MUI Kota Serang Sikap teologis pengurus MUI Kota Serang Banten terhadap agama-agama
33 Menurutnya, kerukunan hidup bermasyarakat antarumat beragama di
Banten bukan sekedar basa-basi, melainkan diaplikasikan dalam kehidupan. Masyarakat telah mentradisikan tolong-menolong tanpa memandang perbedaan
suku, ras dan agama.Jangankan dalam kehidupan sosial, bahkan dalam kehidupan keagamaan pun, masyarakat yang berbeda agama bisa saling
membantu. Hal ini misalnya terjadi saat pembangunan Masjid Agung Serang. Beberapa kelompok masyarakat beragama lain, turut menyumbangkan dana untuk
pembangunan masjid tanpa diminta panitia, tutur Romly. Sementara itu Pendeta Benny Halim dari Persekutuan Gereja-Gereja
Indonesia PGI Propinsi Banten menyampaikan hal serupa. Menurut Benny, “masyarakat Kota Serang adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku dan etnik yang telah hidup rukun damai sejak lama ”. Dialog Pengembangan
Wawasan Multikultural Antara Pemuka Agama Daerah dan Pusat di Propinsi Banten digelar selamalima hari 10-149 di Kota Serang dan Kabupaten.
48
Secara sosiologis kota serang merupakan tujuan urbansisasi, penduduknya yang majemuk dan toleran menjadikan Kota Serang sebagai karakter
kemajemukan di Provinsi Banten khusunya. Sehingga hampir semua masyarakat di Banten menjadikan Kota Serang sebagai pusat kerukunan antarumat beragama,
dan bisa saja semua penduduk pindah ke Kota Serang, karena sikap toleransi yang telah terbina, dengan taatnya keagamaan dan pluralitas yang tinggi akan
menciptakan keamanan dan kerukunan internantar umat beragama.
49
48
Syafullah Amin. Hormati Tradisi, Kerukunan di Banten Bukan Basa Basi, yang disampaikan dalam acara Dialog Pemuka Agama Daerah dan Pusat Provinsi Banten pada tanggal
10-14 Novenber 2013 di Hotel Le Diyan Serang.
49
Mahmudi dalam interview sikap teologis pengurus MUI Kota Serang pd tanggal 17 juli 2014 di kantor MUI serang.
34 Lebih dari itu, bukti akan sikap keberagaman agama masyarakat Kota
Serang terlihat juga dengan adanya bangunan gereja yang mengelilingi alun-laun Kota Serang. Hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat
Kota Seranng, karena pada umumnya alun-alun sepulau Jawa yang mengelilingi alun-alun itu bukan gereja melainkan masjid. Sedangkan kenyataannya di Kota
Serang Sendiri bangunan tempat ibadah yang mengelilingi alun-alun adalah gereja-gereja seperti Gereja Bheatel Indonesa, Gereja Kaltolik Raja Kristus,
Sekolah Marcibuana Kristen.
50
C . Tugas dan Peran FKUB Kota Serang Banten
Kerukunan umat beragama di Kota Serang adalah kerukunan yang tidak membatasi, melainkan mengembangkan kebebasan beragama, tanpa merusak dan
tidak menodai niai-nilai agama yang dianutnya dalam rangka memelihara kerukunan umat beragama, masing-masing umat beragama harus lebih ditekankan
untuk memahami dan mengamalkan ajaran agamanya secara lengkap dan benar. Suparman Usman juga memaparkan akan tugas pokok dan peranan Forum
Kerukunan Umat Beragama FKUB dalam pegembangan dan pemberdayaan kerukuna umat beragama yang disampaikan dalam rapat koordinasinya, bahwa
ada beberapa langkah-langkah strategis yang telah dilakukan dalam pembangunan dan pemberdayaan untuk menjaga kerukunan umat beragama di Kota Serang
melalui organisasi keagamaan, antara lain: 1.
Para Pembina formal termasuk aparatur pemerintah dan para Pembina non formal yakni para tokoh agama dan tokoh masyarakat agar memperkuat
50
Amas tajudin dalam interview sikap teologis pengurus MUI Kota Serang pd tanggal 18 juli 2014 di kantor Komisi Informasi Kota serang
35 kerjasama dalam bidang sosial kemasyarakata, seperti ekonomi,
pendidikan, kesehatan dll. 2.
Umat beragama perlu meningkatkan wawasan, sikap, mental dan pemahaman terhadap ajaran agamanya masing-masing agar tidak terjebak
pada sikap eksklusif. 3.
Mengedepankan nilai-nilai universal dari agama dan tidak memperdebatkan perbedaan teologis, terutama yang berkaitan dengan
keimanan. 4.
Menegakan keadilan dalam semua aspek kehidupan. 5.
Menyiapkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam suatu wadah musyawarah antar umat beragama.
6. Menyiapkan dan menjalankan program kerukunan yang sesuai dengan
kebutuhan dinamika masyarakat. 7.
Melaksaakan kegiatan dengan mengutamakan pendekatan yang bersiat bottom up. yakni melibatkan sebanyak mungkin partisipasi kelompok-
kelompok masyarakat, terutama di tingkat bawah. 8.
Mengamalkan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan dan keteladanan dalam semua tingkatan, baik formal maupun non formal, terutama harus
diimplementasikan oleh para pemimpin, tokoh masyarakat dan para pemuka agama.
Potensi dan peran pemuda dalam pengembangan dan pemberdayaan kerukunan umat beragama. Pemuda yang saat ini adalah tokoh dan pemimpin
yang akan datang. Dan pemuda sebagai generasi penerus mutlak harus mempersiapkan dirinya untuk bisa tampil pada masa yang akan datang sebagai
36 pemimpin. Tugas orang tuatokoh saat ini adalah member nasehat dan menjadi
teladan yang baik serta mempersiapkan generasi muda untuk memimpin masa yang akan datang. Tugas remaja adalah menerima nasihat dan meneladani mereka
untuk mempersiapkan dirinya sebagai pemimpin.beberapa persiapan yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Pelajari sejarah, jadikan sejarah sebagai pelajaran.
2. Belajar yang baik dengan banyak membaca, melihat dan mendengar
berbagai macam informasi ilmu baik ilmu yang bersifat umum maupun ilmu agama.
3. Dalam konteks kerukunan umat beragama, hayati kenyataan adanya
kemajemukan dalam kehidupan dan pelajari serta amalkan ajaran agama masing-masing.
Dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan kerukunan umat beragama yaitu mempertahankan kerukunan yang sudah ada, hasil kerja orang terdahulu
terus dikembangkan kearah yang lebih baik, dan apabila tidak bisa membuat suatu hal yang baru, yang lebih baik adalah tidak merusak hasil yang sudah ada. Dan
sebagai wadah musyawarah Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dengan programnya berperan dalam pembinaan pemuda lintas agama:
1. Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB berperan sebagai forum yang
bertugas untuk membina remaja lintas agama sebagai kader kerukunan pada masa yang akan datang.
2. Pelaksanaan tugas Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB yaitu
sosalisasi, dialog menampung dan menyalurkan aspirasi umat beragama,
37 diarahkan bagi pembentukan generasi muda lintas agama secara
berkesinambungan. 3.
Untuk menyiapkan kader keturunan, maka dibentuk forum kaderisasi, yaitu Forum Pemuda Lintas Agama FPLA.
4. Kegiatan prigram pembinaan remaja lintas agama antara lain:
a Sosialisasi perundang-undangan kerukunan bagi remaja lintas
agama. b
Dialog dan kerja sama kemasyarakatan remaja lntas agama. c
Pengikutsertaan remaja lintas agama dalam kegiatan pemeliharaan kerukunan umat beragama bagi tokoh-tokoh agama.
d Pengikutsertaan dalam kongres nasional pemuda lintas agama.
e Temu karya lintas agama tingkat nasional.
f Studi banding ke daerah lain.
Selain itu dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, masyarakat Kota Serang diharapkan agar mampu melaksanakan
10 kebaikan dan hindari 10 kesalahan, diantaranya:
10 kebaikan 1.
Pelajari, pahami dan amalkan ajaran agama yang dianut dengan baik. 2.
Patuhi perundang-undangan yang berlaku. 3.
Hormati norma yang berlaku dimasyarakat. 4.
Patuhi segala kesepakatan yang sudah dibuat. 5.
Lakukan musyawarah dan dialog bila terjadi kesalahpahaman, perselisihan atau konflik.
38 6.
Hormati sesama manusia papun etnis, suku, suku, dan agamanya. 7.
Bila ada berita yang dapat menggangu kerukunan, cari informasi dan klarifikasi sebelum member tanggapan.
8. Beri bantuan bagi mereka yang memerlukan tanpa melihat apapun
agamanya. 9.
Lakukan terus komunikasi dalam intern umat beragama dan antarumat beragama sera pemerintah.
10. Pahami dan peajari ajaran agama lain untuk mendaatkan pemahaman yang
benar dan menghindari kesalahpahaman antar umat beragama.
10 Kesalahan 1.
Berperilaku yang bertentangan dengan agama yang dipeluknya. 2.
Tidak peduli dengan kesulitan orang lain termasuk yang berbeda agama. 3.
Mengganggu orang lain walaupun berbeda agama. 4.
Melecehkan agama dan tata cara ibadah penganut agama lain. 5.
Menghasut dan menjadi provokator bagi timbulnya kebencian dan permusuhan antar umat beragama.
6. Saling curuga antar umat beragama dan berprilaku yang bisa menimbulkan
securigaan bagi umat lain. 7.
Berbuat sesuatu kepada orang lain, yang kita sendiri tidak suka, apabila orang lain berbuat sesuatu tersebut kepada kita.
8. Melanggar norma yang berlaku dari kesepakatan yang sudah dibuat.
9. Memaksakan kepentingan kita kepada orang lain dengan
mengatasnamakan agama.
39 10.
Berbohong sekecil apapun terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Dari kegiatan di atas, kita bisa jadikan pedoman untuk meraih dan menciptakan serta menjaga sebuah kerukunan antar umat beragama di Kota
Serang Banten ini dengan mengimplementasikan konsep pluralism agama agar etap eksis dalam hal kerukunan.Apa pun alasannya, bertindak kekerasan tidak
akan dibenarkan, apalagi mengatas namakan kesakralan agamanya. Betapa indahnya bila kehidupan antar agama rukun, damai, harmonis, selaras dan tidak
bertengkar. Jika hal itu dapat di implementasikan dan terjaga dengan baik, maka nilai-nilai serta norma-norma agama secara universal di Kota Serang ini dapat
aplikasikan dengan baik pula.
51
Adapun upaya dalam mewujudkan suatu kerukuan umat beragama itu tidak terlepas dari peran seorang Pemimpin atau Tokoh Agama dan Pemeluknya.
Dalam menciptakan sebuah suasana yang damai kita harus mengedepankan sikap toleransi yang pluralis, dan lebih dari itu, menghidari segala macam ekses-ekses
negatif yang berbau Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan SARA. Seorang Pemimpin atau Tokoh Agama yang di anggap sebagai orang yang lebih mengerti
tentang agama harus bisa membawa jamaahnya ke arah yang lebih positif, terutama dalam ruang lingkup kehidupan sosial yang berbasis agama, di mana kita
harus mengedepankan sikap toleransi dan saling menghargai antar satu pemeluk dengan yang lainnya, agar terhidar dari hal-hal yang bisa memicu kekerasan yang
mengatasnamakan agama.
51
Hasil interview dari berbagai elemen masyarakat yang dilakukan di kota serang secara objektif menjadikan pemeluk agama Islam , Budha, Konghucu dan Kristen untuk dijadikan
sebagai objek kajian penelitian.
40 Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB provinsi Banten dibentuk
sejak tahun 2004.Terakhir dengan Surat keputusan Gubernur No. 456Kep. 461- Huk2007 tanggal 4 Juli 2007 dengan motto: bersatu dalam perbedaan, berbeda
dalam persatuan, aqidah terjaga kerukuanan terpelihara.Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dibentuk di tingkat provinsi dan tingkat KabupatenKota.
Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB tingkat Provinsi berjumlah 21 orang dan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB tingkat KabupatenKota
berjumlah 17 orang.Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB terdiri atas pemuka agama yang memimpin maupun yang tidak memimpin ormas
keagamaan yang menjadi panutan masyarakat.Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan. Dalam rangka memelihara dan
mengembangkan kerukunan umat beragama, berdasarkan PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006, maka Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dibentukdengan
visi: terpeliharanya kerukunan hidup umat beragama dan terjaganya aqidah masing-masing umat beragama dalam kondisi damai, aman dan kondusif bagi
terwujudnya kerukunan nasional sebagai modal pembangunan bangsa. Sedangkan misinya adalah memelihara dan meningkatkan semangat umat
beragama bagi terpeliharanya kerukunan umat beragama dan mengoptimalkan segala daya dan upaya melalui pemahaman, pengamalan nilai agama dan
keteladanan tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat, bagi terwujud dan terpeliharanya kerukunan umat beragama.
41 Masing-masing Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB mempunyai
tugas berdasarkan tingkatannya, di antaranya yaitu: 1.
Tugas Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB Provinsi Banten a
Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat. b
Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat. c
Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagi bahan kebijakan gubernur, dan
d Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan
kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat.
2. Tugas Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB KabupatenKota
a Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat.
b Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat.
c Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam
bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupatiwalikota. d
Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan
umat beragama dan pemberdayaan masyarakat, dan e
Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadah.
Selain itu Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB juga mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut:
42 1.
Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB berperan sebagai motivator dalam memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan
dan kesejahteraan, serta berfungsi sebagai wadah penghimpun dan penyalur aspirasi masyarakat.
2. Peran lembaga Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB sebagai
motivator, minimal diperlukan hal-hal sebagai berikut: a
Mengambil keputusan secara musyawarah untuk mufakat dan menghormati keputusan yang telah disepakati agar dapat
dilaksanakan dengan baik dan aman. b
Menjadi teladan di tengah-tengah umat, karena merupakan syarat utama dari keberhasilan seorang motivator.
c Menjadikan umat beragama sebagai subyek dengan sendirinya kita
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi kritis dalm berfikir serta menyampaikan aspirasi secara demokratis.
3. Peran Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB sebagai wadah
penghimpun dan penyalur aspirasi diwujudkan dengan: a
Kepercayaan masyarakat kepada Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB terhadap aspirasi yang disampaikan.
b Professional dalam menganalisa setiap aspirasi dan menyalurkan
dengan tepat sasaran. c
Aspiratif dalam memahami kondisi masyarakat.
Sebagai lembaga kerukunan anatr agama Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB tidak hanya memiliki tugas, peran dan fungsi dalam
43 menampung aspirasi msyarakat, tetapi memberikan rekomendasi tertulis atas
permohonan pendirian rumah ibadah. Dalam pasal 13, 14, 15, 16 PBM diatur sebagai berikut:
Pasal 13 1.
Pendirian rumah ibadah didasarkan pada keperluan nyata dan sunguh- sungguh berdasarkan komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat
beragama yang bersangkutan di wilayah kelurahandesa. 2.
Pendirian rumah ibadah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan tetap menjaga kerukunan umat beragama, tidak mengganggu
ketentraman dan ketertiban umum, serta mematuhi peraturan perundang- undangan.
3. Dalam hal keperluan nyata bagi umat beragama di wilayah kelurahandesa
sebagaimana dimaksud ayat 1 tidak terpenuhi, pertimbangan komposisi jumlah penduduk digunakan batas wilayah kecamatan atau kabupatenkota
atau provinsi. Pasal 14
1. Pendirian rumah ibadah harus memenuhi persyaratan administrative dan
persyaratan teknis bangunan gedung 2.
Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pendirian rumah ibadah harus memenuhi persyaratan khusus meliputi:
a Daftar nama dan kartu tanda penduduk pengguna rumah ibadah
paling sedikit 90 orang yang disahkan oleh pejabbat setempat sesuai dengan tingkat batas wilayah sebagaimana dimaksud pasal
13 ayat 3.
44 b
Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang yang disahkan oleh lurahkepala desa.
c Rekomendasi tertulis kepala kantor departemen agama
kabupatenkota; dan d
Rekomendasi tertulis Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB kabupatenkota.
3. Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a
terpenuhi sedangkan persyaratan huruf b belum terpenuhi, pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi tersedianya lokasi pembangunan rumah
ibadah. Pasal 15
Rekomendasi Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 2 huruf d merupakan ahsil musyawarah dan
mufakat dalam rapat Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dituangkan dalam bentuk tertulis
Pasal 16 1.
Permohonan pendirian rumah ibadah sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 diajukan oleh panitia pembangunan rumah ibadah kepada
bupatiwalikota untuk memperoleh Ijin Mendirikan BangunanIMB rumah ibadah.
2. Bupatiwalikota memberikan keputusan paling lambat 90 hari sejak
permohonan pendirian rumah ibadah diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
45 Sedangkan izin sementara pemanfaatan gedung untuk rumah ibadah diatur
dalam pasal 18, 19, 20 Pasal 18
1. Pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadah sebagai rumah ibadah
sementara harus mendapat surat keterangan pemberian izin sementara dari bupatiwalikota dengan memenuhi persyaratan:
a Baik fungsi; dan
b Pemeiharaan kerukunan umat beragama serta ketentraman dan
ketertiban masyarakat. 2.
Persyaratan laik fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a mengacu pada peraturan perundang-undangan tentang bangunan gedung.
3. Persyaratan pemeliharaan kerukunan umat beragama serta ketentraman
dan ketertiban masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, meliputi:
a Izin tertulis pemilik bangunan;
b Rekomendasi tertulis lurahkepala desa;
c Pelaporan tertulis kepada Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB
kabupatenkota; dan d
Pelaporan tertulis kepada kepala kantor departemen agama kabupatenkota.
Pasal 19 1.
Surat keterangan pemberian izin sementara pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadah oleh bupatiwalikota sebagaimana dimaksud dalam
pasal 18 ayat 1 diterbitkan setelah mempertimbangkan pendapat tertulis
46 kepala kantor departemen agama kabupatenkota dan Forum Kerukunan
Umat Beragama FKUB kabupatenkota. 2.
Surat keterangan pemberian izin sementara pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku paling
lama 2 tahun. Pasal 20
1. Penerbitan surat keterangan pemberian izin sementara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 19 ayat 1 dapat dilimpahkan kepada camat. 2.
Penerbitan surat keterangan pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat
tertulis kepada kantor departemen agama kabupatenkota dan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB kabupatenkota.
Pengebangan dan pemberdayaan kerukunan umat baragama: 1.
Pembangunan dan pemberdayaan kerukunan melalui pengembangan dan pemberdayaan peran, fungsi dan program Forum Kerukunan Umat
Beragama FKUB. 2.
Program Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dalam memelihara kerukunan umat beragama mengacu pada kedudukan dan tugas-tugas
Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB, baik dalam tingkat Provinsi maupun tingkat KabupatenKota.
3. Program itu diimplementasikan, antara lain melalui:
a Menanamkan pengertian nilai dan kehidupan bermasyarakat yang
mampu mendukung kerukunan hidup beragama.
47 b
Mengusahakan lingkungan dan keadaan yang mampu menunjang sikap dan tingkah laku yang mengarah kepada kerukunan hidup
beragama. c
Meunbuhkan dan mengembangkan sikap dan tingkah laku yang mewujudkan kerukunan hidup beragama.
4. Mengoptimalkan peran dan ungsi Forum Kerukunan Umat Beragama
FKUB melalui organisasi keagamaan.
Keberadaan, tugas dan tujuan organisasi keagamaan: 1.
Organisasi keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh komunitas penganut agama tertentu.
2. Tugas organisasi keagamaan untuk memelihara, membimbing dan
membina umat beragama dan komunitas yang bersangkutan. 3.
Tujuan organisasi keagamaan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kehidupan umat beragama, dalam rangka memahami dan
mengamalkan ajaran agamanya secara lengkap dan benar. 4.
Salah satu ajaran dari setiap agama adalah memelihara dan mewujudkan persaudaraan dan pesatuan dalam intern agamanya dan mewujudkan
kerukunan antar umat beragama. karena setiap ajaran agama menganjurkan kepada umatnya untuk hidup rukun dengan penganut agama
lain.
Potensi organisasi keagamaan:
48 1.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat Patemalistik, mencontoh dan meneladani seseorang yang ditokohkan.
2. Masyarakat Indonesia, demikian juga masyarakat Banten adalah
masyarakat yang religius. pemuka agama dalam organisasi keagamaan merupakan tokoh yang disegani dan dicontoh oleh pemeluknya.
3. Pemuka agama dalam organisasi keagamaan sebagai figur yang dicontoh
dan disegani oleh masyarakat merupakan potensi yang sangat setrategis bagi pemeliharaan dan pengembangan umat beragama.
Upaya Forum Kerukunan Umat BeragamaFKUB melalui peran pemuka agama dari organisasi keagamaan dalam pengembangan dan pemberdayaan
kerukunan: 1.
Membimbing, mengayomi,
membina umat
dalam lingkup
kepemimpinannya agar menjadi umat yang benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran agamanya serta menaati perundang-undangan yang
berlaku. 2.
Menjabarkan dan mengamankan segala kebijakan dan program pemerintah, terutama yang berkaitan dengan program untuk menciptakan
kerukunan hidup antar umat beragam sebagai modal dasar pembangunan bangsa.
3. Menjembatani antar umat beragama dengan pemerintah dan masyarakat
dalam menyelesaikan berbagai konflik masalah-masalah yang berkaitan dengan agama. pemimpin agama harus bisa menciptakan suasana yang
49 kondusif dalam iklim yang sejuk, damai, penuh arif dan bijaksana dalam
membantu menyelesaikan berbagai konflik. 4.
Menciptakan suasana persaudaraan, tolong-menolong dan toleransi baik dalam komunitas itern agamanya maupun antar umat beragama.
5. Menenamkan pengertian akan nilai dan kehidupan bermasyarakat yang
akan mampu mendukung kerukunan hidup beragama. 6.
Mengusahakan lingkungan dan keadaan yang mampu menunjang sikap dan tingkah laku yang mengarah pada kerukunan hidup beragama.
7. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan tingkah laku yang
mewujudkan kerukunan hidup beragama. Upaya Forum Kerukunan Umat BeragamaFKUB melalui dialog dalam
rangka pengembangan dan pemberdayaan kerukunan: 1.
Dialog adalah salah satu proses yang mampu menghilangkan rasa saling curuga, takut dan saling menumbuhkan rasa saling percaya, untuk hidup
dan berbuat bersama. 2.
Dialog yang dilaogis, dapat mengubah gambaran yang salah dan menghargai nilai-nilai kebenaran orang lain.
3. Dialog sebagai pertukaran timbal balik dari pandangan-pandangan dan
terbuka untuk belajar satu sama lain. 4.
Dialog sebagai bentuk perwujudan yang tulus dari sikap toleransi dan penghargaan terhadap keyakinan orang.
5. Dalam dialog tidak harus menghasilkan kesepakatan untuk mengerjakan
atau tidak mengerjakan hal yang sama. dalam dialog bisa muncul kesepakatan untuk tidak sepakat.
50 6.
Peserta dialog harus memahami dan menguasai ajarn masing-masing agamanya secara lengkap dan benar.
Potensi pemuka agama, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah: 1.
Potensi pemuka agama, tokoh masyarakat dan pejabat pemeritah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama sangat dominan dan strategis.
2. Peran pemuka agama, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah dalam
memelihara kerukunan umat beragama, harus lebih nyata dan menubjukan keteladanan dalam membina, mebimbing dan mengayomi umatnya.
3. FKUB sebagai wadah tempat bermusyawarah para pemuka agamadan
tokoh masyarakat mempunyai peran yang cukup strategis sebagai motivator bagi pemeliharaan kerukunan umat beragama.
52
Pemelihraan dan peningkatan kerukunan umat beragama merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama baik orang tua maupun remaja dari seluruh
penganut agama.peran pemuka agama, tokoh masyarakat dari organisasi keagamaan dan para Pembina formal sangat strategis dan dominan dalam
membimbing dan membina masyarakat atau umat beragama dengan melaui wadah Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB yang merupakan keteladanan bagi
pengembangan dan pemberdayaan kerukunan umat beragama
52
Suparman Usman. Tugas pokok dan peranan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dalam pengembangan dan pemberdayaan kerukunan umat beragama di Provinsi Banten,
yang disampaikan dalam acara ‗Rapat Koordinasi Kerukunan Umat Beragama Tingkat Provinsi Banten Tahu
n 2013’ yang diselenggarakan oleh Biro Kesra Setda Provinsi Banten, pada tanggal 5- 6 Desember 2013 di Hotel Mambruk Anyer. H. 42.
51
BAB IV MENJAGA KEHIDUPAN BERAGAMA DI KOTA SERANG BANTEN