BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Perpajakan
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan bergerak secara berkesinambungan. Pembangunan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut maka perlu perhatian
utama ditujukan kepada masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau
negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negara berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai
pembangunan yang berguna baik untuk kepentingan bersama.
2.1.1 Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”
Pengertian pajak menurut buku Leroy Beaulieu yang berjudul Traite de la Science des Finances, 1906:
L’impot et la contribution, soit directe soit dissimule, que La Puissance Publique exige des habitants ou des biens subvenir aux
depenses du Government. “Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang
dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah”.
Karianton 2013:6 mengemukakan pengertian pajak menurut Soemitro yang dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek ekonomis dan aspek
hukum. Pengertian pajak dari aspek ekonomis yaitu peralihan kekayaan dari swasta kepada sektor publik berdasarkan undang-undang yang dapat
dipaksakan dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dapat ditunjukkan, digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan sebagai
pendorong, penghambat atau pencegah untuk mencapai tujuan yang ada di luar bidang keuangan negara. Sedangkan dari aspek hukum, pajak adalah
perikatan yang timbul karena undang-undang yang mewajibkan seseorang memenuhi syarat-syarat sesuai undang-undang untuk membayar uang kepada
negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapatkan suatu imbalan yang secara langsung dapat ditunjuk, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik unsur-unsur utama
dalam pajak yaitu subyek pajak, obyek pajak, beserta tarif pajak. Subyek
pajak adalah kepada siapa pajak tersebut dikenakan, obyek pajak adalah atas apa pajak tersebut dapat dikenakan, sementara tarif pajak adalah seberapa
besar pajak yang akan dibebankan kepada subyek pajak atas obyek pajaknya. 2.1.2 Fungsi Pajak
Menurut Erly Suandy dalam buku “Hukum Pajak” 2011:12 ada 2 fungsi pajak, yaitu:
a Fungsi Finansial Budgetair Pajak berfungsi memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas
negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. b Fungsi Mengatur Regulerend
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu. Pajak
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:
a. Pemberian insentif pajak misalnya tax holiday, penyusutan dipercepat dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun
investasi asing. b. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan dalam negeri. c. Pengenaan bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk
produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk dalam negeri.
Di samping kedua fungsi di atas, pajak masih mempunyai tujuan- tujuan lain seperti untuk redistribusi pendapatan dan menanggulangi inflasi.
2.1.3 Pengelompokan Pajak