lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari utang pajak masih belum dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan
penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan Surat Teguran. 2. Penagihan Pajak Aktif
Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskuspejabat juru sita berperan aktif
dalam arti bukan mengirimkan surat tagihan atau surat ketetapan pajak melainkan akan diikuti dengan tindakan sita dan dilanjutkan dengan
pelaksanaan lelang. Jurusita pajak adalah pelaksanaan tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan
Surat Paksa, penyitaan, dan penyanderaan.
Menurut undang-undang perpajakan Ikatan Akuntansi Indonesia, pada penagihan PBB untuk pajak terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran
tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2 sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran
untuk jangka waktu paling lama 24 bulan.
2.2.2 Penanggung Pajak
Menurut pasal 1 angka 3 UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan UU No.19 Tahun
2000 UU PPSP: “Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang
bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang
menjalankan hak atau memenuhi kewajiban wajib pajak menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan”.
2.2.3 Pejabat dan Juru sita Pajak
Mardiasmo 2006:113 menyatakan bahwa; “Pejabat adalah yang berwenang mengangkat dan memberhentikan
juru sita pajak, menerbitkan perintah penagihan seketika dan sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP,
surat pencabutan sita, pengumumkan lelang, surat penentuan harga limit, pembatalan lelang, surat perintah penyanderaan, dan surat lain
yang diperlukan untuk penagihan pajak sehubungan dengan penaggung pajak tidak melunasi sebagian atau seluruh utang pajak
menurut undang-undang dan peraturan daerah”.
Menteri keuangan berwenang menunjuk pejabat untuk penagihan pajak pusat, dilain sisi, kepala daerah berwenang menunjuk pejabat untuk
penagihan pajak daerah. Penyitaan dilakukan oleh jurusita. Tugas keseluruhan dari jurusita
adalah melaksanakan surat perintah penagihan seketikda dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, melaksanakan penyitaan atas barang
penanggung pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan
Karianton, 2013:124
2.2.4 Penagihan Pajak dengan Surat Teguran
Surat Teguran, surat peringatan atau surat lainnya sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada
wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya. Surat Teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan apabila penanggung pajak tidak
melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Pengertian surat lain yang sejenis, meliputi surat atau bentuk lain yang
fungsinya sama dengan Surat Teguran atau surat peringatan dalam upaya penagihan pajaksebelum Surat Paksa diterbitkan. Surat Teguran tidak
diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya. Jika dalam jangka waktu
30 hari utang pajak masih belum dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan dimulai penagihan pajak secara aktif dengan Surat Teguran.
2.2.5 Penagihan Pajak dengan Surat Paksa