Bentuk Impulsa Vi, Velek Terhadap Waktu Penentuan Kondisi Rupture

10 20 30 40 50 60 10 20 30 40 50 60 70 Grafik Es, Velek, Vin -vs-Teta Secteta T e g a n g a n :E s , V e le k , V in , k V Esdv = 0,14 V Esdv = 1,4 V Velekdv = 0,14 V Velekdv = 1,4 V Vindv = 0,14 V Vindv = 1,4 V Gambar 4.8. Grafik Hubungan Pengaruh Sudut terhadap Vin, Velek, Es.

4.3.4. Bentuk Impulsa Vi, Velek Terhadap Waktu

Bentuk gelombang tegangan impulsa, Velek dan Vi terhadap waktu, t dapat digambarkan berdasarkan persamaan 4-1 dan 4-5. Untuk sudut tertentu, yaitu pada sudut = 0 ∇ , dapat diperoleh seperti pada Gambar 4.9, berikut ini. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 t, us Ve le k , Vi , k V Vi, Velek-vs-t Velek Vi Gambar 4.9. Bentuk Tegangan Impulsa Velek kV -vs- tµs. Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009 Dari betuk grafik seperti pada Gambar 4.10 di atas menunjukkan bahwa, bentuk tegangan impulsa yang di hasilkan dari switching shere gap adalah sesuai dengan bentuk pelepasan energi yang tersimpan dari kapasitor storage ke elektroda, Velek. Demikian juga, dari Gambar 4.9, terlihat selisih diantara ke-dua impulsa akibat efisiensi dari generator tegangan, Vin.

4.3.5. Penentuan Kondisi Rupture

Membran sel, seperti telah dijelaskan pada bahagian 2.3, adalah terdiri dari Lipoprotein Lipid lemak dan protein dan karbohidrat yang bersifat semipermeabel sehingga memungkinkan molekul-molekul atau ion-ion dapat masuk atau keluar dari membran tersebut. Adanya ion-ion positif di luar sel dan ion-ion negative didalam sel, yaitu , Cl¯, A¯ dan sebagainya Gabi, et al.,2007 maka akan menimbulkan suatu beda potensial yang juga memenuhi hukum Nernst. Secara quantitatif, persamaan potensial dalam keadaan normal, resting potential, dalam sel menurut Goldman-Hodgkin-Katz adalah sesuai dengan potensial Nernst termasuk konsentrasi anion-anionnya Gabi et al.,2007. Kemudian, berdasarkan analogi elektronik telah dibuat seperti pada Gambar 2.13 Kraus, 1999. + + + + Ca K Na , , Beda potensial Nernst akibat perbedaan konsentrasi ion-ion dalam keadaan normal adalah sekitar 140 mV. Sedangkan proses terjadinya kondisi rusak, break down atau rupture, adalah ketika membran sel dibawah pengaruh medan elektrik E maka akan terjadi perpindahan ion-ion positif kedalam membran dan ion-ion negative keluar dari membran. Bila keadaan ini terus berlangsung dan dengan intensitas medan elektrik E yang kuat yang dipresentasikan oleh potensial Nernst maka dapat mengakibatkan sifat membran sel menjadi irreversible akibat terjadinya ionisasi yang berantai. Hal ini sejalan dengan Potensial Transmembran, PTN Jayamkondan et al., 1999; Lebovka et al., 2003; Fang et al., 2006. Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009 Disisi lain, membran sel dapat dianalogikan sebagai suatu bahan dielektrik pada sebuah kapasitor atau pada elektroporasi, yang mengandung muatan positif dan negatif seperti dijelaskan pada bahagian 2.2.5. Proses terjadinya keadaan breakdown pada kapasitor adalah apabila potensial diantara kedua elektroda melampaui batas medan elektrik yang terjadi pada bahan dielektrik maka akan terjadi kerusakan permanen atau terjadi kebocoran. Sedangkan secara matematis, penentuan kondisi rusak rupture, dapat ditentukan dengan persamaan 2-28 atau persamaan 3-2, dimana terjadi penurunan kekuatan dielektrik membran suatu sel ketingkat irreversible yang diperoleh dari hubungan antara tegangan elektroda yang dipresentasikan oleh perbandingan fluks dielektrik sesudah perlakuan terhadap kondisi normalnya, yaitu: untuk kondisi normal, kekuatan dielektrik membran adalah sebagai berikut. D n = o r E n dalam keadaan normal dan, D r = o rr E r dalam keadaan rupture. Dan, bila perbandingan medan elektrik E= E r E n maka, dalam keseimbangan densitas berlaku hubungan sebagai berikut. D n = D r , dan bila disubstitusikan nilai dielektrik membran sel saraf pada keadaan normal sebesar, r = 2 Singh, 2001, maka diperoleh: rr =2E n E r 4-6

4.4. Data Hasil Penelitian Objek