3. Keadaan Geografis
Mengingat wajib pajak tersebar di seluruh Indonesia maka menyebabkan adanya kesulitan untuk mengadakan komunikasi dengan lancar dan
pelaksanaan penagihan dengan cepat. Hal ini akan membutuhkan waktu yang lama, terutama dalam hal penyampaian Surat Paksa yang harus
dilaksanakan langsung oleh jurusita pajak kepada wajib pajak dimana jurusita pajak dapat melihat langsung adanya objek yang disita, dan dalam
hal ini pula jumlah pajak akan menjadi tunggakan pajak.
2.4 Efektivitas
Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Mardiasmo mengemukakan bahwa efektivitas
merupakan hubungan antara keluarandengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektifa pabila proses kegiatan
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. N. Anthony 2004:14 mendefinisikan efektivitas sebagai berikut;
“Efektivitas merupakan hubungan antar output yang dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban dengan tujuan jangka pendek
objektivitas, semakin besar output yang dikontribusikan terhadap jangka pendek perusahaan, maka semakin efektiflah unit tersebut.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah kemampuan suatu unit kerja untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur
dengan membandingkan realisasi terhadap target yang direncanakan. Dalam konteks perpajakan, yang digunakan untuk mengukur efektivitas adalah
perbandingan realisasi pajak terhadap target pajak yang dapat dirumuskan dengan:
Efektivitas =
Realisasi Pajak Target Pajak
x 100
2.5 Penelitian Terdahulu
Pitnawati 2009 melakukan penelitian mengenai efektivitas pelaksanaan penagihan aktif dalam pencairan tunggakan pajak pada KPP
Pasar Minggu, Jakarta dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pelaksanaan penagihan aktifdalam pencairan
tunggakan pajak pada KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu efektif yaitu sebesar 87. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak
terhadap pelaksanaan penagihan aktif pada KPP Pasar Minggu adalah:
a. Faktor sistem Surat Teguran: Dengan Surat Teguran yang tidak perlu diterbitkan bila wajib pajak menyetujui pembayaran secara angsuran 100
dari responden merasa sangat sesuai. Sedangkan dengan Surat Teguran dilayangkan pada wajib pajak sampai tanggal jatuh tempo,
78,7responden merasa sesuai. b. Faktor sistem Surat Paksa: Sebesar 97,2 dari responden merasa sangat
sesuai dengan Surat Paksa diterbitkan apabila penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagai mana tercantum dalam keputusan
persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Sedangkan dengan pemberitahuan Surat Paksa diterbitkan oleh juru sita pajak dengan
pernyataan dan penyerahaan salinan Surat Paksa kepada penanggung pajak, 95,1 responden merasa sesuai.
c. Faktor penagihan seketika dan sekaligus: Dengan penagihan seketika dan sekaligus penagihan pajak tidak menunggu tanggal jatuh tempo.
Nana Adriana 2012 telah melakukan penelitian mengenai efektivitas penagihan pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap penerimaan
pajak pada KPP Pratama Makassar Selatan. Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan Surat Paksa di KPP Pratama Makassar Selatan tergolong tidak efektif baik ditinjau dari segi jumlah lembar
maupun nilai nominal yang tertera dalam Surat Teguran dan Surat Paksa. Penyebab pencairan Surat Paksa tidak mencapai 100 antara lain
penanggung pajak tidak mengakui adanya utang pajak, penanggung pajak tidak mampu melunasi utang pajaknya, penanggung pajak mengajukan
permohonan angsuran pembayaran karena kondisi keuangan tidak memungkinkan jika dibayarkan sekaligus, penanggung pajak mengajukan
keberatan atas jumlah tunggakan pajaknya, dan penanggung pajak lalai. Mala Rizkika Velayati 2012 juga telah melakukan penelitian
mengenai analisis efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagai upaya pencairan tunggakan
pajak, dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penagihan pajak aktif dengan Surat Teguran di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu dari tahun 2010-2012 tergolong tidak efektif baik dilihat dari jumlah lembar maupun nilai nominal yang tertera
dalam Surat Teguran. Penyebabnya antara lain Wajib Pajak lalai dalam melaksanakan kewajibannya untuk melunasi utang pajak, tidak mampu untuk
melunasi utang pajak, dan tempat tinggal Wajib Pajak tidak dapat ditemui. Selain itu, penagihan pajak aktif dengan Surat Paksa di tahun 2010 dan 2012
termasuk kategori efektivitas yang tidak efektif, namun pada tahun 2011 tingkat efektivitasnya tergolong dalam kategori sangat efektif dalam hal nilai
nominal maupun nilai yang tertera dalam Surat Paksa. Pencairan tunggakan pajak dengan Surat Paksa belum bisa tercapai sepenuhnya dikarenakan
adakalanya Wajib Pajak mengajukan keberatan ataupun angsuran pembayaran atas utang pajak tersebut. Penelitian ini juga menunjukkan
kontribusi penagihan pajak aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu di tahun 2010-2012 tergolong dalam
kriteria sangat kurang terhadap penerimaan pajak. Penagihan pajak aktif mempunyai tingkat kontribusi dengan persentase kurang dari 10.
Agustinus Paseleng 2013 juga telah melakukan penelitian mengenai efektivitas penagihan pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap
penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Manado. Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa penagihan tunggakan pajak penghasilan dengan Surat Teguran dan Surat Paksa pada KPP Pratama manado berdasarkan pengujian
dengan formula efektivitas dan klasifikasi pengukuran efektivitas, tergolong tidak efektif karena memiliki persentase efektivitas berada di bawah 60.
Hasil lain dari penelitian ini adalah dimana kontribusi penagihan pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap penerimaan pajak
penghasilan di KPP Pratama Manado tergolong sangat kurang karena rasio kontribusinya berada pada kisaran 0,00 s.d. 10 .
Irigandi 2014 telah melakukan penelitian mengenai pengaruh penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap pencairan tunggakan pajak
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kayu Agung. Beliau menggunakan teknik analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap pencairan tunggakan pajak.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Variabel Dependen
Y Variabel
Independen X
Analisis Hasil
1. Pitnawati
2009 Pencairan
Tunggakan Pajak
Pelaksanaan Penagihan
aktif melalui
Surat Teguran,
Surat Paksa, Penagihan
Seketika dan
Sekaligus Deskriptif
Kualitatif Pelaksanaan penagihan
aktif dalam pencairan tunggakan pajak dengan
menggunakan Surat Teguran, Surat Paksa
dan Penagihan Seketika dan Sekaligus pada KPP
Pratama Jakarta Pasar Minggu
tergolong efektif.
2. Nana
Adriana 2012
Penerimaan Pajak
Surat Teguran,
Surat Paksa Deskriptif
Komparatif Penagihan pajak dengan
di KPP Pratama Makassar Selatan
tergolong tidak efektif baik ditinjau dari segi
jumlah lembar maupun nilai nominal yang
tertera dalam Surat Teguran dan Surat
Paksa.
3. Mala
Rizkika Velayati
2012 Pencairan
Tunggakan Pajak
Surat Teguran,
Surat Paksa Deskriptif
Komparatif 1.
Penagihan pajak aktif dengan Surat
Teguran di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Batu dari tahun 2010-2012
tergolong tidak efektif baik dilihat
dari jumlah lembar maupun nilai
nominal yang tertera dalam Surat
Teguran.
2. Penagihan pajak
aktif dengan Surat
Paksa di tahun 2010 dan 2012 termasuk
kategori efektivitas yang tidak efektif,
namun pada tahun 2011 tingkat
efektivitasnya tergolong dalam
kategori sangat efektif dalam hal
nilai nominal maupun nilai yang
tertera dalam Surat Paksa.
4. Agustinus
Paseleng 2013
Penerimaan Pajak
Penghasilan Surat
Teguran, Surat Paksa
Statistik Deskriptif
1. Penagihan tunggakan
pajak penghasilan dengan Surat
Teguran dan Surat Paksa pada KPP
Pratama manado berdasarkan
pengujian dengan formula efektivitas
dan klasifikasi pengukuran
efektivitas, tergolong tidak efektif karena
memiliki persentase efektivitas berada di
bawah 60.
2. Kontribusi penagihan
pajak dengan Surat Teguran dan Surat
Paksa terhadap penerimaan pajak
penghasilan di KPP Pratama Manado
berdasarkan pengujian dengan
formula rasio penerimaan
tunggakan pajak dan
klasifikasi kriteria kontribusi, tergolong
sangat kurang.
5. Irigandi
2014 Pencairan
Tunggakan Pajak
Surat Paksa Deskriptif
Kuantitatif Terdapat pengaruh yang
signifikan antara penagihan pajak dengan
Surat Paksa terhadap pencairan tunggakan
pajak.
Sumber: Berbagai Jurnal
2.6 Kerangka Konseptual