32
kapasitas baru. Mikroorganisme juga mampu menggunakan bahan polutan dari larutan langsung, sehingga selain efek adsorpsi dicapai efek
pengolahan air lainnya Suprihatin dan Suparno, 2000.
2.6.3 Zeolit
Zeolit umumnya didefinisikan sebagai kristal aluminium silika yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina
dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak
bebas. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mxn.AlO
2
x.SiO
2
y.xH
2
O. Struktur zeolit secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang
kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral dan membentuk polihedra dan akhirnya unit struktur zeolit Putra, 2007.
Partikel zeolit juga berperan sebagai media menumbuhkan flok bakteri. Keuntungan menggunakan zeolit diantaranya:
a. Membuat air yang dalam kondisi pH asam menjadi lebih netral
berdasarkan kapasitas perubahan kation yang besar. b.
Menambah laju aliran secara gravitasi dan sistem pengatur tekanan. c.
Kapasitas penyaringan dapat bertambah. d.
Kapasitas pengangkutan yang lebih besar pada permukaan wilayah yang besar menghasilkan kapasitas yang lebih besar juga.
e. Zeolit dapat berfungsi sebagai penyaring fisik untuk bakteri pathogen
bakteri dan spora Awaluddin, 2007.
33
2.6.4 Kerikil
Pada sistem pertumbuhan melekat media termasuk hal yang penting, karena sebagai tempat tumbuh dan menempelnya
mikroorganisme. Salah saut kunci penting untuk mendapatkan effluent yang maksimal adalah menggunakan media yang tepat. Media yang
digunakan bisa berupa plastik polivinil klorida, kerikil dan pecahan batu, gambut, kompos, arang aktif, sabut kelapa, humus dan tanah
Nurcahyani, 2006. Kerikil merupakan salah satu media yang cukup banyak digunakan pada pengolahan limbah sistem melekat. Bahan padat
tersebut diharapkan dapat melakukan proses pengolahan atau penyishihan bahan organik kompleks terlarut atau tersuspensi dalam
limbah cair. Kerikil memiliki luas permukaan yang besar, dan bakteri dapat hidup dan melekat pada permukaannya. Selain itu, penyumbatan
yang terjadi pada kerikil sangat kecil dan volume rongganya besar dibandingkan dengan media lain serta mudah didapat dan relatif lebih
murah. Laura 1995 melakukan penelitian menggunakan media kerikil
pada air sungai sungai yang kotor diperoleh penurunan kadar COD 90 - 95. Henry 2010 terhadap limbah tapioka menggunakan Anaerobic
Filter dengan media gabungan bata dan kerikil didapatkan penyisihisan
COD sebesar 85,13 . Dewi 2009 mengolah limbah cair tahu menggunakan AF media kerikil didapatkan penurunan COD sebesar
28,83. Dari informasi –informasi tersebut maka penulis memilih
34
kerikil sebagai salah satu media yang diharapkan dapat menurunkan kadar COD pada limbah cair PT XXX.
2.7. Dampak Pembuangan Air Limbah
Sesuai dengan batasan dari air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak
dipergunakan lagi, akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan. Air limbah jika tidak dikelola secara baik akan
dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada Sugiharto, 2008.
2.7.1. Gangguan Terhadap Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air
limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa,
serta schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri pathogen penyebab penyakit.
Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit air limbah juga mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan
bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh sumber air limbah. Kasus
yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala