4. Prospect, yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, mempunyai prospek atau sebaliknya.
5. Payment yaitu suatu ukuran kemampuan nasabah untuk mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit
6. Profitability adalah untuk menganalisa bagaimana kemampuan nasabah dalam memperoleh laba.
7. Protection adalah bagaimana untuk menjaga agar kredit yang diberikan mendapat jaminan perlindungan sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman.
Setiap manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam sesuai dengan hakekatnya selalu meningkat sedangkan
kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan cita-citanya
yaitu bantuan dari bank dalam bentuk tambahan modal. Sebagai lembaga keuangan, peranan bank dalam perekonomian sangatlah
dominan. Hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan bank dengan fasilitas kreditnya. Begitu dominannya pemberian kredit bank, sampai
banyak ahli berpendapat bahwa tidak satupun usaha bisnis didunia ini yang bebas dari kredit. Bahkan negara-negara kayapun banyak memerlukan kredit dari lembaga-
lembaga keuangan internasional, apalagi negara-negara menengah dan miskin.
2.4 Teori-teori Pertumbuhan
Ekonomi
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidikan yang sudah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Adam Smith dalam bukunya An Inquiry into
the Nature and Causes of the Wealth Nations atau dengan ringkas, The Wealth of Nations, pada hakikatnya adalah suatu analisis mengenai sebab-sebab dari berlakunya
pertumbuhan ekonomi dan faktor yang menentukan pertumbuhan itu. Teori pertumbuhan klasik, menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi
yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami
perubahan. Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang baru diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita
dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk,
produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang
akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi
semakin lambat pertumbuhannya. Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut merupakan: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan
suatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-
perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan. Menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan
yaitu penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi
yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi. Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk
mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau
“stationary atau state”. Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat
pertumbuhan yang tinggi. Teori Harrod-Domar, dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan
ekonomi, teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau
steady growth dalam jangka panjang. Dalam analisisnya Harrod-Domar menunjukan bahwa, walaupun pada suatu tahun tertentu misalnya tahun 2002 barang-barang
modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat dalam tahun 2002 yaitu
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
AE = C+I, akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya tahun 2003.
Teori Pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits
dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
AY = f AK,AL,AT Dimana :
AK adalah tingkat pertumbuhan modal AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk
AT adalah tingkat pertumbuhan taknologi Analisis solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan
itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi
bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran
tenaga kerja.
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
2.5 Teori Suku Bunga Pinjaman