Penyelesaian Sengketa Tanah antara Masyarakat Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung

Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 108 tuntutan mereka, yakni pembebasan 17 petani yang ditahan di Polres Simalungun tidak dikabulkan. Sengketa tanah di Desa Mariah Hombang, Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun masih berlarut-larut. Penyelesaian sengketa antara masyarakat dengan PT. Kwala Gunung terbuka kemungkinan ditempuh melalui jalur hukum di Pengadilan Negeri. Bupati Simalungun, Drs. Zulkarnain Damanik, pada hari Rabu, 11 Juli 2006 menyebutkan bahwa Pemkab Simalungun bersama DPRD sudah berupaya maksimal menjembatani pertemuan antara kedua belah pihak yang terlibat sengketa tanah. Namun, solusi yang ditawarkan belum bisa diterima secara bersama-sama. Masyarakat mengklaim sebagai pemilik dan menuntut pengembalian tanah kepada pemiliknya, tetapi di sisi lain, PT. Kwala Gunung bertahan dengan alasan menguasai tanah dilengkapi dengan surat-surat penguasaan atas tanah. PT. Kwala Gunung telah bersedia mengembalikan tanah dengan syarat pengembalian ganti rugi sebagaimana sejak awal dikatakan mereka memberikan ganti rugi pembebasan tanah kepada warga. Namun, permintaan PT. Kwala Gunung itu tidak dapat dipenuhi masyarakat, sehingga permasalahan tetap saja berlarut-larut tanpa penyelesaian yang tuntas.

D. Penyelesaian Sengketa Tanah antara Masyarakat Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung

Pada hari Sabtu, 22 April 2006, pihak DPRD berjanji untuk membuka ruang dialog antara rakyat, PT. Kwala Gunung, Dinas Kehutanan, BPN Kabupaten Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 109 Simalungun, Camat, dan Kepala Desa. Jumat, 28 April 2006, berlangsunglah pertemuan yang dihadiri oleh Tata Pembangunan Kabupaten Simalungun, BPN Simalungun, Dinas Kehutanan Kabupaten Simalungun, dan Kepala Desa Mariah Hombang. Pihak camat tidak dapat menghadiri pertemuan tersebut. Kesepakatan yang dicapai bahwa DPRD akan membentuk Pansus Pengembalian Tanah Rakyat. Menurut salah seorang anggota dewan bahwa izin yang dimiliki oleh PT. Kwala Gunung telah gugur demi hukum. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Dinas Kehutanan bahwa lahan tersebut tidak termasuk ke dalam kawasan hutan Negara. Sementara menurut BPN bahwa HGU untuk PT. Kwala Gunung tidak ada. 38 Pada hari Senin, 8 Mei 2006, dialog antara masyarakat dan Pemkab yang diwakili oleh Asisten I Tata Praja Pembangunan serta Komisi I DPRD Kabupaten Simalungun menghasilkan jadual pertemuan yang difasilitasi oleh Pemkab antara rakyat, DPRD, dan pihak PT. Kwala Gunung satu bulan ke depan. Dialog multipihak diadakan pada hari Selasa, 6 Juni 2006. Pemkab Simalungun yang diwakili oleh Asisten I Tata Praja Pembangunan membuka ruang dialog penyelesaian kasus tanah tersebut. Namun, pihak PT. Kwala Gunung tidak hadir, melainkan digantikan oleh PT. Dita Fumindo yang tidak diketahui asal usul dan keterlibatannya terhadap kasus tersebut. Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Simalungun, Sabar Maruli Simarmata, mengusir perwakilan PT. Dita Fumindo dan mengecam Asisten I yang tidak konsisten dengan janjinya untuk 38 Wawancara dengan Hiskia Simarmata selaku Kasi Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan, pada BPN Simalungun, tanggal 5 Juni 2007. Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 110 menghadirkan pihak-pihak yang terkait kasus tersebut. Menurut informasi yang dihimpun Forum Petani Nagori Mariah Hombang, PT. Dita Fumindo mengantongi izin prinsip lokasi seluas 2000 Ha di areal tanah rakyat Mariah Hombang dan sekitarnya dari Pemkab Simalungun bulan September 2005. Izin tersebut ditandatangani oleh Bupati Simalungun Periode 2000-2005, Jhon Hugo Silalahi. Untuk menyelesaikan sengketa tanah antara masyarakat Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung, Tim Penyelesaian Permasalahan Tanah antara Masyarakat yang Tergabung dalam Forum Petani Nagori Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung di Nagori Mariah Hombang, Kecamatan Hutabayu Raja dan Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, telah melakukan rapat untuk membahas permasalahan dan mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tanah tersebut. Dasar pembahasan tersebut, antara lain : a. Keputusan Bersama Bupati Simalungun dan Ketua DPRD Kabupaten Simalungun Nomor 188.4513119 − Tapem 188.4533 – DPRD Penyelesaian Permasalahan Tanah antara masyarakat yang tergabung dalam Forum Petani Nagori Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung di Nagori Mariah Hombang Kecamatan Hutabayu Raja dan Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun. tentang Pembentukan Tim Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 111 b. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 593.413785K90 Tahun 1990 tentang Izin LokasiPenyediaan Tanah untuk Keperluan Usaha Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Kwala Gunung. c. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 593.413785K90 Tahun 1990 tentang Izin LokasiPenyediaan Tanah untuk Keperluan Usaha Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Kwala Gunung dan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 593.412807K Tahun 1991, tanggal 10 Oktober 1991 tentang Izin LokasiPenyediaan Tanah untuk Keperluan Usaha Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Kwala Gunung. d. Surat Forum Petani Nagori Mariah Hombang FPNMH Nomor: BFPNMHTeamIV-07001 tanggal 12 April 2007, Hal: Penyelesaian Sengketa Tanah. Pelaksanaan pembahasannya, adalah sebagai berikut : a. Pada hari Senin, tanggal 12 Pebruari 2007, tempat Balai Data Kantor Bupati Simalungun diadakan Rapat Pembahasan Tanah Tuntutan Masyarakat Nagori Mariah Hombang, Kecamatan Hutabayu Raja dan Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa dengan PT. Kwala Gunung, dengan kesimpulan rapat : 1. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Bupati Simalungun dan Ketua DPRD Kabupaten Simalungun agar masing-masing Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 112 pihak mengumpulkan bukti-bukti otentik dan kelengkapan berkas tentang kepemilikan tanah yang sedang dipermasalahkan. 2. Akan diadakan rapat lanjutan untuk mengidentifikasi bukti-bukti dan kelengkapan berkas dari masing-masing pihak. 3. Supaya Forum Petani Nagori Mariah Hombang FPNMH melengkapi surat kuasa para petaniwarga kepada forum untuk legalitas dalam penyelesaian masalah ini. b. Pada hari Senin, tanggal 30 April 2007, tempat Ruang Kerja Komisi I DPRD Kabupaten Simalungun, diadakan Rapat Konsultasi Permasalahan Tanah Tuntutan Masyarakat Nagori Mariah Hombang, Kecamatan Hutabayu Raja dan Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa dengan PT. Kwala Gunung, dengan kesimpulan agar diberikan pencerahan kepada masyarakat terkait dengan status tanah yang dipermasalahkan. c. Pada hari Selasa, tanggal 1 Mei 2007, tempat Balai Data Kantor Bupati Simalungun, diadakan Rapat Tindak Lanjut Pembahasan Tanah Tuntutan Masyarakat Nagori Mariah Hombang, Kecamatan Hutabayu Raja dan Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa dengan PT. Kwala Gunung, dengan kesimpulan : 1. Tim menghargai dan mengakui hak keperdataan yang dimiliki oleh PT. Kwala Gunung atas tanah-tanah yang telah pernah Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 113 diganti rugi oleh PT. Kwala Gunung kepada masyarakat, dan areal eks inliving seluas 687,50 Ha berdasarkan pengganti dana reboisasi yang dilakukan PT. Kwala Gunung kepada Kantor WilayahDepartemen Kehutanan Sumatera Utara. 2. Tim akan mensosialisasikan permasalahan ini kepada masyarakat, terkait dengan status kepemilikan dan dasar-dasar kepemilikan tanah. 3. Bahwa PT. Kwala Gunung bersedia menyerahkan tanah tersebut kembali kepada masyarakat yang telah diganti rugi tanahnya sebelumnya dan menginginkan kembali tanah tersebut, dengan catatan masyarakat mengembalikan dana ganti rugi yang telah dibayarkan oleh PT. Kwala Gunung dengan perbandingan kurs yang berlaku sekarang. 4. Berdasarkan pernyataan kuasa PT. Kwala Gunung bahwa pihak mereka telah terlebih dahulu menawarkan proses ganti rugipengalihan hak atas tanah yang dipermasalahkan kepada masyarakat, tetapi tidak menemui kesepakatan. Pada perkembangan terakhir, sebagian dari tanah dimaksud mereka alihkan kepada pihak lain “Pengusaha Lokal”. d. Pada hari Senin, tanggal 14 Mei 2007, tempat Kantor Camat Hutabayu Raja diadakan Rapat Sosialisasi Permasalahan Tanah Tuntutan Masyarakat Nagori Mariah Hombang, Kecamatan Hutabayu Raja dan Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 114 Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa dengan PT. Kwala Gunung, dengan kesimpulan : 1. Masyarakat bersedia untuk mengembalikan dana ganti rugi yang dibayarkan dulunya oleh PT. Kwala Gunung kepada masyarakat. 2. Tim Penyelesaian Permasalahan Tanah antara masyarakat yang tergabung dalam Forum Petani Nagori Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung di Nagori Mariah Hombang Kecamatan Hutabayu Raja dan Nagori Bosar Galugur Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, akan memfasilitasi musyawarah antara masyarakat dengan kuasa PT. Kwala Gunung mengenai besaran pengembalian ganti rugi tanah yang akan dilakukan. e. Pada hari Jumat, tanggal 13 Juli 2007 tempat Balai Data Kantor Bupati Simalungun, diadakan Rapat Tindak Lanjut Pembahasan Permasalahan Tanah Tuntutan Masyarakat Nagori Mariah Hombang, Kecamatan Hutabayu Raja dan Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa dengan PT. Kwala Gunung. Sementara itu, kekerasan yang melibatkan aparat kepolisian yang terjadi pada hari Kamis, 19 April 2007, terhadap masyarakat yang tengah berjuang untuk mendapatkan hak atas tanahnya di perladangan masyarakat Nagori Mariah Hombang, Kecamatan Huta Bayu Raja, yang mengakibatkan 20 dua puluh Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 115 petani mengalami luka-luka dan sedikitnya 16 enam belas orang petani laki-laki serta 2 dua orang petani perempuan ditahan di Mapolres Simalungun. Mereka adalah anggota Forum Petani Nagori Mariah Hombang FPNMH, salah satu jaringan Serikat Tani Nasional di Kabupaten Simalungun, dinilai bertentangan dengan semangat kesepakatan antara Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang ditandatangani pada Rabu 14 Maret 2007 tentang Penanganan Masalah Pertanahan. Penandatanganan yang dilakukan oleh Bapak Joyo Winoto, Ph.D selaku Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan Jenderal Polisi Drs. Sutanto selaku Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia menggariskan beberapa komitmen sebagai berikut : 1. Menyamakan persepsi dalam rangka menjabarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, khususnya yang berkaitan dengan penanganan kasus pertanahan yang berindikasi tindak pidana. 2. Mengembangkan komunikasi dua arah dan meningkatkan koordinasi dalam menangani kasus pertanahan. 3. Menyelesaikan masalah-masalah pertanahan yang merupakan tindak pidana sesuai dengan kewenangan bidang tugas masing-masing. Serikat Tani Nasional meminta kepada pihak Markas Besar Kepolisian RI untuk mengusut secara seksama tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian pimpinan AKP. Sudiono dan rombongan masyarakat sipil yang disewa Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 116 pengusaha lokal Helarius Gultom dan Barita Doloksaribu. Mengingat pada pukul 17.35 WIB AKP Sudiono memerintahkan penangkapan terhadap masyarakat yang berada di ladang dan melakukan tindakan pembiaran ketika kelompok masyarakat sipil sewaan melakukan pemukulan dan tindak kekerasan lainnya kepada petani FPNMH. Serikat Tani Nasional juga mendesak kepada Komnas HAM agar segera melakukan pemantauan ke Mariah Hombang terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan pihak kepolisian atas kekerasan terhadap petani anggota FPNMH. Serikat Tani Nasional mendukung dengan penuh upaya perjuangan hak atas tanah Forum Petani Nagori Mariah Hombang dan menyerukan kepada segenap anggota agar tetap menghimpun diri dalam kebersamaan guna menghadapi tindakan yang tidak bertanggung jawab dari mereka yang tidak menginginkan masyarakat mendapatkan haknya. Berdasarkan pantauan langsung di lapangan oleh anggota DPRD baru-baru ini diketahui bahwa perkembangan permasalahan sudah menimbulkan persoalan baru mengarah konflik horizontal sesama warga ditandai dengan bentrok massal dan puluhan pelaku kerusuhan sudah diamankan Polres Simalungun, gangguan terhadap kelancaran usaha masyarakat karena sebagian ruas jalan dipasang portal palang, sehingga produksi tanaman di sepanjang jalan itu tidak dapat dipanen. Membiarkan persoalan tanah tetap dalam posisi sengketa antara masyarakat Mariah Hombang dengan PT. Kwala Gunung dikhawatirkan akan semakin memperkeruh suasana yang pada akhirnya keadaan menjadi chaos di sekitar lokasi. Zulkarnain Damanik mengatakan bahwa bupati sebagai pemimpin kabupaten, memproteksi dan melindungi seluruh kepentingan masyarakat, Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 117 sehingga tidak bisa merasa apriori atau berpihak terhadap satu kelompok tertentu. Penyelesaian persoalan masih tetap saja mengalami jalan buntu, dan penetapan status tanah berkekuatan hukum hanya didapati melalui keputusan di Pengadilan Negeri. Oleh karena itu, dalam upaya penyelesaian permasalahan kemungkinan akan ditempuh melalui jalur hukum. Beliau juga menyatakan bahwa eksekutif dan legislatif hanya sebagai fasilitator dan menjembatani proses penyelesaian masalah secara arif dan bijaksana tanpa tindakan kekerasan. Selama proses penyelesaian, diharapkan semua pihak yang terlibat sengketa supaya menghindari perbuatan anarkis hingga memperkeruh keadaan. Mengenai penyelesaian sengketa tanah juga telah diatur di dalam SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 59316330, tanggal 25 November 1998, Hal : Sengketa Tanah di Daerah Sumatera Utara, yang ditujukan kepada Pangdam IBB, Kapolda Sumut, dan Pimpinan Perusahaan Negara atau Swasta. Sehubungan dengan banyaknya kasus sengketa tanah di daerah Sumatera Utara yang sebagian besar telah dilaporkan dan sedang ditangani Tim Penertiban sengketa Tanah Kantor Gubsu, yang pada umumnya tanah objek sengketa tersebut oleh masyarakat semula diduga adalah tanah rakyat yang dikuasai secara tidak wajar oleh oknum-oknum pejabat dan pengusaha di masa Orde Baru. Hal ini telah menimbulkan keresahan yang sangat luas di kalangan rakyat, terutama para petani. Untuk itu, sesuai permintaan delegasi masyarakat, diminta agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat membantu dan memberikan jaminan keamanan kepada petani yang : Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 118 a. akan mengerjakan lahan kosong yang yang masih di dalam keadaan silang sengketa dengan masyarakat dan belum dapat terselesaikan urusannya. b. akan mengerjakan kembali lahan yang telah dikuasai oleh pihak lain dengan ketentuan tidak melakukan perusakan dan penjarahan terhadap tanaman yang telah ada menunggu penyelesaian administratif yang bersifat final. c. Hal-hal yang bersifat teknis dalam pemanfaatan lahan tersebut dan administrasi, pemakaiannya disepakati secara tertulis dengan pihak terkait. Irianti Sitinjak : Penuntutan Pengembalian Tanah Yang Telah Diganti Rugi Oleh PT. Kwala Gunung Kepada Masyarakat Mariah Hombang, 2007. USU Repository © 2009 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan