Pemeriksaan warna dengan larutan lugol Penetapan derajat kehalusan Penetapan kadar air Penetapan kadar abu Penetapan bagian yang larut dalam air dingin

24

3.6.2 Pemeriksaan warna dengan larutan lugol

Sebanyak 0,5 g serbuk dekstrin disuspensikan dalam 25 ml air suling lalu ditetesi dengan larutan lugol. Warna yang terjadi diamati SNI, 1992. Bagan alir uji reaksi warna dengan lugol dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 46 .

3.6.3 Penetapan derajat kehalusan

Kehalusan serbuk dekstrin ditentukan menurut prosedur SNI 1992. Sebanyak 10 g dekstrin dihaluskan kemudian diayak dengan ayakan mesh 80, bagian yang tertinggal dalam ayakan ditimbang. Kehalusan = 100 – a Keterangan: a = Persentase dari bagian yang tidak melewati saringan mesh 80. Bagan alir peeriksaan derajat kehalusan dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 47 .

3.6.4 Penetapan kadar air

Penetapan kadar air dekstrin dilakukan menurut prosedur Ningsih, et al., 2010. Sebanyak 2 g dekstrin dimasukkan ke cawan porselen yang telah ditimbang dan diketahui beratnya. Cawan dipanaskan ke dalam oven pada 105 o C selama 2 jam. Setelah didinginkan dalam desikator, cawan kemudian ditimbang beratnya. Kadar Air = x 100 Keterangan: a = berat dekstrin awal g b = berat dekstrin setelah di keringkan g. Bagan alir kadar air dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 48.

3.6.5 Penetapan kadar abu

Penetapan kadar abu total dekstrin dilakukan menurut prosedur Ningsih, et al., 2010. Sebanyak 2 g dekstrin dimasukkan dalam krus porselen yang teladiketahui beratnya. Krus porselen dimasukkan kedalam tanur lalu dipanaskan Universitas Sumatera Utara 25 pada 600°C selama 4 jam atau sampai semua dekstrin menjadi abu. Setelah didinginkan dalam desikator, krus porselen kemudian ditimbang. Kadar Abu = x100 keterangan : a = berat abu g b = berat dekstrin awal g. Bagan alir kadar abu dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 49.

3.6.6 Penetapan bagian yang larut dalam air dingin

Penetapan bagian yang larut dalam air dingin ditentukan menurut prosedur SNI 1992. Sebanyak 0,5 g dekstrin dimasukkan kedalam erlenmayer dilarutkan dengan 50 ml air suling kemudian disaring. Filtrat dipipet 10 ml dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya, lalu di uapkan diatas penanggas air. Setelah diuapkan, cawan tersebut di keringkan dalam oven pada suhu100 selama 3 jam. Bagian yang larut dalam air dingin = x FP x 100 Bagan alir bagian yang larut dalam air dingin dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 50. 3.6.7 Penetapan nilai ekivalen dekstrosa Penetapan nilai ekivalen dekstrosa dilakukan menurut prosedur Ningsih, et al., 2010. Sebanyak 2,5 g glukosa dilarutkan dengan air suling diencerkan sampai 1000 ml, lalu diambil 15 ml masukkan kedalam dan ditambah larutan Fehling A dan B masing-masing 5 ml. Campuran didihkan kemudian dititrasi dengan larutan glukosa sampai warna coklat kemerahan, kebutuhan titran dicatat lalu dihitung faktor fehling dengan persamaan: Universitas Sumatera Utara 26 FF= Sebanyak 5 g dekstrin dilarutkan dalam 100 ml air suling kemudian dimasukkan ke buret sebanyak 50 ml. Dimasukkan kedalam erlenmayer masing- masing 5 ml larutan Fehling A dan B dan diambil 15 ml larutan glukosa. Larutan didihkan dan dititrasi dengan larutan pati sampai warna coklat kemerahan, titran yang dibutuhkan dicatat dan nilai ekivalen dekstrosa dihitung dengan cara: DE= FFx Bagan alir kadar abu dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 5I.

3.6.8 Penetapan derajat asam