Metode Penelitian Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang

Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 22 cara perhitungan ganti kerugian ditetapkan atas dasar harga tanah yang sebenarnya, nilai jual bangunan dan nilai jual tanaman. Di samping itu, bentuk dan besarnya ganti kerugian ditetapkan dalam musyawarah. Musyawarah dalam keppres tersebut diartikan sebagai proses atau kegiatan saling mendengar dengan sikap saling menerima pendapat dan keinginan yang didasarkan atas kesukarelaan antara pihak pemegang hak atas tanah dan pihak yang memerlukan tanah untuk memperoleh kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian. Dari ketentuan di atas, dapat diketahui bahwa istilah ganti kerugian yang diberikan akan berkaitan dengan pihak pemegang hak atas tanah yang tanahnya akan dipergunakan untuk pembangunan. Dengan kata lain, ganti kerugian hanya diberikan kepada pihak pemegang hak atas tanah.

F. Metode Penelitian

a Bahan atau materi penelitian Sebagai bahan atau materi penelitian, penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam masalah ini, yaitu masyarakat Mariah Hombang yang berada di Kecamatan Hutabayu Raja. Wawancara dilakukan untuk mengetahui asal mula terjadinya sengketa tanah antara masyarakat Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung, dimana belakangan terjadi kerusuhan atau bentrokan antara masyarakat Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 23 Mariah Hombang dengan pihak kepolisian yang memihak kepada PT. Kwala Gunung. Namun, wawancara dilakukan dengan sebagian masyarakat Mariah Hombang yang terlibat dalam masalah ini, menimbang bahwa penulis tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan wawancara dengan masyarakat Mariah Hombang secara keseluruhan. Penulis mewawancarai warga Dusun Parsaguan yang tergabung dalam Forum Petani Nagori Mariah Hombang FPNMH, dimana dari hasil wawancara, ada beberapa warga Dusun Parsaguan yang telah menerima ganti rugi dari PT. Kwala Gunung. Namun, ada juga salah seorang warga Dusun Parsaguan yang mengaku tidak pernah menerima ganti rugi dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun meskipun telah melepaskan tanahnya kepada PT. Kwala Gunung. Binahar Gultom mengatakan, ia tidak pernah menerima ganti rugi dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun, padahal ia telah melepaskan tanahnya seluas ± 3 Ha kepada PT. Kwala Gunung. 17 Penulis memandang bahwa dengan mewawancarai sebagian masyarakat Mariah Hombang terutama yang telah menerima ganti rugi dari pihak PT. Kwala Gunung sudah mewakili jumlah keseluruhan masyarakat Mariah Hombang yang telah menerima ganti rugi tersebut. Dengan kata lain, dalam penelitian ini penulis mempergunakan jenis sampel yang disebut sampel kuota quota sample, yaitu 17 Wawancara dengan Binahar Gultom, warga Dusun Parsaguan, Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, tanggal 29 Agustus 2007. Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 24 peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi tanpa menghiraukan dari mana asalnya, atau bisa juga diartikan bahwa penarikan sampel dari populasi didasarkan kepada terpenuhinya kualifikasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Wawancara dengan masyarakat Mariah Hombang juga bertujuan untuk memastikan kebenaran data-data yang telah penulis peroleh dari pihak BPN Simalungun. Selain melakukan wawancara dengan masyarakat Mariah Hombang, penulis juga melakukan wawancara dengan pihak BPN Simalungun, yaitu Drs. Hiskia Simarmata selaku Kasi Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan dan juga pihak Dinas Kehutanan Simalungun, yaitu Edward Pangaribuan selaku Staf Pegawai pada Balai Pengukuran dan Perpetaan Dinas Kehutanan Wilayah II Pematang Siantar, terkait dengan sengketa antara masyarakat Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung. Sedangkan data sekunder diperoleh terutama dari pihak BPN Simalungun dalam bentuk tertulis, dimana data-data tersebut berupa fotocopy Berita Acara yang memuat bukti pelepasan hak atas tanah oleh masyarakat Mariah Hombang kepada PT. Kwala Gunung dan pemberian ganti rugi oleh PT. Kwala Gunung kepada masyarakat Mariah Hombang. Data sekunder juga diperoleh dari Dinas Kehutanan Simalungun berupa foto copy Penjelasan tentang Areal Inlijving Reboisasi Komplek Bah HapasukBah Boluk, dua 2 lembar foto copy tanda terima uang dari PT. Kwala Gunung kepada Bendaharawan Rutin Kantor Wilayah Departemen Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 25 Kehutanan Sumatera Utara sebagai tanda bukti bahwa pihak PT. Kwala Gunung telah memberikan kewajibannya mengganti dana pago-pago yang dikeluarkan Pemerintah Dinas Kehutanan dalam proses inlijving dan satu 1 berkas foto copy Berita Acara Hasil Pengukuran Batas Areal Inlijving Reboisasi Komplek Bah BolukBah Hapasuk sebagai tanda bukti telah dilakukan pengukuran letak dan luas lahan sebenarnya di lapangan untuk penegasanpendefinitifan. Penulis juga memperoleh data sekunder dari Dinas Kehutanan Kotamadya Medan, yaitu berupa Laporan Hasil Pengukuran Batas Areal InlijvingAreal Reboisasi Komplek Bah BolukBah Hapasuk, dimana laporan tersebut disusun dan diterbitkan dengan dana PT. Kwala Gunung. Di dalam Laporan itu dilampirkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 593.412807K Tahun 1991, tanggal 10 Oktober 1991 tentang Izin LokasiPenyediaan Tanah untuk Keperluan Usaha Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Kwala Gunung, Surat PT. Kwala Gunung Nomor 6KGI1992, tanggal 13 Januari 1992, Surat Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Propinsi Sumatera Utara Nomor 275IIKwl-51992, tanggal 8 Pebruari 1992 tentang Pengukuran Lahan InlijvingAreal Reboisasi, Surat Perintah Tugas dari Kepala Sub Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Pematang Siantar Nomor 2230ISUB.1-11992, tanggal 6 Maret 1992, Berita Acara Hasil Pengukuran Areal InlijvingAreal Reboisasi Komplek Bah BolukBah Hapasuk, dan Peta Hasil Pengukuran Areal InlijvingAreal Reboisasi Komplek Bah BolukBah Hapasuk skala 1:10.000. Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 26 Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari berbagai sumber bacaan, seperti buku dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Hukum Agraria untuk membantu dalam menjelaskan konsep mengenai judul skripsi ini dan mencari solusi atas kasus atau permasalahan ini. Penulis juga mempergunakan internet dalam mencari berbagai informasi dan solusi yang berkaitan dengan permasalahan ini. b Alat Penelitian Alat atau instrumen penelitian ini adalah wawancara karena dikaitkan dengan jenis penelitian ini bahwa wawancara diperlukan dalam penelitian studi kasus, yang bertujuan untuk mencari kebenaran atas kasus yang sedang diteliti dan mencari solusi atas permasalahan yang diteliti. Wawancara merupakan data primer yang diperoleh dari berbagai pihak yang terkait dengan masalah ini, yaitu masyarakat Mariah Hombang, namun tidak secara keseluruhan, hanya beberapa warga Dusun Parsaguan yang tergabung dalam Forum Petani Nagori Mariah Hombang FPNMH, juga pihak BPN Simalungun, Dinas Kehutanan Simalungun serta Dinas Kehutanan Kotamadya Medan. c Variabel Penelitian Variabel atau objek pokok yang diteliti lebih dari satu, yaitu penuntutan pengembalian tanah yang telah diganti rugi oleh PT. Kwala Gunung diakibatkan Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 27 karena PT. Kwala Gunung tidak memanfaatkan atau menterlantarkan tanah yang telah dilepaskan oleh masyarakat Mariah Hombang kepada PT. Kwala Gunung. Mengenai ganti rugi, masyarakat terpaksa menerima ganti rugi dari PT. Kwala Gunung karena masyarakat merasa ditekan melalui umpasa Batak yang disampaikan oleh Djabanten Damanik pada pertemuan di gereja HKBP Pokan Baru. Umpasanya adalah sebagai berikut : “Baris-Baris ni gajah di rurah pangaloan, molo mangido Raja Dae so oloan. Molo so ni oloan, tubu hamagoan; molo ni oloan, ro ma pangolu- ngoluan.” 18 Artinya, kalau raja yang meminta, rakyat harus memberinya; kalau rakyat tidak mau menerima uang pago-pago ganti rugi, maka rakyat akan tetap kehilangan haknya atas tanah tersebut. Berkaitan dengan penuntutan yang dilakukan masyarakat bahwa masyarakat menuntut kembali tanah mereka karena mereka tidak mempunyai tanah lagi untuk dikeloladigarap. 19 18 Wawancara dengan W. Manurung, warga Dusun Parsaguan, Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, tanggal 29 Agustus 2007. 19 Wawancara dengan Muller Gultom, warga Dusun Parsaguan, Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, tanggal 29 Agustus 2007. Mereka juga melihat bahwa tanah yang telah dilepaskan itu tidak dimanfaatkanditerlantarkan oleh PT. Kwala Gunung. Penuntutan pengembalian tanah yang telah diganti tersebut akan menjadi bagian dari penelitian ini, yaitu apakah perbuatan tersebut diperbolehkan oleh hukum. d Analisis Hasil Penelitian Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 28 Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan teknik analisis data secara kualitatif, yaitu menggunakan analisis kualitatif atau non-statistik. Pada analisis ini, penulis berfokus pada isi peraturan perundang-undangan content analysis atau mengenai penggambaran description analysis objek penelitian dengan naratif, sehingga penulis mudah menarik kesimpulan. Penelitian ini juga dilengkapi dengan daftar tabel, yaitu tabel banyaknya curah hujan dan hari hujan menurut Stasiun Pengamat Cuaca Pusat Penelitian Marihat tahun 1989, keadaan penduduk berdasarkan jumlah dan jenis kelamin di Kabupaten Dati II Simalungun yang dirinci per kecamatan tahun 1989, banyaknya penduduk menurut golongan agama di Kecamatan Tanah Jawa pada tahun 1989, panjang jalan Negara di Kabupaten Dati II Simalungun dirinci menurut jenis permukaan, dan kondisi dan kelas jalan tahun 1989 serta keadaan sepanjang rintis batas pada areal inlijving.

G. Sistematika Penulisan