Akar Islam Liberal GAMBARAN UMUM ISLAM LIBERAL

semua bidang juga penekanan pada semangat penafsiran kontekstual, bukan pada makna literal teks, kebenaran yang relatif, terbuka, pluralistik, dan keberpihakan pada minoritas dan tertindas. 15 Jadi Islam Liberal menurut Mohammad Nasih suatu bentuk ijtihad yang kaya akan ijtihad, penyelaman kembali pada bunyi teks Al-Quran dan hadis, yang pada kenyataannya Islam adalah agama bagi seluruh alam, agama penyelamat manusia. Bukan hanya diperuntukan untuk kaum Islam saja, tetapi untuk semua manusia didunia ini.

B. Akar Islam Liberal

Islam liberal hadir diantara kaum revivalis dibawah komando Abdullah bin Wahab, dan kaum Islam Tradisionalis pada abad ke 18, masa ini adalah masa yang subur bagi perdebatan Islam. Secara politis saat itu kerajaan Islam dilembah sungai Meditrania Kerajaan Turki Usmani, Asia Barat-Daya Dinasti Safawi, dan Asia Selatan Dinasti Mongol, berada pada masa kerutuhan secara teragis, pada saat itu pula Islam mengalami kemenangan berkelanjutan diwilayah Afrika Barat, dan Asia Tenggara diwilayah Timur. Secara teologis, pengalihan pengetahuan ilmiah mengalami percepatan, dan melahirkan suatu komunikasi ulama internasional, baik yang belajar dipusat-pusat pengajaran di Arabia ataupun yang dibawah bimbingan seseorang yang telah belajar disana. 15 Mohammad Nasih, Memahami Konsep Islam Liberal, http:www.islamlib.com , 16 Oktober 2007 Dari sinilah bibit Islam Liberal lahir melalui pintu seorang revivalis yaitu Syeh Waliyullah yang pemikirannya cukup maju dibandingkan dengan tokoh revivalis lainnya, dia memberikan tanggapan yang lebih humanistik terhadap tradisi Islam adat. Beliau menunjukan dukungannya terhadap revivlaisme yang dikumandangkan kemudian oleh kaum Liberal belakangan sebagai nenek moyang intelektual Islam Liberal. Perkembangan yang sama dialami oleh Islam Syiah, dimana Aqa Muhammad Baqir Bihbihani Iran, 1790 memainkan peran yang sama seperti Waliyullah, Bihbihani juga menganut sikap yang terbuka yang kemudian dikenal dengan mazhab usuli, ia menekankan pentingnya ijtihad, seperti juga Waliyullah, Bihbihani juga menggabungkan konsep taklid yang konservatif dengan konsep ijtihad yang liberal dengan cara membatasi praktik-praktik ijtihad hanya pada ulama yang berkemampuan untuk itu. Tetapi pandangan seperti ini akan berkembang menjadi pandangan bahwa setiap zaman harus mematuhi seorang ulama saja Marjai Taklid. 16 Akan tetapi, baru pada abad ke-19 Islam Liberal mulai membedakan dirinya secara lebih jelas dari revivalisme, baik secara intelektual maupun institusional. Pada tataran intelektual Islam Liberal mulai memisahkan ijtihad dari taklid, akal dari otoritas. Taklid menjadi tema yang tidak populer bagi kaum Islam Liberal pada awal abad ke-20, dan pada abad inilah kaum Islam Liberal mencapai puncak kekuasaannya. Reformasi Liberal di mulai oleh printah raja-raja yang 16 http:www.islamlib.com , tentang Islam Liberal, 16 oktober 2007 berpandangan modern, seperti Raja Mahmet di Mesir, Mahmud II di kerajaan Utsmani, Ahmad Bey di Tunisia, dan reformasi berlanjut oleh perdana menteri diberbagai daerah seperti Perdana Menteri Amir Kabir di Persia, Mithat di Kerajaan Utsmani, dan Khairudin di Tunisia. Ia yang memperkenalkan reformasi dibidang pendidikan dan politik yang liberal, tetapi hanya bertahan beberapa tahun saja. Akan tetapi pada abad ke-20 Islam Liberal mencapai kesuksesan yang cukup signifikan. Di wilayah-wilayah yang terjajah, komunitas muslim kemudian direfersentasikan oleh organisasi liberal seperti Itifaq Almuslimin di Rusia, dan pendirian Ali garh di India, sedangkan ditanah-tanah yang merdeka kaum liberal memproleh kekuasaan Negara melalui revolusi konstitutional di Iran tahun 1906, dan kerajaan Utsmani tahun 1908. diantara pendukung utama gerakan revolusi konstitutional adalah Sayyid Muhammad TabatabaI di Iran tahun 1843-1921, Sayid Abdullah Behbehani di Iran Tahun 1846-1910. dan para ulama yang turut dalam mobilitas revulusioner yang penting bagi pemerintahan parlementer. 17 Di tempat lain kaum revivalis menuduh kaum Islam Liberal sebagai golongan yang ingkar terhadap agama Islam murtad, sebagaimana terlihat dalam ucapan pemimpin Islam Rusia yang menyebutkan Siapapun yang mempercayai Tuhan dan Muhammad mestilah ia musuh kelompok moderenis, syariah menuntut mereka dengan hukuman mati. Tuduhan-tuduhan seperti itu memang tidak bisa dihindarkan, karena upaya-upaya kaum liberal yang belajar tentang dan dari orang Barat membuat 17 Janet Afary, The Iranian Constitutional Revolution, 1906-1911 new york: Columbia University perss, 1996.cet. 1 h. 145 mereka dituduh tidak otentik dan mengkhianati tradisi kultural mereka sendiri. Menurut Fazlur Rahman: 18 kaum moderenis memunculkan kecurigaan bahkan menyangkut loyalitas mereka terhadap Islam, dan mereka dituding sebagai revleksi barat yang lemah dengan mengorbankan Islam dialtarnya.” Memang ironis bahwa Islam Liberal dituduh sebagai sekularisme, karena sekularisme bertanggung jawab seluruhnya atas penyusutan dunia Islam, dimulai pada tahun 1920, sejumlah besar kaum muslim terpelajar yang dulunya menganut Islam Liberal beralih pada ideologi-ideologi sekular, seperti Ideologi Nasionalisme dan Sosialisme. Pada saat inilah kelompok Islam liberal mulai menyusut meskipun banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencegah keadaan seperti ini. Namun sejak tahun 1970-an, Islam liberal memperoleh popularitas baru, mungkin waktunya bertepatan dengan kaum revivalisme juga memperoleh banyak penganut. Maka kedua tradisi itu berbenturan dalam banyak kesempatan, biasanya dalam perdebatan intelektual yang berlangsung keras. Tetapi optimisme kaum Islam Liberal makin meningkat karena meningkatnya taraf pendidikan dalam dunia Islam, literatur telah memungkinkan umat Islam untuk membaca Al- Quran dan sumber-sumber lainya yang mendukung pemikiran liberal, dari pada harus tergantung pada ulama dan karena mazhab-mazhab telah kehilangan monopolinya terhadap dunia pendidikan dengan meningkatnya jumlah muslim 18 Charlez Khurzman Ed, Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer tehadap Isu-isu Global . Jakarta: Paramadina, 2001. Cet, 1 h.xxv-xxvi. yang yang menerapkan pendidikan non-agama untuk meningkatkan pendekatan- pendekatan baru terhadap Islam. Dan penyebab optimisme Islam Liberal juga adalah kemunculan infrastuktur organisasi bagi Islam Liberal. 19 Hamid Basyaid salah seorang tokoh pendiri Jaringan Islam Liberal JIL di Indonesia menyebutkan: “Bahwa, akar Islam Liberal dapat kita temukan pada diri Umar bin Khattab, kaum Mutazilah, bahkan Nabi Muhammad Saw pun merupakan sosok yang liberal.” Karena banyak sekali contoh-contoh bagaimana Umar Bin Khattab berijtihad, bagaimana pemikiran liberalnya kaum Mu’tazilah. sebenarnya benih Islam Liberal terdapat pada Islam itu sendiri, bahwa Islam adalah agama yang liberal yaitu agama yang membebaskan kaumnya untuk memilih, bersikap, yang bebas, sebab semua akan dipertanggungjawabkan dihari akhir. 20

C. Bentuk-bentuk Islam Liberal