Bentuk-bentuk Islam Liberal GAMBARAN UMUM ISLAM LIBERAL

yang yang menerapkan pendidikan non-agama untuk meningkatkan pendekatan- pendekatan baru terhadap Islam. Dan penyebab optimisme Islam Liberal juga adalah kemunculan infrastuktur organisasi bagi Islam Liberal. 19 Hamid Basyaid salah seorang tokoh pendiri Jaringan Islam Liberal JIL di Indonesia menyebutkan: “Bahwa, akar Islam Liberal dapat kita temukan pada diri Umar bin Khattab, kaum Mutazilah, bahkan Nabi Muhammad Saw pun merupakan sosok yang liberal.” Karena banyak sekali contoh-contoh bagaimana Umar Bin Khattab berijtihad, bagaimana pemikiran liberalnya kaum Mu’tazilah. sebenarnya benih Islam Liberal terdapat pada Islam itu sendiri, bahwa Islam adalah agama yang liberal yaitu agama yang membebaskan kaumnya untuk memilih, bersikap, yang bebas, sebab semua akan dipertanggungjawabkan dihari akhir. 20

C. Bentuk-bentuk Islam Liberal

Islam Liberal berjalan dalam dua konteks intelektual, yaitu Islam dan Barat. Banyak literatur akademis tentang Islam Liberal dengan mengambil pendekatan, pertama: seberapa liberalkah kaum Liberal Islam? apakah varian- varian Islam liberal sesuai dengan standar liberalisme Barat? Analisis Leonard Binder dalam bukunya Islamic Liberalism, menggunakan pendekatan ini secara luas dengan mempertimbangkan unsur-unsur para penulis Mesir terkemuka 19 www.islamlib.com , tentang sejarah Islam Liberal, 25 Oktober 2007. 20 Luthfi Asyaukani, Ed. Wajah-wajah Islam Liberal di Indonesia, Jakarat, Teater Utan Kayu, 2002, cet ke-1, h 162-164. dalam menghadapi tradisi-tradisi barat, dan analisis ini sebaliknya menguji pemikiran Muslim Liberal dipandang dari sudut tradisi Islam. Dengan menggunakan pendekatan-pendekatan diatas sebagai konteks, Islam Liberal dapat diidentifikasi pada tiga bentuk modus utama Islam Liberal, hal ini melibatkan liberalisme dan sumber-sumber utama Islam, Al-Quran dan Sunnah, yang secara bersamaan menetapkan hukum Islam Syariah. 1. Bentuk pertama, menggunakan posisi atau sikap liberal sebagai sesuatu yang secara eksplisit didukung oleh Syariah, bentuk ini menyatakan bahwa Syariah itu bersifat liberal pada dirinya sendiri jika difahami secara tepat. Sebagai contoh adalah Piagam Madina, dimana Rasulullah menjamin hak-hak non-Muslim untuk hidup dibawah pemerintahan Muslim. 21 2. Menyatakan bahwa kaum Muslim bebas mengadopsi sikap liberal dalam hal- hal yang oleh Syariah dibiarkan terbuka untuk difahami oleh akal budi dan kecerdasan manusia, bentuk argumentasi Islam Liberal yang kedua ini berpandangan bahwa Syariah tidak memberi jawaban jelas terhadap satu persoalan seperti tidak adanya perintah dalam Al-Quran ataupun Sunnah untuk memberlakukan bentuk pemerintahan tertentu, hal ini mengisyaratkan bahwa Syariah memberikan peluang pada akal budi manusia dan kecerdasan pemikiranya untuk menentukan mana yang terbaik dan yang maslahat. Dalam hal ini, Al-Quran dan hadis memang tidak secara konkrit, menjelaskan 21 Charlez Khurzman Ed, Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer tehadap Isu-isu Global . Jakarta, Paramadina, 2001. Cet, 1 h.xxvii-xxviii. tentang bentuk Negara. Tetapi, garis besarnya Al-Quran telah memaparkan tentang tata Negara ini. Karena semua persoalan yang ada didunia ini, jawabannya terdapat dalam sumber dasar Islam. 3. Memberikan kesan bahwa Syariah, yang bersifat Ilahiyah, di tujukan bagi berbagai penafsiran manusia yang sangat beragam. Bentuk Islam Liberal ini memandang bahwa Syariah ditengahi oleh penafsiran manusia yang memang rentan pada perpecahan dan menimbulkan konflik, namun, menurut kaum liberal banyak dasar hukum yang menyatakan tentang perbedaan pendapat seperti hadis Rasulullah Saw. Perbedaan-perbedaan pendapat dikalangan umatku yang terpelajar adalah rahmat . Oleh karena itu tafsirkanlah menurut kemungkinan cara yang terbaik. 22 Tiga bentuk ini disebut juga, syariah Liberal, Syariah yang diam, dan Syariah yang ditafsirkan. 23 Dari ketiga bentuk liberal dalam Islam ini bentuk Syari’ah Islam yang ditafsirkan inilah yang rentan akan perpecahan, walaupun Rasulullah telah menyatakan bahwa perbedaan adalah rahmat tetapi disisi lain perbedaan pendapat juga akan menimbulkan perpecahan dalam umat Islam. Sebab tidak semua umat Islam faham dan mengerti akan keIslamannya. 22 Mahmoud Ayoub, the Al-Quran and its Interpreters, Volume 1 Albany: State University Of New York Press, 1998, h. 23 23 Charlez Khurzman ed, Wacana Islam Liberal : pemikiran Islam kontemorer tentang Isu-isu Global , Penerjemah, Bahrul Ulum, et, al,. Jakarta:Paramadina, 2001, cet ke -1, h. xxxii- xxxiii

D. Tema-tema Pemikiran Islam Liberal