• Anak-anak memiliki kebutuhan khusus yang tidak dapat dipenuhi di sekolah umum.
• Orang tua memiliki keyakinan bahwa sistem yang ada tidak mendukung nilai- nilai keluarga yang dipegangnya.
• Orang tua merasa terpanggil untuk mendidik sendiri anak-anaknya. Sumardiono,2009:30-31
1.2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan ini adalah : 1.
Mengapa orang tua homeschooler memilih pendidikan homeschooling untuk anak-anaknya?
2. Bagaimana kehidupan sehari-hari anak-anak yang mengikuti pendidikan
homeschooling?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan-alasan orang tua memilih pendidikan homeschooling untuk anak-anaknya, dan untuk mendeskripsikan
kehidupan sehari-hari para homeschooler ditengah keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi penulis, penelitian ini dapat mengasah kemampuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah dan melatih penulis untuk membiasakan diri untuk membuat
dan membaca karya tulis. Melalui penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan penulis tentang masalah yang diteliti.
2. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu sosial dalam hal
mendeskripsikan dinamika keluarga pelajar yang mengikuti pendidikan homeschooling, dan diharapkan mampu memberikan manfaat bagi ilmu sosial
lainnya secara umum 3.
Menambah rujukan bagi mahasiswa Departemen Sosiologi FISIP USU mengenai dinamika keluarga pelajar yang mengikuti pendidikan homeschooling.
4. Memberikan kontribusi terhadap pihak Homeschooling dalam rangka peningkatan
kualitas dan mutu pendidikan.
1.5 Defenisi Konsep
Konsep adalah defenisi, suatu abstraksi mengenai gejala atau realita atau suatu pengetian yang nantinya yang menjelaskan suatu gejala Moleong,1997:67.Pada
penelitian ini, beberapa konsep akan menjadi kunci dalam pembahasan masalah, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Homeschooling
Salah satu konsep kunci dari homeschooling adalah pembelajaran yang tidak berlangsung melalui institusi sekolah formal. Konsep ini membawa kita pada konsep
yang lebih umum yaitu konsep belajar otodidak atau belajar mandiri. Homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab
sendiri atas pendidikan anak-anaknya dan mendidik anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Jadi orang tua yang bertanggung jawab secara aktif
atas proses pendidikan anaknya. Homeschooling merupakan salah satu alternatif dan buah dari pencarian sistem pendidikan yang paling sesuai untuk anak-anak.
Homeschooling termasuk model pendidikan yang digunakan sebagai alternatif institusi sekolah. Homeschooling bukanlah lawan pendidikan di sekolah formal dan non formal
kursus-kursus. Homeschooling bukan sebuah cara melarang anak bersekolah di sekolah formal. Homeschooling, sebaliknya dari semua itu, ingin mendukung sekolah formal.
Apa yang mungkin kurang diharapkan di sekolah formal, diharapkan dapat ditambah oleh homeschooling. Anak-anak yang tidak diterima di sekolah formal harus dapat
memperoleh hak belajarnya di homeschooling. Ada tiga bentuk homeschooling antara lain:
1. Homeschooling tunggal adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh orang tua
dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan yang lainnya. Biasanya homeschooling jenis ini diterapkan karena adanya tujuan atau alasan khusus yang
tidak dapat diketahui atau dikompromikan dengan komunitas homeschooling lain. 2.
Homeschooling majemuk adalah homeschooling yang dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan orang tua masing-masing. Alasannya terdapat kebutuhan-kebutuhan yang dapat dikompromikan oleh beberapa keluarga untuk melakukan kegiatan
bersama. Contohnya kurikulum dari kegiatan olah raga misalnya keluarga atlet tenis kegiatan musikseni, kegiatan sosial,dan kegiatan keagamaan.
3. Komunitas homeschooling adalah gabungan dari beberapa homeschooling
majemuk yang menyusun dan menentukan silabus,bahan ajar,kegiatan pokok olah raga,musikseni dan bahasa,sarana dan prasarana, dan jadwal pembelajaran.
Komitmen penyelenggaraan orang tua dan komunitasnya 50:50.Seto Mulyadi,2007: 36-37 Alasan memilih komunitas homeschooling antara lain:
• Terstruktur dan lebih lengkap untuk pendidikan akademik, pembangunan akhlak mulia dan pencapaian hasil belajar.
• Tersedia fasilitas pembelajaran yang baik, misalnya bengkel kerja, laboratorium alam, perpustakaan, laboratorium IPAbahasa, auditorium, fasilitas olahraga dan
kesenian. • Ruang gerak sosialisasi peserta didik lebih luas tetapi dapat dikendalikan.
• Dukungan lebih besar karena masing-masing bertanggung jawab untuk saling mengajar sesuai keahlian masing-masing.
• Sesuai untuk anak usia diatas sepuluh tahun. • Menggabungkan keluarga yang tinggal berjauhan melalui internet dan alat
informasi-komunikasi lainnya untuk tolak banding termasuk untuk standarisasi. Sebagai bentuk dari system pendidikan informal, kunci utama penyelenggaraan
homeschooling adalah adanya kelenturan atau fleksibilitas. Jadi tidak boleh kaku atau terlalu terstruktur sebagaimana sekolah formal.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Homeschooler
Homeschooler adalah anak-anak yang mengikuti pendidikan homeschooling, dimana anak-anak tersebut memiliki jenjang usia yang berbeda-beda dan kurikulum
pelajaran yang diikuti juga berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
1.5.3 Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara.
1.5.4 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat tempat di mana seseorang mendapatkan pengalaman hidupnya untuk pertama sekali. Keluarga merupakan agen
sosialisasi terhadap anak-anak. Di mana idealnya keluarga terdiri dari suami,istri, dan beberapa orang anak. Keluarga merupakan kelompok orang-orang yang dipersatukan
oleh ikatan perkawinan, hubungan darah yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain melalui perannya masing-masing sebagai anggota keluarga Gunarsa,1993:210.
1.5.5 Dinamika Keluarga
Gerak atau perubahan yang terjadi secara bertahap yang menimbulkan perubahan dalam tata hidup keluarga tersebut.Dinamika keluarga homeschooling dapat kita lihat
Universitas Sumatera Utara
dari cara keluarga memandang pendidikan anaknya, bagaimana sebuah keluarga tersebut memperlakukan anak-anaknya. Keluarga yang lebih memilih pendidikan informal untuk
anaknya dari pada pendidikan formal yang diikuti oleh anak-anak sebaya lainnya. Orang tua terlibat penuh dalam proses penyelenggaraan pendidikan anaknya mulai dalam hal
penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang ingin dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan yang hendak diraih, kurikulum dan materi pembelajaran hingga metode
belajar serta praktik belajar keseharian anak-anak. Terjadi pergeseran dimana biasanya orang tua zaman sekarang hanya mempercayakan anak-anaknya pada sekolah formal, dan
menganggap sekolah formal akan membimbing anak-anak mereka. Selain itu ada beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh para pelaku homeschooling antara lain:
• Anak-anak benar-benar dijadikan subjek dalam kegiatan belajar. • Objek yang dipelajari sungguh sangat luas.
• Orang tua dapat berperan penting dalam menanamkan kecintaan belajar kepada anak-anaknya sejak dini.
• Penyelenggaraannya fleksibel. • Mendukung belajar secara kontekstual yang artinya latar belakang atau
lingkungan yang berhubungan dengan diri yang terjalin bersama.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Homeschooling di Amerika Serikat
Sejarah awal homeschooling yang berkembang di Amerika Serikat pada saat ini dapat dirunut dari perkembangan pemikiran mengenai pendidikan pada tahun 1960-an.
Dipicu oleh pemikiran yang dilontarkan oleh Holt1964. Dari hasil penelitian yang dilakukannya terjadi perbincangan dan perdebatan luas mengenai pendidikan dan sistem
sekolah. Sebagai guru dan pengamat anak dan pendidikan, Holt menyatakan bahwa kegagalan akademis pada siswa tidak disebabkan oleh kurangnya usaha pada sistem
sekolah, tetapi disebabkan oleh eksistensi sekolah itu sendiri. Walaupun Holt tidak mendorong untuk pembentukan sistem pendidikan alternatif,
pemikiranya memicu pemikiran banyak kalangan pendidikan dan keluarga untuk memikirkan ulang mengenai pendidikan dan sekolah. Pemikiran dasarnya adalah bahwa “
manusia pada dasarnya adalah makhluk belajar dan senang belajar , kita tidak perlu menunjukkan bagaimana cara belajar, dan yang membunuh kesenangan belajar adalah
orang-orang yang berusaha menyelak, mengatur, atau mengontrolnya. Pendidikan menurutnya adalah proses sosialisasi dan pembudayaan melalui interaksi dengan
lingkungan, yang menghasilkan pribadi-pribadi utuh yang menempati status tertentu dalam struktur sosial. Pendidikan merupakan proses pelestarian dan perubahan budaya,
melalui pendidikan anak-anak diajarkan sesuatu hal yang baru. Sementara sistem sekolah lebih menekankan keteraturan dan kekakuan dalam memberikan materi-materi
Universitas Sumatera Utara
pendidikan terhadap anak-anak, sehingga anak-anak tidak dapat mengembangkan ide-ide kreatif yang ada dalam dirinya. Sistem sekolah lebih mengutamakan keberhasilan
kurikulum daripada keberhasilan individu dari anak- anak tersebut. Hal inilah yang menyebabkan anak-anak tidak dapat mengembangkan bakat dan minatnya. Sehingga
dibutuhkanlah pendidikan di luar sekolah yang dapat membantu anak-anak dan orang tua dalam menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan keluarga mereka,
inilah perbandingan yang diutarakan oleh Holt tentang pendidikan dan sistem sekolah jadi sesungguhnya arti dari pendidikan yang dikemukakannya berbanding terbalik dengan
sistem sekolah, sehingga pendidikan yang berlangsung dalam sistem sekolah tidak sesuai dengan pengertiannya. Maka berkembanglah pendidikan yang memberikan kebebasan
terhadap anak-anak untuk mengembangkan bakat dan kreativitasnya, pendidikan itulah yang disebut dengan homeschooling atau sekolah rumah.
Pada awal tahun 1970-an, Ray dan Dorothy Moore melakukan penelitian mengenai kecenderungan orang tua untuk menyekolahkan anak lebih awal. Penelitian
mereka menunjukkan bahwa orangtua yang memasukkan anak-anak pada sekolah formal sebelum usia 8-10 merupakan hal yang tidak efektif, dan sesungguhnya juga berakibat
buruk bagi anak-anak, khususnya anak laki-laki karena keterlambatan kedewasaan mereka. Hasil penelitian ini dipublikasikan pertama kali tahun 1975, Moore
mempublikasikan temuannya bahwa sekolah formal berakibat buruk pada anak-anak muda, baik secara akademis, sosial, mental, dan bahkan fisiologis. Argumentasi utama
mereka adalah bahwa ikatan dan perkembangan emosional yang dibuat bersama orang tua pada usia-usia muda sangat penting dan memiliki akibat jangka panjang. Proses ini
tidak dapat digantikan dengan memasukkan anak-anak kesekolah formal. Dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa tingkat kejenuhan seorang anak laki- laki lebih tinggi daripada kejenuhan anak perempuan, dan apabila anak-anak dibawah
usia 8 tahun sudah dimasukkan ke sekolah formal maka anak tersebut akan kehilangan tahap bermainnya, dan hal inipula yang memicu kejenuhan anak tersebut dalam
bersekolah. Selain Holt dan Moore, pemikiran lain yang memiliki kontribusi dalam kelahiran
homeschooling adalah Ivan Illich 1970 dan Harold Bennet 1972. Hasil karyanya mendapat respon dari para orang tua homeschooling yang ada diberbagai penjuru
Amerika Serikat, hasil karya mereka yang terkenal adalah mengenai manfaat yang dipancarkan oleh homeschooling. Ada tiga manfaat yang dipancarkan oleh
homeschooling. Pertama, homeschooling mengingatkan atau menyadarkan orang tua bahwa pendidikan untuk anak-anak tidak dapat dipasrahkan sepenuhnya kepada sekolah
formal. Kedua, homeschooling dapat menampung anak-anak yang karena alasan-alasan tertentu tidak dapat belajar di sekolah formal. Dan ketiga, homeschooling dapat menjadi
alternative dari sekolah-sekolah formal dan nonformal dalam upaya mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pada tahun 1977, Holt menerbitkan majalah untuk
pendidikan di rumah. Buku terakhir yang ditulis Holt dan merupakan buku satu-satunya yang membahas tentang homeschooling. Sebelum dia meninggal pada tahun 1985. Buku
itulah yang kini banyak dijadikan referensi dalam mempelajari homeschooling Holt, Ray dan Dorothy Moore pun menjadi konsultan penting homeschooling.
Satu tema utama dalam filosofi mereka adalah homeschooling bukanlah sekedar mengalihkan model sekolah ke rumah atau memandang pendidikan sebagai bekal
akademis untuk kehidupan. Mereka memandang pendidikan sebagai sebuah aspek
Universitas Sumatera Utara
pengalaman yang alami yang terjadi pada setiap orang di dalam kesehariannya pada saat setiap orang berinteraksi dengan yang lainnya. Setelah itu homeschooling berkembang
dengan berbagai alasan. Selain karena alasan keyakinan, pertumbuhan homeschooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem pendidikan di sekolah. Keadaan
pergaulan sosial di sekolah yang tidak sehat juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan homeschooling. Walaupun praktisi homeschooling awalnya dipersepsi
sebagai kelompok konservatif dan penyendiri, homeschooling terus tumbuh dan membuktikan diri sebagai sistem yang efektif dan dapat dijalankan. Praktisi
homeschoolingpun semakin bervariasi dengan berbagai alasan memilih homeschooling dan beragam latar belakang sosial, religius,dan sekuler; kaya, kelas menengah, miskin;
kota, pinggiran, pedesaan. Keluarga praktisi homeschooling memiliki beragam profesi mulai dokter, pegawai pemerintahan, pegawai swasta, pemilik bisnis, bahkan guru di
sekolah umum.
2.2 Penelitian Homeschooling di Indonesia