Kelebihan dan Kelemahan ABR - AF

29 pembentukan lumpur anaerob yang lebih stabil juga dapat dilakukan dengan menambah waktu kontak antara limbah dan mikroorganisme Pillay dkk, 2006.

2.6 Media Filter

Pada proses pengolahan pertumbuhan melekat media merupakan faktor penentu bagi pertumbuhan microbial film lapisan mikroba yang untuk selanjutnya menentukan tingkat efisiensi pengolahan biologis tersebut. Semakin luas permukaan media perunit volume, maka proses biologis yang terjadi pada unit pengolahan tersebut dapat diharapkan untuk mencapai tingkat efisiensi yang diharapkan. Media yang digunakan bermacam- macam tetapi prinsipnya lebih luas permukaan akan lebih baik fungsinya. Misalnya koral, kerikil, plastik yang dibuat khusus sebagai media, ijuk, pasir dan lain sebagainya.

2.6.1 Proses Pembentukan Biofilter

Biofilter pada dasarnya adalah sekumpulan aggregat mikroorganisme atau produk polimer ekstrasellular yang melekat pada permukaan padatan atau bahan inert dalam lingkungan berair Rittman dan Mc Carty, 2001. Menurut Costerton 1985 populasi bakteri pada lingkungan berair paling banyak dijumpai dalam keadaan aggregat yang dapat membentuk biofilter dari pada keadaan planktonik bebas. Bakteri dalam keadaan planktonik bertindak sebagai suatu individu, sehinga tidak mampu bersaing untuk mendapatkan ruang, oksigen dan faktor lainnya. Hal ini menyebabkan bakteri dalam keadaan planktonik 30 mempunyai tingkat kepadatan rendah. Dalam keadaaan aggregat dan molekul bakteri mampu memperoleh nutrisi lebih banyak. Mekanisme pembentukan biofilter dimulai ketika sel melekat kepermukaan bahan inert. Beberapa faktor yang berperan dalam proses pelekatan sel permukaan suatu media adalah transportasi sel, adsorbsi reversible, adhesi irreversible dan penggandaan sel Schmidt dan Ahring, 1996. Proses pelekatan sel bakteri dimulai dengan pembentukan butiran perintis aggregat bakteri yang kecil yang cenderung tercuci washout dari reaktor dan kemudian tumbuh menjadi butiran-butiran mikroorganisme Callander dan Barford, 1983. Pada awal pelekatannya, bakteri tertarik pada permukaan, namun tidak langsung melekat erat dan bakteri melakukan gerak Brown acak serta dapat lepas kembali. Setelah menyesuaikan diri dengan permukaan, bakteri selanjutnya melekat erat pada permukaan. kecepatan pelekatan bakteri berbeda-beda tergantung pada struktur dan daya rekatnya. Beberapa bakteri seperti substansi polimer ekstrasellular dan fimbriae memiliki struktur dan daya rekat yang kuat, sehingga dengan cepat akan melekat pada permukaan media. Tetapi ada juga bakteri yang membutuhkan waktu kontak yang lama agar dapat melekat erat pada permukaan media Marshall, 1992. Biofilter merupakan filter dari media kerikil, batu apung, karbon aktif, plastik dan bahan padat lainnya diharapkan dapat melakukan 31 proses pengolahan atau penyisihan bahan organik kompleks terlarut atau tersuspensi dalam limbah cair.

2.6.2 Arang Tempurung Kelapa

Karbon atau arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85 – 95 karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Karbon aktif merupakan arang yang telah diproses sedemikian rupa dengan cara diaktifasi oleh suatu zat sehingga mempunyai daya serap tinggi. Karbon aktif dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih halus. Luas permukaan karbon aktif berkisar antara 300 – 3.500 m 2 gram yang berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan karbon aktif mempunyai sifat sebagai adsorben. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya resap karbon aktif sangat besar, yaitu 25 – 100 terhadap karbon aktif Darmawan, 2011. Permukaan karbonaktif merupakan kondisi ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme yang baik. Jika bahan teradsorpsi berupa bahan organik dapat terombak secara biologis, bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme. Pada saat yang sama, diperoleh efek regenerasi kabon aktif secara biologis, karena melalui perombakan secara biokimiawi bahan yang sebelumnya teradsorpsi akan diperoleh