Uji Determinasi R-squared Uji Simultan Uji-F Uji Parsial Uji-t

dengan dilihat dari daya beli masyarakat yang meningkat ditambah dengan adanya peningkatan kebutuhan pokok masyarakat meningkat

4.2. Analisis dan Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil regresi dari data sekunder yang diolah dengan menggunakan Program eviews 5.1. diperoleh hasil sebagai berikut: LPKK = 14,41 + 0,715 LPDRB – 0,991 LSPB + 0,452LINF Std Error 1,57 0,09 0,53 0,106 t-statistik 9,12 7,92 1,86 4,26 __________________________________________________________________ R-squared 0,801 F-statistic 28,20535 Adjusted R-squared 0,772 ProbF-statistic 0,000000 Durbin-Watson stat 1,730 ________________________________________________________________ Sumber: Hasil Penelitian 2009

4.2.1. Uji Determinasi R-squared

Koefisien determinasi sebesar 0,801 menunjukkan bahwa 80,1 persen dari variasi variabel Permintaan Kredit Konsumsi mampu dijelaskan oleh variasi variabel PDRB, Suku Bunga Pinjaman, dan Inflasi sedangkan 18,9 persen lainnya dijelaskan oleh variabel diluar model yang diteliti.

4.2.2. Uji Simultan Uji-F

Dilihat dari nilai F-statistik menunjukkan F-hitung 28,20 F-tabel 2.86, signifikan pada tingkat keyakinan 95 persen atau = 5, artinya adalah sangat signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendapatan PDRB, Suku Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 Bunga Pinjaman SBP, dan Inflasi INF secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK Bank Pemerintah di Sumatera Utara.

4.2.3. Uji Parsial Uji-t

Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian t-statistik dilakukan dengan cara membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel. Gujarati, 2003 t-tabel = { ; df n-k } Keterangan : = Level of significance, atau probabilitas menolak hipotesis yang benar. n = Jumlah sampel yang diteliti. K = Jumlah variabel independen termasuk konstanta. Se = Standar error. Pengaruh variabel Pendapatan PDRB terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK menunjukkan t-hitung sebesar 7,92 lebih besar dari t-tabel 1,724 pada = 0.05 yaitu 0,175 menunjukkan bahwa dengan naiknya pendapatan LPDRB Sumatera Utara sebesar 1 persen akan menaikkan permintaan kredit konsumtif LPKK sebesar 0,175 persen. Hal ini berarti variabel Pendapatan PDRB signifikan pengaruhnya terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK, hal ini juga sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa PDRB berpengaruh Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009 secara positif terhadap permintaan kredit konsumtif bank pemerintah di Sumatera Utara. Pengaruh variabel Suku Bunga Pinjaman SBP terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK menunjukkan t-hitung sebesar 1,86 lebih besar dari t-tabel 1,724 pada = 0.05 yaitu - 0,991, menunjukkan bahwa dengan turunnya suku bunga pinjaman LSBP sebesar 1 persen akan menaikkan permintaan kredit konsumtif LPKK sebesar 0,991 persen. Hal ini berarti variabel Suku Bunga Pinjaman SBP signifikan pengaruhnya terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK bank pemerintah di Sumatera Utara. Pengaruh variabel Inflasi INF terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK menunjukkan t-hitung sebesar 4,26 lebih besar dari t-tabel 1,724 pada = 0.05 yaitu 0,452. menunjukkan bahwa dengan naiknya infalsi LINF sebesar 1 persen akan menaikkan permintaan kredit konsumtif LPKK sebesar 0,452 persen. Hal ini berarti variabel Inflasi INF signifikan pengaruhnya terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK, hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu Inflasi mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan kredit konsumtif bank pemerintah di Sumatera Utara

4.3. Uji Asumsi Klasik