Pembuatan Dekstrin TINJAUAN PUSTAKA

17 menampung sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut. Dengan demikian konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Pada suatu batas konsentrasi substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat atau telah jenuh dengan substrat. Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi substrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar Poedjiadi dan Supriyanti, 2009. d. Konsentrasi enzim, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. Dalam hal ini substrat yang digunakan dalam jumlah yang berlebih Poedjiadi dan Supriyanti, 2009.

2.6 Pembuatan Dekstrin

Dari penelitian sebelumnya oleh Ningsih, et al., 2010 pembuatan dekstrin dengan cara larutan pati yang telah dilarutkan kedalam beker gelas di atas hot plate stirrer dipanaskan pada suhu 95 o C selama 3 jam. Enzim amilase ditambahkan sambil diaduk dan campuran dimasukkan dalam oven. Campuran dipanaskan pada suhu 40 o C selama 30 jam. Campuran diambil dan dilakukan uji kualitatif dengan menggunakan larutan iodine setiap 3 jam sampai terbentuk warna merah kecoklatan. Menurut penelitian Zusfahair dan Ningsih 2012 pembuatan dekstrin dari ubi kayu dimulai dengan mengisolasi pati ubi kayu dan membuat larutan pati Universitas Sumatera Utara 18 tersebut. Larutan pati yang diperoleh diinkubasi selama 3 jam pada suhu 95 o C untuk proses gelatinisasi. Proses ini dimaksudkan untuk mempermudah proses interaksi antara pati dan enzi. Langkah selajutnya adalah hidrolisis pati ubi kayu menjadi dekstrin dengan katalis amylase FHD 45 dari Azospirillum sp. JG3. Proses hidrolisis dilakukan pada kondisi optimum amylase FHD 45 tersebut yaitu suhu 30 o C, pH 7 dan konsentrasi substrat 4. Pada tahun 2013 Pudiastuti dan Pratiwi melakukan penelitiann dengan pembuatan dekstrin pada tahap awal sebelum membuat dekstrin adalah membuat suspensi pati 10, 15, 20, 25, 30, 35 ⁄ , dengan melarutkan pati dalam aquadest hingga volume 300 ml. Suspensi pati dimasukkan dalam botol reaksi dan ditambahkan 40 ppm , O. pH suspense di cek dengan menggunakan pH meter, pH diatur 6-6,5 dengan menggunakan larutan HCl 0,5N. Setelah pH sesuai enzim α-amilase 0,5-0,6 kgton tepung kering ditambahkan dalam suspensi. Botol reaksi ditutup rapat, dikocok agar larutan homogen kemudian dimasukkan dalam microwave yang diseting power 10, defrost 2 untuk gelatinisasi. Setelah gelatin terbentuk, botol reaksi dikeluarkan dari microwave dan di pindahkan ke waterbath . Berpengaduk untuk diliquifikasi pada suhu 94 o C selama waktu liquifikasi yang ditentukan 30,60, 90, 120,150,180 menit. Larutan dekstrin yang dihasilkan diinaktifkan enzimnya dengan menambahkan HCl 0,5N pH 4. Pembuatan dekstrin pada penelitian Perwitasari dan Cahyo yaitu umbi talas dikupas, kemudian dicuci lalu diparut dan tambahkan air lalu diperas kemudian disarinng dan ampasnya dibuang. Suspensi pati talas diendapkan kemudian dikeringkan atau dijemur dibawah sinar matahari ± 50 o C. Pati talas 20 gram ditambahkan HCl 15 ml dipanaskan dalam autoclave. Proses hidolisis Universitas Sumatera Utara 19 dilakukan dalam autoclave dengan variasi suhu, waktu dan konsentrasi HCl. Hasil diamnbil dan ditambahkan , didinginkan pada suhu kamar dan di keringkan pada suhu 50 o C dihasilkan deksrin.

2.7 Penggunaan Dekstrin