2.2 Tinjauan Umum Tentang Penagihan Pajak
2.2.1 Pengertian penagihan pajak
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa, pengertian penagihan pajak
adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan
penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual
barang yang telah disita. Dasar hukum penagihan pajak sesuai dengan undang-undang pasal 18
ayat 1 UU No. 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU No.9 tahun 1994 dan UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan menyatakan dasar adanya tindakan penagihan pajak dan hak negara untuk melakukan penagihan pajak berawal dari adanya utang pajak
yang jatuh tempo, belum atau kurang bayar. Dalam pelaksanaannya, penagihan pajak terbagi dua yaitu:
1. Penagihan Pajak Pasif Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan
Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambah SKPKBT, Surat Keputusan
Pembetulan SKP, Surat Keputusan Keberatan SKK, Surat Keputusan Banding SKB yang menyebabkan pajak terutang menjadi bertambah
lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari utang pajak masih belum dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan
penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan Surat Teguran. 2. Penagihan Pajak Aktif
Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskuspejabat juru sita berperan aktif
dalam arti bukan mengirimkan surat tagihan atau surat ketetapan pajak melainkan akan diikuti dengan tindakan sita dan dilanjutkan dengan
pelaksanaan lelang. Jurusita pajak adalah pelaksanaan tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan
Surat Paksa, penyitaan, dan penyanderaan.
Menurut undang-undang perpajakan Ikatan Akuntansi Indonesia, pada penagihan PBB untuk pajak terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran
tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2 sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran
untuk jangka waktu paling lama 24 bulan.
2.2.2 Penanggung Pajak