31
4.4.5 Kadar abu
Hasil penelitian abu yang diperoleh pada penelitian ini seperti yang terdapat pada Tabel 4.1 suhu 35
o
C, 40
o
C, 45
o
C adalah 0,06 ± 0,0071, 0,07 ± 0,0123 dan 0,07 ± 0,0059. Berdasarkan hasil analisis secara statistik diperoleh
nilai P = 0,612 P 0,05 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara suhu terhadap kadar abu total pada dekstrin. Hasil analisis statistik kadar abu dapat
dilihat pada Lampiran 24 halaman 78. Kadar abu berhubungan dengan mineral suatu bahan. Mineral yang
terdapat dalam suatu bahan merupakan dua campuran garam yaitu garam organik dan garam anorganik. Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu
bahan organik. Penentuan kadar abu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan kandungan anorganik setelah proses pembentukan dekstrin
Ningsih, et al.,2010. Nilai kadar abu yang diperoleh dalam penelitian ini dari dekstrin kentang dengan variasi suhu masih memenuhi syarat mutu SNI tahun
1992 yaitu maksimal 0,5 SNI,1992. Kadar abu yang diperoleh dari dekstrin pati kentang lebih rendah dibandingkan kadar abu pati ubi kayu penelitian yang
dilakukan oleh Ningsih, et al., 2010 dengan enzim α-amilase yaitu 0,25
Ningsih, et al., 2010. Perhitungan kadar abu dapat dilihat pada Lampiran 18
halaman 64. 4.4.6 Bagian yang larut dalam air dingin
Hasil penelitian bagian yang larut dalam air dingin yang diperoleh pada penelitian ini seperti yang terdapat pada Tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa
bagian yang larut dalam dingindari dekstrin bertambah dengan meningkatnya suhu. Pada masing-masing suhu bagian yang larut dalam air dingin yaitu 68,972
Universitas Sumatera Utara
32 ± 1,9995, 70,541 ± 1,9499 dan 70,915 ± 1,9980. Hasil analisis secara statistik
diperoleh nilai P = 0,501 P0,05, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaanyang siqnifikan. Hasil analisis statistik bagian yang larut dalam air
dingin dapat dilihat pada Lampiran 25 halaman 79. Menurut Corn Refiners Association, Kelarutan dekstrin dalam air dingin yaitu 40-90 Erickson, 2006.
Pati termodifikasi merupakan hasil penyederhanaan polimer dari pati, dengan proses hidrolisis pati yang sifatnya tidak larut dalam air dingin diubah menjadi
dekstrin yang larut dalam dingin. Hidrolisis pati dengan enzim menyebabkan ukuran molekul menurun sehingga kelarutan meningkat Pentury, et al.,2013.
Perhitungan bagian yang larut dalam air dingin dapat dilihat pada Lampiran 19 halaman 67.
4.4.7 Nilai ekivalen dekstrosa