Teori Suku Bunga Pinjaman

2.5 Teori Suku Bunga Pinjaman

A. Definisi Teori Suku Bunga

Menurut Hubbard 1997 dalam Laksmono 2001, bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower atas pinjaman yang diterima dan imbalan lender atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung. Menurut Kern dan Guttman 1992 seperti diuraikan Laksmono 2001 menganggap suku bunga merupakan sebuah harga dan sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Laksmono et.al., 2001:128. Para ekonom membedakan suku bunga , yaitu: 1 Suku bunga Nominal, yaitu suku bunga yang dapat diamati di pasaran. 2 Suku bunga Riil yaitu suku bunga yang secara konsep diukur tingkat mengembaliannya setelah dikurangi inflasi. 3 Suku bunga Jangka Pendek yaitu suku bunga yang jatuh tempo {maturity satu tahun atau kurang. 4 Suku bunga Jangka Panjang yaitu suku bunga yang jatuh tempo maturuty lebih dari satu tahun. Dalam pasar keuangan dikenal berbagai macam bunga yang disediakan para debitur sebagai suatu daya tarik kepada kreditur untuk melakukan investasi. Tipe bunga sangat bervariasi dari suatu pasar ke pasar yang lain. Secara umum dikenal lima macam bunga dipasar keuangan sebagai berikut: Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 1. Bunga kuponCoupon rate Bunga kupon adalah tingkat bunga yang dijanjikan oleh penerbit sekuritas sesuai dengan kontrak. Penerbit kontrak atau debitur menyetujui untuk melakukan pembayaran sejumlah bunga tertentu saat melakukan pertukaran obhgasi atau sekuritas lam. Bunga dibayar = Tingkat bunga kupon x Nilai nominal 2. Metode Bunga Sederhana Metode bunga sederhana digunakan untuk membebankan kepada debitur terhadapbunga pinjaman atau sekuritas selama jangka waktu pinjaman. Jumlah pembayaran bunga akan menurun apabila sebagian pinjaman dilunasi. Formula untuk metode bunga sederhana adalah sebagai berikut: I = P x r x t P = Jumlah pokok pinjaman r = tingkat bunga t = waktu meminjam biasanya dalam tahun 3. Add-on Rate oflnterest Metode add-on Rate oflnterest adalah dimana bunga dihitung dari seluruh pokok pmjaman ditambah bunga pinjaman dibagi jumlah angsuran. Metode ini meningkatkan jumlah bunga efektif yang harus dibayar. Sebab jumlah pokok pinjaman dihitung selama 1 tahun untuk membebankan bunga, meskipun pokok pinjaman telah diangsur, tetapi bunga yang harus dibayar sebesar 1 tahun. Hal ini terjadi karena jumah rata-rata yang dipinjam menurun jika sebagian dibayar. Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 4. Metode diskon Discount Method Dengan metode ini bunga ditentukan sebelum pinjaman dikeluarkan. Kemudian bunga dikurangkan dari jumlah pokok pinjaman, selanjutnya selisih diberikan kepada debitur. 5. Compound Interest Beberapa institusi keuangan, khususnya bank komersial dan institusi pinjaman non bank membayar compound interest kepada para nasabahnya pada tanggal tertentu. Pada metode ini bunga dihitung dari pokok pinjaman. Kemudian jumlah pokok pinjaman akan meningkat menjadi jumlah pokok pinjaman ditambah besarnya bunga. Jadi, bunga yang dibebankan periode tersebut akan menambah jumlah pokok ketika menghitung jumlah bunga periode yang akan datang. Biasanya bank atau institusi yang menerapkan metode ini harus mengungkapkan hal ini kepada nasabah atau kreditur sebelum kontrak dilakukan. Ini diwajibkan kepada bank atau institusi yang bersangkutan kepada nasabah untuk menghindari manipulasi.

B. Penentuan Suku Bunga

Menurut Edward dan Khan 1985 mengidentifikasikan faktor penentu suku bunga menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar JUB, dan inflasi yang diharapkan. Sedangkan faktor eksternal merupakan penjumlahan suku bungaluar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing yang diharapkan. Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 Adapun penjelasan teoritis mengenai proses penentuan suku bunga yaitu dengan The Monetary Theory Likuidity Preference Theory. Dalam teori ini pendekatan moneter dikembangkan oleh ekonom penganut aliran Keynes yang lebih mengutamakan peranan uang. Pendekatan ini menekankan pentingnya peranan spekulasi dalam membentuk ekspektasi. Argumentasi yang diberikan menurut Kern dan Guttman 1992:4 dalam Laksmono 2001 adalah : Walaupun suku bunga sangat rendah selama masa resesi, orang akan tetap memegang uang dibandingkan menginvestasikannya, sehingga tingkat bunga yang direncanakan dan tingkat investasi yang diperlukan tidak sama dengan kondisi normal . Laksmono et.al, 2001:130. Argumen tersebut merupakan pijakan dasar bagi pendekatan moneter sehingga pendekatansuku bunga bergantung pada penawaran dan permintaan untuk memegang uang dan unsur spekulatif mendorong adanya ketidak seimbangan jangka panjang. Dalam kerangka teori Keynes, uang dipegang bukan hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga precautionary semata-mata, tetapi juga untuk tujuan spekulatif. Oleh karena itu uang dipegang sebagai alternatif terhadap obligasi untuk memperoleh keuntungan jika suku bunga meningkat yang berakibat pada turunnya harga obligasi, sehingga ada kesempatan untuk membeli obligasi pada harga yang lebih menguntungkan. Sebaliknya jika ekspektasi suku bunga akan turun maka harga obligasi akan meningkat, orang akan lebih cenderung memgang obligasi daripada uang. Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan pembayaran penggunaan sebuah sumber daya yang langka uang. Tingkat bunga adalah harga Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 yang dikeluarkan debitur untuk mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka tersebut. Akan tetapi, uang yang dikeluarkan oleh debitur tersebut menerima kemungkinan adanya kerugian berupa resiko tidak diterimanya tingkat bunga tertentu. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid karena uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat. Sedangkan surat obligasi tidak dapat untuk membeh sesuatu kecuali kalau diubah terlebih dahulu kedalam uang tunai. Keynes berpendapat permintaan terhadap uang merupakan tindakan rasional. Meningkatnya permintaan uang akan meningkatkan tingkat bunga. Investasi pada surat obligasi pada saat bunga naik mengakibatkan kerugian capital gain.

C. Penentuan Suku Bunga Di Indonesia

Menurut Bond dan Kurniati 1994 dalam Laksmono 2001, suku bunga domestik sangat terkait dengan suku bunga mternasional. Hal ini disebabkan baiknya akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang tidak fleksibel. Peningkatan akses tersebut telah memperbesar kendala manajemen moneter Bank Indonesia. Setiap upaya untuk memperngaruhi money supply dengan meningkatkan suku bunga diatas suku bunga internasional akan mendapat gangguan dari arus modal masuk berjangka pendek.

D. Term Structure of lnterest Rates.

Menurut Hubbard 1997:141-142 dalam teori ini menerangkan adanya variasi pendapatan yields surat-surat berharga yang memiliki resiko, likuiditas dan karakteristik biaya informasi yang serupa tetapi memiliki maturity yang berbeda. Analis pasar menggunakan pendapatan sampai jatuh tempo [yield to maturity Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 instrumen bebas resiko risk free instrument sebagai fungsi jangka waktu untuk mendapatkan informasi ekspektasi investor tentang kondisi pasar mendatang Miskhin, 1995:157. Salah satu cara melihat ekspektasi inflasi di dalam suku bunga nominal adalah dengan menggunakan yield curve. Yield Curve merupakan hubungan antara pendapatan atau suku bunga rate ofreturn dengan jangka waktu term of maturity. Pada dasarnya bentuk yield curve memiliki keterkaitan dengan mekanisme transmisi kebijakan moneter. Secara konvensional, transmisi kebijakan moneter terjadi dari suku bunga jangka panjang. Suku bunga jangka panjang pada gilirannya akan mempengaruhi permintaan agregat. Ada 3 teori term of structure yang menjelaskan hubungan antara suku bunga yang berbeda jangka waktu Laksmono, 2001, yaitu: 1 Segmented Market Theory Segmented Market Theory mengatakan pendapat masing-masing instrumen dengan jangka waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan pasokan pasar yang berbeda. Teori ini mengasumsikan pemimjam dan pemberi pinjaman memiliki preferensi terhadap jangka waktu tertentu, dalam teori ini peminjam dan pemberi pinjaman tidak berpindah dari satu pasar ke pasar lain sehingga intrumen dengan jangka waktu berbeda tidak saling bersubstitusi. Pendapatan di tiap pasar tercipta dari permintaan dan pasokan di pasar tersebut. Yield curve yang meningkat menunjukkan adanya permintaan instrumen jangka pendek yang lebih besar dibandingkan permintaan instrumen jangka pendek sehingga pendapatan instrumen jangka pendek relatif lebih rendah. Yield curve Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 mendatar menunjukkan permintaan instrumen jangka pendek yang sama dengan jangka panjang. Yield curve menurun menunjukkan permintaan instrumen jangka pendek yang lebih kecil dibandingkan jangka panjang, maka dapat disimpulkan adanya kecenderungan investor umumnya lebih senang memegang instrumen jangka pendek dibandingkan jangka panjang. 2 Expeciation Theory Expectation Theory menganggap instrumen jangka waktu berbeda saling bersubtitusi sempurna. Suku bunga merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek selama penode instrumen jangka panjang. Teori ini menjelaskan perbedaan term structure of interesl rate yang dicerminkan oleh perubahan bentuk Ekspektasi suku bunga 1 bulan ke depan adalah 2 7 - 6 = 8 . Apabila suku bunga untuk semua jangka waktu sama, maka ekspektasi suku bunga juga tetap. yaitu 6 . 3 Preferred Habitat Theory Preferred Habitat Theory mengatakan bahwa suku bunga jangka panjang merupakan rarta-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen jangka panjang ditambah dengan liquidity premium yang besarnya tergantung pada kondisi penawaran dan permintaan saat itu. Teori ini mengasumsikan adanya substitusi antar instrumen dan adanya preferensi investor atau instrumen tertentu yang disebut juga substitusi tidak sempurna. Dalam preferred huhitat theory, suku bunga pada periode n sama dengan rata-rata dari Ekspektasi suku bunga bulan ke depan selama periode n ditambah dengan premium. yield curve dari Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 waktu ke waktu dan juga menerangkan kecenderungan suku bunga instrumen jangka waktu yang berbeda bergerak searah karena adanya subtitusi, selain itu menerangkan bahwa yield curve dapat memberikan prediksi ekspektasi suku bunga jangka pendek dari suku bunga jangka panjang saat ini. Misalnya suku bunga suku bunga obligasi 1 bulan adalah 6 , suku bunga suku bunga untuk 2 bulan 7 , 3 bulan sebesar 8 dan 4 bulan 9 . Suku bunga 2 bulan adalah rata-rata dari suku bunga 1 bulan dan ekspektasi satu bulan ke depan atau : Adanya liquidity premium membedakan teori ini dengan lainnya. Umumnya peminjam dana menawarkan liquidity premium yang positif untuk menarik pembeli instrumen jangka panjang sebagai kompensasi atas resiko likuiditas yang lebih besar dibandingkan instrumen jangka pendek.

2.6 Nilai Tukar Mata Uang