Sistem Pembangkit Pulsa Tegangan Tinggi Transformator Penaik Teganagn

Sehingga dimensi muatan persatuan luas adalah sama dengan densitas fluk elektrik D. Dengan demikian fluks elektrik, D pada bahagian slab atas pada suatu kapasitor seperti gambar 2.4, adalah: E D ε = 2-14 Dimana : Do = densitas fluk elektrik dalam ruang vakum udara, 2 − Cm = permittivitas dalam ruang vakum = 8.85 pFm. E = Vd = intensitas medan elektrik, Vm. V = tegangan elektroda = Velek s ρ = adalah densitas muatan permukaan dari muatan polarisasi yang muncul pada permukaan slab. Persamaan 2-14, berlaku untuk bahan dielektrik linier, isotropic. Sedangkan, D pada bahagian bawah slab dengan bahan dielektrik, terjadi polarisasi di dalam medan elektrik yang menyebabkan densitas muatan permukaan s ρ muncul pada kedua permukaan pada slab dielektrik. Jadi densitas fluk elektrik pada bahan elektrik menjadi: s E D ρ ε + = 2-15 Sedangkan dari persamaan 2-13, P s = ρ , maka persamaan 2-15 berlaku untuk non isotropic non homogen, dengan P adalah polarisasi bahan dielektrik. Atau secara umum dapat ditulis: P E E D D o d + = = = ε ε 2-16

2.2. Pembangkit Tegangan Tinggi

2.2.1. Sistem Pembangkit Pulsa Tegangan Tinggi

Umumnya, sistem catu daya difungsikan sebagai sumber energi listrik pada setiap sistem peralatan elektronik dalam bentuk tegangan dan arus rata. Sedangkan sumber catu daya itu sendiri adalah bersumber dari jaringan listrik PLN. Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009 Pembangkit tegangan impulsa pada dasarnya dapat dibuat dengan gabungan beberapa komponen yang terdiri dari suatu trafo penaik tegangan, dioda penyearah, kapasitor dan suatu jaringan pembentuk pulsa impulsa. Untuk simplifikasi pembangkit tegangan tinggi berpulsa ditunjukkan seperti Gambar 2.5 berikut ini. Trafo Tegangan Tinggi. Dioda Penyearah PLN Pembentuk Impuls Gambar 2.5. Diagram Pembangkit Pulsa.

2.2.2. Transformator Penaik Teganagn

Transformator atau trafo, adalah suatu komponen elektronik passif yang pada dasarnya terdiri dari rangkaian empat ujung yaitu sepasang ujung disebut primer dan ujung yang lain disebut sekunder. Berdasarkan bahan pengisi teras inti, trafo dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu, inti udara, besi dan ferrit. Akan tetapi, untuk trafo daya digunakan teras dari bahan inti besi lunak yang berfungsi sebagai pengkonsentrasi fluk magnetik dari arus kumparan primer ke kumparan sekunder. Fungsi utama transformator adalah untuk mengubah tegangan bolak-balik pada primer menjadi tegangan bolak balik pada sekunder dengan konsep imbas fluks magnetik yang tegangannya dapat dinaikkan atau diturunkan. Berdasarkan hukum induksi Faraday, nilai fluksi magnetik yang berubah dengan waktu t maka akan timbul tegangan gerak listrik sebesar: V= N t ∂ ∂ φ 2-17 Skema umum suatu trafo penaik tegangan dua tingkat dengan teras besi adalah seperti pada Gambar 2.6 berikut ini. Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009 Test Trafo 1 4 5 6 8 Ototrafo Jala PLN Gabar 2.6. Skematik transformator penaik tegangan dua tingkat. Berdasarkan persamaan 2-17, maka tegangan pada kumparan primer dengan jumlah lilitan adalah : 1 N t N V ∂ ∂ = φ 1 1 dan untuk kumparan sekunder adalah: t N V ∂ ∂ = φ 2 2 . Dengan demikian, hubungan tegangan dan jumlah lilitan dapat dinyatakan sebagai berikut. 2 1 2 1 N N V V = = ∂ ∂ ι φ 2-18 Untuk transformator penaik tegangan maka syarat yang harus dipenuhi adalah jumlah lilitan N 2 N 1 . Dan jika didefenisikan, n =N 1 N 2 , maka tegangan sekunder adalah: V 1 =nV 2 2-19 Jika rugi-rugi daya transformator akibat daya joule yang lesap pada konduktor oleh arus primer dan sekunder ataupun arus pusar pada teras diabaikan, umumnya terdiri dari lempeng-lempeng besi yang diisolasi satu dengan yang lainnya, maka daya pada kumparan primer adalah P 1 =V 1 I 1 yang sama besar dengan pada sekunder adalah: P 2 =V 2 I 2 2-20 Sehingga, dari persamaan 2-19 dan 2-20 diperoleh besar arus pada adalah sebesar: 2 I 1 1 2 1 2 nI I V V I = = 2-21 Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009 Namun, untuk tegangan tinggi searah, biasanya trafo uji disulang dari ototrafo dengan sumber tegangan bolak-balik 220V50Hz seperti pada gambar 2.5 diatas. Dengan demikian, trafo uji tersebut dapat membangkitkan tegangan tinggi hingga mencapai ratusan kilovolt, namun tergantung kepada besar tegangan output dari ototrafonya Arismunandar, et al., 1994; Kind, 1978. Bila tegangan output trafo uji adalah V 2 dengan jumlah belitan N 2 dan tegangan ototrafo atau pada sekunder trafo uji adalah V 1 dengan jumlah belitan N 1 maka besar tegangan V 2 Kind, 1978, adalah: k n V V − = 1 1 2 2-22 dimana, k adalah konstanta kapasitansi belitan trafo uji. Akan tetapi, tegangan sekunder tersebut masih dalam bentuk gelombang sinusoidal sehingga harus dilewatkan melalui suatu dioda agar menjadi gelombang berpulsa. Dioda yang digunakan untuk tegangan tinggi umumnya adalah jenis penyearah Villard, Greinacher atau Cockroft-walton, Zimmermann-Wittka Gallager,1983, Bonggas, 2003. Penyearah-penyearah tersebut merupakan pelipat tegangan, namun yang lebih searah tegangan outputnya dari ke-empat jenis tersebut adalah penyearah Greienacher. Disamping itu dioda tersebut diatas, dapat juga digunakan dioda semikonduktor seperti dari bahan selenium yang digunakan seperti pada tabung vakum tinggi. Bahan selenium digunakan karena sangat sesuai dengan keberadaan kapasitansi lapisan deplesi yang tinggi sehingga memungkinkan penyususnan dioda dengan banyak elemen untuk menahan tegangan balik puncak, peak inverse voltage, hingga 600kV Kind, 1978. Namun tegangan output dari semua jenis dioda masih dalam keadaan setengah gelombang, sehingga dapat diratakan dengan suatu kapasitor yang juga bertegangan tinggi yang sekaligus berfungsi sebagai penyimpan energi elektrik. Hal ini dapat digambarkan seperti Gambar 2.7 berikut Tarigan, 2007. Kerista Tarigan : Dampak Medan Elektrik Berpulsa Tegangan Tinggi Terhadap Membran Selluler, 2009 Test Trafo 1 4 5 6 8 Ototrafo Rp D U o t= Cs Gambar 2.7. Rangkaian Pembangkit tegangan tinggi searah.

2.2.3. Pembentuk Impulsa