BAB III MURTAD MENURUT HUKUM ISLAM
A. Dasar Hukum dan Pengertian Murtad al-Riddah
Dasar hukum yang menjadikan murtad sebagai tindak pidana adalah ayat Al-Quran yang dengan tegas menyebutkan bahwa, orang yang keluar dari agama
Islam murtad, adalah orang kafir, dan terhapuslah seluruh amal ibadahnya, dan mereka kekal didalam Neraka. Sebagaimana surat Al-Baqarah ayat 217,
menyebutkan:
☺ ⌦
☺
.
ةﺮ ا :
Artinya: barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya didunia
dan diakhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya .QS. Al-Baqarah: 217.
Bukan hanya itu, Al-Quran juga mendefinisikan Murtad dengan kembali kepada kekafiran setelah orang tersebut beriman, dan orang tersebut akan
mendapatkan azab dan kemurkaan dari Allah Swt. Seperti yang telah disebut dalam dalam firman Allah Swt, sebagai berikut:
⌧ ☺
☺ ☺
⌧ ⌧
.
ا
Artinya: Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman Dia
mendapat kemurkaan Allah, kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman Dia tidak berdosa,
akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar
.Q.S. Al- Nahl: 106
☺
ﺎ ا ةﺪ
:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya,
yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-
Nya, dan Allah Maha luas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui.
QS. Al-Maaidah: 54 Dari ayat-ayat Al-Quran diatas, disebut dengan jelas bahwa Al-Quran
menjelaskan tentang murtad yaitu orang yang berpindah agama atau orang yang kafir setelah mereka beriman. Walaupun Al-Quran tidak menjelaskan dengan
tegas hukuman bagi orang yang murtad, tetapi Al-Quran menyebutkan bahwa orang yang keluar dari agama Islam adalah orang yang kafir, yaitu orang yang
akan membahayakan Islam dan menjadi musuh Islam secara jelas. Bukan hanya Al-Quran yang mendasari murtad sebagai tindak pidana,
tetapi Hadis Rasulullah dengan tegas menyebutkan bahwa murtad termasuk tindak pidana dan hukumannya adalah hukuman mati, seperti hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sebagai berikut:
ا سﺎ
لﺎ لﻮ ر
ﷲا ﺻ
ﷲا
و
:
لﺪ د
ﻮ ﺎ .
اور ىرﺎ ا
42
Artinya: Dari Ibnu Abbas Rasullah Saw bersabda: Barang siapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah ia.
HR. Muslim. Dan hadis yang berbunyi:
ﺎ ﺪ ﺪ ا
ﺪ و
ﻰ ا ﻆ او
ﺪ لﺎ
: ﺎ ﺪ
ﺪ ﺮ ا
يﺪﻬ ,
نﺎ ,
ا ,
ﺪ ﷲا
ةﺮ ,
قوﺮ ,
ﷲاﺪ ,
لﺎ :
مﺎ ﺎ
لﻮ ر ﷲا
ص .
م .
لﺎ :
يﺬ او ا
ﺮ ﷲا لﻮ ر او ﷲا ا ا نا ﺪﻬ
ر مد ,
ا
42
Muhammad Ibn Ismail Al-Khalani, Subulus Salam, Mesir: Mustafa al-Babi, Al-Halabi Awladuhu, 1950, h. 265
ﺮ ﺔ :
م ا كرﺎ ا
, ﺔ ﺎ ا وا ﺔ ﺎ
قرﺎ ا ,
اﺰ ا ا و
ﺎ او
. ّ
اور
Artinya : Telah berbicara pada kami Ahmad Bin Hanbal, dan Muhammad Bin Mutsanna, telah berbicara: Abdurrahman Bin Mahdy, dari Sufyan,
dari Amas, dari Abdullah Bin Murrah, dari Masruk, dari Abdullah, telah berbicara: telah berdiri Rasulullah Saw dan bersabda: Demi
Allah tiada Tuhan selain Allah, Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Aku
Muhammad utusan Allah, kecuali tiga golongan: orang yang meninggalkan Islam yang memecah belah masyarakat, zinnah
muhsan, dan orang yang membunuh orang lain.H.R. Muslim
43
Bukan hanya itu, tetapi ada Hadis Nabi dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ada seorang yang buta, ibu kandungnya seorang hamba
sahaya, dia menghina Rasulullah, sudah diperingatkan tetapi tetap saja orang tersebut melakukannya, dan pada suatu malam anaknya yang buta tersebut
mengambil benda tanjam yang ditaruh diperut ibunya dan anaknya yang buta tersebut membunuh ibunya, pada waktu itu Rasul menyaksikan, lalu Rasul
berkata: lihatlah wanita itu halal darahnya. Hadis lain yang yang menjelaskan tentang orang yang murtad adalah hadis
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan NasI yang menyebutkan bahwa tidak halal darah orang muslim kecuali tiga: orang yang berzinah Muhsan, orang yang
membunuh dan laki-laki yang keluar dari Islam dan memerangi Allah dan
43
Imam Abi Husen Muslim Bin Hajaji, Sahih Muslim, Libanon. Bairut,: Daar Ihya Al- Thurasi Al-Arabi, h. 751
Rasulnya maka dibunh ia atau disalib ia atau dibuang dari tanah airnya HR.
Abu Dawud dan Nasai.
44
Sahabat Abu Bakar mendefinisikan orang yang murtad bukan hanya orang yang meninggalkan agama Islam, tetapi orang yang tidak mengerjakan apa-apa
yang telah diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya pun oleh Abu Bakar dianggap murtad, terbukti ketika Abu Bakar memerangi kaum yang tidak mau membayar
zakat, pada waktu ia menjadi khalifah pertama setelah Nabi wafat. Maka pembahasan murtad terus berkembang melalui para ulama-ulama ahli fiqih.
Menurut para ulama, secara etimologis, kata Murtad merupakan isim fail dari kata sebagai berikut:
ﺪ را ﺪ ﺮ
ﺪ ﺮ
yang berarti mundur, kembali ke belakang, menurut sayyid sabiq pengertian riddah
secara etimologis adalah
ةدﺮ ا ﻮه
عﻮ ﺮ ا ﺮﻄ ا
ا ﺬ
ي ءﺎ
45
Artinya : Riddah Murtad adalah kembali atau mundur dari jalan dimana dia datang
. Dan Wahbah al-Zuhaili juga mendefinisikan Murtad secara etimologis sebagai
berikut:
ﺮ
46
ا ﻰ ا
ا
ﻮه ةدﺮ ا عﻮ ﺮ ا
44
Ahmad Hasan, Bulughul Maram terjemahan, Bandung: CV. Diponegoro1967, jilid. II, h. 164
45
Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, Bairut: Darul Al-Fikri, 1977, h. 451
Artinya : Riddah adalah kembali dari sesuatu kepada yang lainya. Sementara secara terminologi, para ulama sebagai berikut:
عﻮﺟﺮ ا ﻦ
ﻦ د م
ا ﻰ ا
ﺮ ﻜ ا ءاﻮ
ﺔ ﺎ وا
ﺎ ﺮ ﻜ ا
وا لﻮ ﺎ
Artinya : keluar dari agama Islam menjadi kafir , baik dengan niat, atau dengan perbuatan yang menunjukan kekafiran atau dengan ucapan.
47
عﻮ ر ا
ﺎ ا ﺎ ا
م ا
ﻰ ا ا
ﺮ ﻜ رﺎ ﺎ
نود اﺮآا
ﺪ ا
48
Artinya : keluarnya seorang Muslim yang telah dewasa dan berakal sehat dari agama Islam pada kekafiran, dengan kehendak sendiri tanpa paksaan
dari siapapun. Dengan demikian, yang dimaksud dengan Murtad adalah keluarnya
seorang muslim dari agama yang dianutnya agama Islam kepada kekafiran dengan menyatakan atau melakukan sesuatu yang menyebabkan orang tersebut
kafir, misalnya mengingkari adanya Tuhan, mendustakan Rasulallah, menghalalkan yang jelas-jelas haram, menyembah pada berhala, atau juga
melemparkan kitab suci Al-Quran pada kotoran dengan maksud penghinaan.
49
Dari definisi diatas dapat di tarik benang merah, bahwa tidak semena- mena orang dapat dikatakan murtad tetapi ada syarat tertentu yang dapat
menyebabkan kemurtadan, yaitu sebagai berikut :
46
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adilatuh, Bairut: Darul Al-Fikri, 1977, juz. VII, h. 183
47
Muhammad Ibn Ismail Al-Khalani, Subulus Salam, Mesir: Mustafa al-Babi, Al- Halabi Awladuhu, 1950, h. 261
48
Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, Bairut: Darul Al-Fikri, 1977, h. 451
49
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adilatuh, Bairut: Darul Al-Fikri, 1977, juz. VII, h. 183
1. Orang yang berakal, karena tidak sah murtadnya orang gila.
2. Mencapai usia baligh dewasa, sebab anak dibawah umur belum ada
pertanggung jawaban hukum, dan juga tidak sah murtadnya anak kecil yang telah mencapai usia mumayyiz menurut ulama Syafiiyyah, sementara jumhur
ulama berpendapat sebaliknya. 3.
Dilakukan atas kehendak sendiri, sebab tidak sah murtad seseorang karena paksaan, dengan catatan hati orang tersebut bersiteguh dalam keimanan.
Dalam hal ini seorang sahabat Nabi yang bernama Ammar Ibn Yasir pernah dipaksa mengucapkan kata-kata kekufuran, sehingga dia terpaksa
mengucapkannya, maka sesudah kejadian tersebut turunlah ayat 106, surat al- Nahl :
⌧ ☺
☺ ☺
⌧ ⌧
.
ا
Artinya: Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman Dia
mendapat kemurkaan Allah, kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman Dia tidak berdosa,
akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang
besar.Q.S. Al-Nahl: 106
Seorang muslim tidak dianggap keluar dari agama Islam kecuali apabila yang bersangkutan menyatakan atau melakukan sesuatu yang menyebabkan dia
kufur serta diyakini dalam hatinya, atau dengan terang-terangan dia berpindah agama pada agama lain.
50
Adapun pernyataan atau perbuatan yang menyebabkan kekufuran seorang muslim antara lain:
51
1. Mengingkari keesaan Allah Swt, mengingkari adanya malaikat atau kenabian
Muhammad Saw, mengingkari hari kiamat, mengingkari wajibnya shalat, zakat puasa, dan haji.
2. Menghalalkan yang haram, seperti menghalalkan minuman khamar
minuman keras, zina, riba, dan menghalalkan makan daging babi dan anjing.
3. Mengharamkan yang halal, seperti mengharamkan makanan yang sudah jelas
kehalalannya. 4.
Mencaci dan menghina Nabi Muhammad Saw, atau para Nabi sebelumnya. 5.
Menghina atau melecehkan kitab suci Al-Quran dan Sunnah Nabi. 6.
Mengaku bahwa dirinya telah menerima wahyu. 7.
dan Berpindah agama kepada agama lain. Orang-orang yang terbukti melakukan hal-hal tersebut dengan syarat-
syarat tertentu diatas tadi, maka orang tersebut telah termasuk melakukan
50
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adilatuh, Bairut: Darul Al-Fikri, 1977, juz. VII, h. 183
51
Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, Bairut: Darul Al-Fikri, 1977, h. 454.
kemurtadan. Tentu saja, hal ini melalui proses pembuktian apakah orang tersebut terbukti ataupun tidak melakukan tindak pidana murtad, karena dalam hukum
Islam menganut asas praduga tidak bersalah.
52
B. Konsep Kebebasan dalam Islam