Proses Penggumpalan Lateks Karet Alam

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks Pri Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 Ion OH - dapat menetralkan asam – asam lemak eteris yang terbentuk oleh kegiatan mikroba , sehingga pH lateks menjadi naik. Pada pH 9-10 lateks akan bertambah mantap. Ion ammonium NH 4 + juga dapat mengikat ion logam sperti Ca ++ dan Mg + dengan membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Senyawa ini keluar dari sistem koloid, sehingga lateks akan mantap. NH 4 + + Mg ++ + PO 4 3- MgNH 4 Po 4 NH 4 + + Ca ++ + PO 4 3- CaNH 4 PO 4 . Ompusunggu.1987.

2.2.4 Proses Penggumpalan Lateks

Proses penggumpalan koagulasi lateks terjadi karena penetralan muatan partikel karet, sehingga daya interaksi karet dengan pelindungnya menjadi hilang. Partikel karet yang sudah bebas akan bergabung membentuk gumpalan. Penggumpalan karet didalam lateks kebun pH ± 6,8 dapat dilakukan dengan penambahan asam untuk menurunkan pH hingga tercapai titik isoelektrik yaitu pH dimana muatan positif protein seimbang dengan muatan negatif sehingga elektrokinetis potensial sama dengan nol. tot al mua ta n ne ga ti f - pos itif + Daerah stabil + daerah pembekuan Titik isoelektrik Daerah stabil - 2 4 6 8 10 Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks Pri Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 2.3: hubungan antara pH dan muatan listrik Titik isoelektrik karet didalam lateks kebun segar adalah pada pH 4,5 - 4,8, tergantung jenis klon. Asam penggumpal yang banyak digunakan adalah asam formiat atau asetat dengan karet yang dihasilkan bermutu baik. Penggunaan asam kuat seperti asam sulfat atau nitrat dapat merusak mutu karet yang digumpalkan. Penambahan bahan – bahan yang dapat mengikat air seperti alkohol juga dapat menggumpalkan partikel karet, karena ikatan hidrogen antara alkohol dengan air lebih kuat dari pada ikatan hidrogen antara air dengan protein yang melapisi partikel karet. Sehingga kestabilan partikel karet didalam lateks akan terganggu dan akibatnya karet akan menggumpal. Penggunaan alkohol sebagai penggumpal lateks secara komersil jarang digunakan. Penambahan elektrolit yang bermuatan positif akan dapat menetralkan muatan partikel karet negatif, sehingga interaksi air dengan partikel karet akan rusak, mengakibatkan karet menjadi menggumpal. Petani karet sering menggunakan tawas Al 3+ sebagai bahan penggumpal lateks. Sifat karet yang digumpalkan dengan tawas kurang baik, karena dapat mempertinggi kadar abu dan kotoran karet. Selain itu semakin tinggi konsentrasi logam dapat mempercepat oksidasi karet oleh udara menyebabkan terjadi pengusangan karet dan PRI menjadi rendah. Proses penggumpalan karet didalam lateks juga dapat terjadi secara alamiah akibat kegiatan mikroba. Karbohidrat dan protein lateks menjadi sumber energi bagi pertumbuhan mikroba dan diubah menjadi asam – asam eteris asam formiat, asetat Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks Pri Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, 2008. USU Repository © 2009 dan propionat. Semakin tinggi konsentrasi asam – asam tersebut, pH lateks akan semakin menurun dan setelah mencapai titik isoelektrik karet akan menggumpal. Dalam pembuatan lump mangkok untuk bahan olah SIR 10 atau SIR 20 penggumpalan secara alamiah sering dilakukan. Lateks dibiarkan menggumpal didalam mangkok selama sekitar 24 jam, kemudian dipungut. Lump mangkok yang digumpalkan secara alamiah harus dipungut setiap kali penderesan. Agar variasi mutu bahan olah lump tersebut tidak terlalu besar.

2.2.5 Pengaruh Komponen Bukan Karet