T = 23 °C P = 760 mm Hg
Kelembaman udara mutlak = 11 grm³ N = 10 kali jumlah picuan
4.1.1 Analisa Tegangan Break Down Sphere Gap
Berdasarkan persamaan 2-27 dan hasil pengujian seperti pada Data I, maka tegangan tembus elektroda bola,
break down terjadi pada keadaan tegangan rata-rata sebesar 18,5 kV.
Sedangkan, tegangan tembus bola sesui dengan Tabel Standard Elektroda Bola Lampiran I dengan kondisi yang sama diperoleh sebesar 17,4 kV.
Sehingga, bila dibandinggkan dari kedua nilai besar tegangan tembus bola tersebut maka diperoleh toleransi sebesar:
Toleransi = 5
, 17
5 ,
18 5
, 17
− = 5,71 , atau sebesar 1 kV. Nilai toleransi ini
terjadi mungkin diakibatkan oleh peralatan yang juga mempunyai batas toleransi, namun hasil tersebut menunjukkan performansi
shere gap masih normal.
4.2. Data Pengujian Pembangkit Impulsa
Rangkaian pembangkit tegangan impulsa dengan model RC yang dilakukan
pada penelitian ini adalah sesuai dengan Gambar 2.7. Namun, untuk pengujian performansi pembangkit tegangan impulsa tersebut dilakukan sesuai dengan
rangkaian elektronik seperti pada Gambar 3.1 dan dengan data peralatan secara fisik adalah Gambar 4.1, di halaman berikut ini.
Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009
Gambar 4.1. Peralatan Pembangkit Tegangan Impulsa RC
Data I. Data peralatan pembangkit tegangan Impulsa 1.Generator YHIG-100KV, 5KVA dengan pemicu F.
2. Rd = 416 ,140 kV; Re = 9500 , 140 kV. 3. Cs = 6000 pF, 140 kV; Cb = 1200 pF, 140 kV.
4. Alat ukur AVO meter. 5. Oscilloscope dan X-Y Recorder YEW 3023
Berdasrkan rangkaian Gambar 4.1, maka diperoleh satu set data pengukuran pada pengujian tegangan impulsa adalah seperti pada Tabel 4.1, berikut ini.
1
F
Tabel 4.1. Data Pegujian Tegangan Impulsa T= 23 ∇C; P= 760 mm Hg.
t impuls 50 = 50 µs. N = 10 kali jumlah picuan No
Tegangan Input, Ui, DC, kV
Tegangan Impulsa rata-rata, Ut, kV
1 5 4,1
2 6 4,9
3 7 5,7
4 8 6,6
5 9 7,4
6 10 8,2
7 12 9,6
8 14 11,5
Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009
4.2.1. Analisis Data Pengujian Pembangkit Impulsa
Berdasarkan data pengukuran pada Tabel 4.1, maka hubungan tegangan antara tegangan input,
Ui dan tegangan output, impulsa, Ut untuk beberapa kondisi tegangan input dapat dianalisis dengan metoda pendekatan
Least Square. Dengan demikian, bila data tegangan seperti pada tabel 4.1 digrafikkan maka
akan diperoleh suatu grafik antara tegangan input dan output seperti pada Gambar 4.2 berikut ini, adalah linier, dan bentuk persamaannya adalah seperti pada
persamaan 4.1.
2 4
6 8
10 12
14 2
4 6
8 10
12
Ui, kV U
t, k
V Grafik Tegangan Input vs Output Impulsa
Gambar 4.2. Hubungan Tegangan input vs output impulsa 014
. 817
. −
= Ui
t U
Volt 4.1
Sedangkan, bentuk gelombang tegangan output yang berbentuk impulsa adalah seperti pada Gambar 4.3.berikut ini.
Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
t, us U
t ,
k V
Grafik Ut vs t
Ut
Gambar 4.3. Bentuk tegangan Impulsa, Ut terhadap waktu.
Berdasarkan persamaan garis seperti pada persamaan 4-1 diatas, maka diperoleh efisiensi pembangkit tegangan impulsa adalah sebesar 81,7 pada
harga puncak seperti pada gambar 4.3 diatas, sedangkan sesuai dengan persamaan efisiensi,
η pembangkit pada persamaan 2.26 diperoleh:
b s
s
C C
C +
≈
η = 83,30 .
Perbedaan efisiensi dari kedua hasil tersebut disebabkan oleh penurunan unjuk kerja sistem peralatan secara keseluruhan akibat usia peralatan namun
sangat memuaskan dan layak diaplikasikan karena perbedaanya hanya sebesar 1,6 atau untuk tegangan input sebesar 10 kV hanya sebesar 160 V.
Sedangkan bentuk impulsa melalui monitor osiloskop diperoleh bentuk tegangan output impulsa seperti Gambar 4.4 berikut.
Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009
Gambar 4.4. Bentuk Gelombang Impulsa, Ut dari Osiloskop
4.3. Penentuan Potensial, Sudut dan Impulsa