secara positif terhadap permintaan kredit konsumtif bank pemerintah di Sumatera Utara.
Pengaruh variabel Suku Bunga Pinjaman SBP terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK menunjukkan t-hitung sebesar 1,86 lebih besar dari t-tabel 1,724
pada = 0.05 yaitu - 0,991, menunjukkan bahwa dengan turunnya suku bunga pinjaman LSBP sebesar 1 persen akan menaikkan permintaan kredit konsumtif
LPKK sebesar 0,991 persen. Hal ini berarti variabel Suku Bunga Pinjaman SBP signifikan pengaruhnya terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK bank
pemerintah di Sumatera Utara. Pengaruh variabel Inflasi INF terhadap Permintaan Kredit Konsumsi PKK
menunjukkan t-hitung sebesar 4,26 lebih besar dari t-tabel 1,724 pada = 0.05 yaitu 0,452. menunjukkan bahwa dengan naiknya infalsi LINF sebesar 1 persen
akan menaikkan permintaan kredit konsumtif LPKK sebesar 0,452 persen. Hal ini berarti variabel Inflasi INF signifikan pengaruhnya terhadap Permintaan Kredit
Konsumsi PKK, hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu Inflasi mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan kredit
konsumtif bank pemerintah di Sumatera Utara
4.3. Uji Asumsi Klasik
4.3.1. Uji Multikolinearitas
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik pada hasil estimasi variabel variabel bebas, sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Hasil Estimasi Uji Multikolinearitas
Variabel Nilai R
2
LPKK = fLPDRB, LSBP, LINF LPDRB = fLSBP, LINF
LSBP = fLPDRB, LINF LINF = LPDRB, LSBP
0,801 0.126
0.125 0.012
Sumber: Hasil Peneliatian 2009 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R
2 LPKK = fLPDRB, LSBP, LINF
= 0,801 lebih besar dibandingkan dengan nilai R2 dalam regresi parsial, R
2 LPDRB = fLSBP, LINF
= 0,126, R
2 LSBP = fLPDRB, LINF=
0,125, dan R
2 LINF = LPDRB, LSBP
=0,012. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model empiris LPKK = fLPDRB, LSBP, LINF tidak
ditemukan adanya gejala multikolinieritas.
4.3.2. Uji Autokorelasi
Selanjutnya dilakukan Uji Autokorelasi dengan menggunakan LM Test sebagaimana disajikan pada Tabel.4.2.
Tabel 4.3. Hasil Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
52.08246 Probability 0.000000
ObsR-squared 21.14338 Probability
0.256314 Sumber: Hasil Penelitian 2009
Melalui Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dari program Eviews 5.1. terlihat nilai Obs R-squared mempunyai probabilitas 0.256314 dan ini lebih
Mohammad Yusuf : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah Di Sumatera Utara, 2009
besar dari g penelitian 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi
pada model regresi. Berdasarkan uji d Durbin-Watson D-W Test ini bahwa nilai D-W terletak
antara 0 0,05 0,064, maka hipotesis ini tidak terdapat autokolerasi pada model ini.
4.3.3. Uji Heterokedastisitas
Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji White Heteroscedasticity test yang tersedia di Eviews 5.1. seperti yang terlihat
dibawah ini. Tabel 4.4. Uji Heterokedastisitas
White Heteroskedasticity Test: F-statistic
2.557982 Probability 0.057067
ObsR-squared 11.50589 Probability
0.073944 Sumber: Hasil Penelitian 2009
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Observed R-Squared 11.50589 dan memiliki nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0.073944, maka dapat
ditarik kesimpulan tidak terdapat heterokedastisitas.
4.4. Pembahasan hasil estimasi variabel yang mempengaruhi Permintaan