kebijakan moneter dapat lebih efektif dalam mempengaruhi gerakan ekonomi dalam jangka pendek.
Financial Accounting Standar Board FASB mendefinisikan nilai tukar sebagai rasio antara satu unit mata uang dan jumlah mata uang lainnya yang dapat
ditukar pada suatu waktu tertentu. Gain atau loss transaksi mata uang asing akan dimasukkan dalam laba bersih pada periode terjadinya transaksi nilai tukar. Dalam
usaha untuk menentukan apakah kerugian dari nilai tukar berpengaruh terhadap reaksi pasar modal maka digunakan harga saham sebagai proxy.
2.7 Inflasi A.
Pengertian Inflasi
Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai hampir di semua negara-negara di dunia adalah inflasi. Pengertian inflasi dibagi dalam dua
bagian, yaitu : 1 Pengertian inflasi dalam arti sempit atau relatif didefinisikan sebagai suatu periode
dimana kekuatan membeli kesatuan moneter menurun atau terjadi kenaikan harga dari sebagian besar barang dan jasa secara umum secara terus menerus. jlka
kenaikan barang dan jasa hanya satu atau beberapa macam tidak dapat dikatakan telah terjadi inflasi, begitu juga kenaikan barang dan jasa yang bersifat kejutan
sekali waktu musiman seperti pada hari raya Islam dan Natal, juga tidak dapat dinamakan dengan inflasi Kusnadi, 1996:276.
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
2 Pengertian inflasi dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu kenaikan relatif dan sekonyong-konyong yang disproporsional besar dalam tingkat harga umum.
Inflasi dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito {deposit currency dalam peredaran banyak, dibandingkan dengan jumlah barang-barang serta jasa-jasa
yang ditawarkan atau bila karena hilangnya kepercayaan terhadap mata uang nasional, terdapat adanya gejala yang meluas untuk menukar dengan barang-barang.
Suatu kenaikan normal dalam tingkat harga setelah sesuatu periode depresi, umumnya tidak dianggap sebagai keadaan inflasi. Winardi, 1995:235. Ada dua
teori yang membahas tentang inflasi, yaitu : 1 Teori Kuantitas
Teori ini dikenal teori kaum monetaris monetaris models yang menekankan kepada peranan jumlah uang yang beredar dan harapan ekspektasi masyarakat
mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. 2 Teori Struktural
Teori ini mengatakan bahwa inflasi bukan semata-mata dikarenakan fenomena moneter, tetapi juga oleh fenomena struktural.
Hal ini terjadi umumnya di negara-negara sedang berkembang yang umumnya masih bercorak agrans ataupun mengenai hal yang berhubungan dengan luar
negeri, misalnya lerm of fraoe, utang luar negeri dan kurs valuta asing dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik.
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
Tiga hal yang terjadi dari adanya kesenjangan atau kendala struktural structural batleneck dalam perekonomian negara berkembang Atmaja, 1999:54-
67, yaitu : a. Supply dari sektor pertanian pangan yang tidak elastis. Hal ini karena
pengelolahan sektor pertanian yang masih menggunaklan metode dan teknologi yang sederhana, sehingga supply tidak mampu mengimbangi pertumbuhan
permintaannya. b. Cadangan valuta asing yang terbatas kecil dari akibat pendapatan ekspor yang
lebih kecil daripada pembiayaan impor. Keterbatasan cadangan valuta asing mengakibatkan kemampuan mengimpor terbatas pula, sehingga laju
pembangunan menjadi Iambat. Ditambah dengan adanya demosntration effect yang menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat, hal ini seringkali
menyebabkan pertumbuhan supply tidak dapat mengimbagi laju pertumbuhan permintaan.
c. Pengeluaran pemerintah terbatas. Hal ini disebabkan oleh sektor penerimaan rutin yang terbatas, yang tidak cukup membiayai pembangunan sehingga terjadi defisit
yang mengakibatkan dibutuhkannya pinjaman luar negeri atau pada umumnya dengan pencetakan uang.
B. Jenis-Jenis Inflasi
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
Dalam teori ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dalam pengelompokkan tertentu:
1 Penggolongan inflasi didasarkan atas derajat parah tidaknya inflasi tersebut Kusnadi, 1996:227. Ada empat macam, yaitu :
a. Inflasi ringan dibawah 10 single digit. b. Inflasi sedang antara 10 - 30
c. Inflasi tinggi antara 30 -100 d. Hyperinflastion diatas 100
2 Penggolongan inflasi berdasarkan penyebabnya Boediono, 1996:162, dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Demand Pull Infation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan agregat demand masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasil
produksi di pasar barang. b. Cost Pull Inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan bergesemya kurva agregat
penawaran ke arah kiri atas. Faktor-faktor yang menyebabkan kurva agregat penawaran bergeser adalah meningkatnya harga-harga faktor produksi bark
yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri di pasar faktor produksi, sehingga menaikkan harga komoditi dipasar komoditi.
3 Penggolongan inflasi menurut asalnya Boediono, 1996:162, dibedakan menjadi dua, yaitu :
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
a. Domestic inflation, yaitu inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolahan perekonomian baik di sektor riil ataupun di
sektor
moneter dalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat. b. Imported inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh karena adanya kenaikan
harga-harga komoditi dr luar negeri di negara asing yang memrliki hubungan perdagangan dengan negara yang bersangkutan.
C. Sumber-sumber Inflasi di Indonesia
Faktor utama yang menjadi penyebab timbulnya inflasi di Indonesia, yaitu: 1 Jumlah Uang Yang Beredar
Menurut kaum monetaris jumlah uang yang beredar merupakan faktor utama penyebab inflasi. Di Indonesia jumlah uang beredar lebih banyak diterjemahkan
dalam konsep narrow money Ml karena masih ada anggapan bahwa uang kuasi hanya merupakan bagian dari hkuiditas perbankan.
2 Defisit Anggaran Belanja Pemerintah Anggaran Belanja Pemerintah Indonesia yang defisit banyak sekali menyangkut
tentang struktural ekonomi Indonesia. Pemerintah Orde Lama membiayai defisit anggaran belanja ini dari dalam negeri dengan cara melakukan pencetakan uang
baru, sehingga menyebabkan tekanan inflasi yang hebat. Tetapi sejak era orde baru, defisit anggaran belanja ini ditutup dengan pinjaman luar negeri yang
tampaknya relatif aman terhadap tekanan inflasi. Sejak berubahnya orientasi ekspor Indonesia ke komoditi non migas sejalan
merosotnya harga minyak bumi dipasar ekspor menyebabkan kemampuan
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional berkurang pula, sehingga pemenntah tidak dapat mempertahankan menjadi motor penggerak pembangunan.
Kondisi ini secara bertahap menyebabkan beralihnya penggerak pembangunan. Kondisi ini secara bertahap menyebabkan beralihnay penggerak utama
pembangunan nasional ke pihak swasta nasional, dengan demikian sumber tekanan inflasi pun beralih dari pemerintah ke non pemerintah swasta. Atmaja,
1999:54-67. 3 Faktor dalam Penawaran Agregat dan Luar Negeri.
Kelambanan faktor penawaran agregat disebabkan oleh adanya hambatan struktural yang ada di Indonesia. Harga pangan merupakan salah satu
penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di lndonesia. Umumnya laju penawaran bahan pangan tidak dapat mengimbangi permintaannya, sehingga
menyebabkan excess demand. Sedangkan disisi lain metode dan teknologi yang digunakan masih kurang canggih dan tidak maximal Atmaja, 1999.
2.8 Penelitian Terdahulu