12
pemerintah jadi berkepentingan dalam mengatur institusi pernikahan, agar tatanan masyarakat yang teratur dan tentram bisa diwujudkan. Hal ini tercermin dari UU NO.
1 tahun 1974 yang merupakan bentuk konkret pengaturan pemerintah soal pernikahan kepada warga negaranya.
Dalam pasal 2 ayat 2 Undanga-Undang tersebut tertulis: “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku”
Ketentuan ini lebih lanjut diperjelas dalam Bab 11 PP No. 9 Tahun 1975 yang intinya menjelaskan bahwa sebuah pernikahan baru dianggap memiliki kekuatan
hukum di hadapan UU jika dilaksanakan menurut aturan agama dan telah dicatatkan oleh pegawai pencatat pernikahan PPN yang ditentukan oleh Undang-undang.
Aturan inilah yang pada akhirnya menimbulkan istilah yang disebut Nikah Sirri.
A. Pengertian Nikah Sirri
Nikah sirri secara bahasa berarti menikah secara sembunyi-sembunyi atau secara rahasia. Kata sirri dalam bahasa Arab berasal dari kata sirrun yang berarti
rahasia.
3
Menurut arti terminologis nikah sirri setidaknya mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Pengertian yang terdapat dalam kitab-kitab fikih, sebagaimana yang ditulis
oleh Syaikh Mahmud Syaltut, ada dua bentuk nikah sirri yaitu: a.
Akad pernikahan yang dilakukan tanpa saksi, tanpa publikasi dan tanpa pencatatan. Para ahli fikih bersepakat melarang nikah sirri semacam ini.
3
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan PP Al-Munawwir, 1984, h.667
13
b. Akad pernikahan yang dihadiri oleh para saksi, tetapi mereka diharuskan
untuk merahasiakan pernikahan tersebut. Para ahli fikih berbeda pendapat mengenai sahnya nikah sirri seperti ini, sebagian ulama seperti Hanafiyah
dan Syafi‟iyah berpendapat bahwa pesan agar saksi merahasiakan terjadinya pernikahan tidak berpengaruh terhadap sahnya akad nikah
sebab adanya saksi menjadikan nikah tersebut tidak sirri lagi menjadi nikah „alaniyah. Sebagian ulama yang lain seperti Imam Maliki dan
ulama yang sependapat dengannya, berpendapat bahwa adanya pesan untuk merahasiakan pernikahan telah mencabut kesaksian dari ruh dan
tujuan disyariatkannya, yaitu publikasi I‟lan oleh karena itu maka pernikahan tersebut tidak sah. Sedangkan menurut Hanabilah hukum
nikah sirri semacam ini adalah makruh.
4
2. Pengetian nikah sirri berkembang di kalangan umat Islam Indonesia pada
umumnya, yaitu pernikahan yang dilaksanakan dengan memenuhi syarat dan rukun pernikahan yang tedapat dalam syariat Islam, tetapi tanpa melalui
Pegawai Pencatat Nikah PPN sehingga pernikahan tersebut tidak dicatat dalam Akta Perkawinan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4
Muhammad Sahnun bin Said al-Tanukhi, al-Mudawwanah al-Kubra, Beirut:Dar al Sadr,1322 H, h.192-194
14
Menurut A. Zuhdi Muhdlor, nikah sirri adalah pernikahan yang dilangsungkan di luar pengetahuan petugas resmi PPNKepala KUA, sehingga
suami-isteri tersebut tidak mempunyai surat nikah yang sah.
5
Menurut Masjfuk Zuhdi perkembangan pengertian dan praktik nikah sirri di kalangan masyarakat Islam Indonesia, paling tidak ada tiga tipe atau bentuk,
yaitu: 1.
nikah sirri diartikan sebagai nikah yang dilangsungkan menurut ketentuan Syari‟at Islam telah terpenuhi rukun dan syaratnya tetapi masih bersifat
intern keluarga, belum dilakukan pencatatan oleh PPN dan belum dilakukan pula upacara menurut Islam dan adat walimatul ursy, suami-isteri belum
tinggal bersama karena isteri belum dewasa. 2.
nikah yang dilangsungkan menurut Syari‟at Islam memenuhi rukun dan syarat nikah, dihadapan PPN dan telah memperoleh salinan akta nikah,
namun masih bersifat intern keluarga da belum diadakan resepsi pernikahan serta suami-isteripun belum tinggal bersama.
3. nikah yang hanya dilangsungkan menurut ketentuan Syari‟at Islam saja,
namun karena terbentur PP No. 101983 jo. PP No. 451990 pernikahan tersebut dilangsungkan secara diam-diam dan dirahasiakan untuk
menghindari hukuman disiplin.
5
A. Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum PernikahanNTCR, Bandung: Al-bayan, 1994, Cet.1, h.22
15
Dari ketiga bentuk atau type nikah di atas, menurut Masjfuk Zuhdi yang mengandung pengertian nikah sirri adalah type yang ketiga.
6
Senada dengan pendapat di atas, Moh. Daud Ali mengemukakan bahwa nikah sirri adalah pernikahan yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui
orang lain. Perkawinan di bawah tangan nikah sirri adalah perkawinan yang dilakukan tanpa adanya pencatatan perkawinan dicatatan sipil bagi non muslim,
sedangkan bagi orang muslim perkawinannya tidak dicatatat di Kantor Urusan Agama KUA. Perkawinan dibawah tangan adalah perkawinan yang
dilaksanakan hanya berdasarkan ketentuan agama saja tanpa adanya pencatatan oleh Pegawai Pencatan Nikah PPN.
7
B. Argumentasi Nikah Sirri