo 2005 pengaruh sumber daya seperti uang dapat bersifat positif maupun negatif. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi akan cenderung
bersikap untuk memenuhi kebutuhan minimum salah satunya yaitu kesehatan. Hubungan antara tindakan responden dengan karakteristik responden dapat
dilihat pada tabel 4.17. yang terlihat di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17. Hubungan Antara Tindakan Dengan Karakteristik Responden
No. Karakteristik
Responden Tindakan
N p
B S
K
1. Umur
a. 15-
≤32 tahun b.
32-49 tahun 36
37,89 21
22,11 2
2,1 59
62,11 0,42
18 18,94
15 15,79
3 3,2
36 37,89
Jumlah 54
56,84 36
37,89 5
5,26 95
100,00
2. Pendidikakan
aTidak tamat SD bTamat SD
c.SMPsederajat d.SMAsederajat
e.AkademiPT 1
1,1 1
1,1 0,887
1 1,1
1 1,1
2 2,1
2 2,1
3 3,2
1 1,1
6 63,2
29 30,52
20 21,05
2 2,1
51 53,68
21 22,11
12 12,63
2 2,1
35 36,84
Jumlah 54
56,84 36
37,89 5
5,26 95
100,00
3. Pekerjaan
a.PNSABRIBUMN b.Pegawai swasta
c. Wiraswasta d. IRT
e. Dosen f. Buruh
9 9,47
2 2,1
11 11,58
0,675 17
17,89 10
10,53 1
1,1 28
29,47 8
8,42 10
10,53 2
2,1 20
21,05 18
18,95 14
14,74 2
2,1 34
35,79 1
1,1 1,1
1 1,1
1,1
Jumlah 54
56,84 36
37,89 5
5,26 95
100,00
4. Pendapatan
a. ≥Rp. 1.020.000
b. Rp. 1.020.000 44
46,32 24
25,26 4
4,2 72
75,79 0,268
10 10,53
12 12,63
1 1,1
23 24,21
Jumlah 54
56,84 36
37,89 5
5,26 95
100,00 Keterangan: p=0,05
Berdasarkan tabel 4.17. diatas dapat disebutkan bahwa sebanyak 36 orang
37,89 yang berada pada kelompok umur 15- ≤32
tahun mempunyai kategori tindakan baik. Dari hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara
umur dengan sikap responden dimana nilai p=0,420 nilai p tersebut besar dari 0,05 p0,05.
Berdasarkan hasil peneilitian pada tabel 4.17. diatas terdapat 29 orang 30,53 dengan pendidikan terakhir SMA mempunyai kategori tindakan baik. Dari
hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat tindakan responden dimana nilai p=0,887 nilai p tersebut kecil dari
0,05 p0,05. Tingkat pendidikan mempengaruhi terbentuknya pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
terhadap pencegahan penyakit. Pengetahuan yang baik belum tenu membentuk tindakan yang baik, sebab hal ini dipengaruhi oleh minatkeinginan seseorang.
Dari hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4.17. diatas sebanyak 18 orang responden 18,95 yang merupakan IRT mempunyai kategori tindakan yang baik
terhadap pencegahan penyakit osteoporosis. Dari hasil uji chi square menunjukkan terdapat tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tingkat sikap responden
dimana nilai p=0,675 nilai p tersebut besar dari 0,05 p0,05. Berdasarkan tabel 4.17. diatas terdapat 44 orang 46,32 yang mempunyai
kategori tindakan baik memiliki pendapatanbulan ≥Rp. 1.020.000. Dari hasil uji chi
square menunjukkan terdapat tidak terdapat hubungan antara pendapatan responden dengan tingkat sikap responden dimana nilai p=0,268 nilai p tersebut besar dari 0,05
p0,05. Pendapatan keluarga pada dasarnya berpengaruh terhadap keadaan kesehatan seseorang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan WUS terhadap pencegahan penyakit osteoporosis di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan
Selayang Kota Medan Tahun 2010.
5.1. Pengetahuan WUS Mengenai Pencegahan Penyakit Osteoporosis Di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Tahun 2010
Menurut Notoatmodjo 2007 pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan mengenai pencegahan dan penyakit osteoporosis dapat diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber.
Tingkat pengetahuan WUS mengenai pencegahan penyakit osteoporosis sebagian besar berada pada kategori baik yaitu 67,4, WUS dengan tingkat
pengetahuan sedang 29,5 dan paling sedikit dengan kategori kurang 3,2. WUS pada dasarnya memiliki tingkat pengetahuan yang berada pada kategori baik, hal ini
terlihat dari sejauh mana WUS mengerti dengan apa yang dimaksudkan dengan osteoporosis, gejala-gejalanya, orang yang beresiko, penyebab dan sumber gizi yang
dapat membantu mencegah terjadinya penyakit ini. Menurut Purwanto 1998 apabila penerimaan perilakuadapatasi perilaku
melalui proses yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka
Universitas Sumatera Utara