69 Somay yang merupakan makanan yang dapat mengoda mahasiswa maupun pengguna
jalan Dr. Mansyur. Di jalan Dr.Mansyur akan terlihat semakin ramai pada malam harinya karena
banyak para pengunjung yang mampir untuk makan sepulang kerja maupun memang berencana untuk ngumpul bareng teman-teman di malam hari. Penulis sendiri juga
sudah sering mengunjungi beberapa café bersama teman-teman kuliah maupun teman satu organisasi.
Semakin banyak tempat makanan atau café di jalan Dr. Mansyur ini membuat persaingan bisnis para pengelola semakin terbuka lebar, terbukti banyak café yang
bertahan dan banyak café yang tutup karena berkurangnya pelanggan yang tidak tahu apa sebabnya. Rumah makan atau cafe yang tutup berganti dengan cafe baru tentunya
dengan pengelolah baru. Yang saya lihat dengan demi membuat kafe semakin ramai pengunjung, para pengelolah menerapkan beberapa cara untuk menarik para
pengunjung, salah satunya membuat live musik di kafe tersebut pada hari-hari tertentu seperti malam minggu.
2.6.3. Jalan Dr Mansyur Sebagai Salah Satu Tempat Berdagang Pedagang Kaki Lima PKL
Banyaknya penjual paket internet dengan mengunakan mobil yang terus mengalami peningkatan khususnya di jalan Dr.Mansyur membuat semakin padatnya
pedagang-pedagang kaki lima. Menjual paket internet merupakan salah satu cara
70 untuk meningkatkan perekonomian. Berbagai cara masyarakat memanfaatkan segala
hal untuk meraih penghasilan. Salah satunya adalah berwirausaha menjual kartu paket internet yang sedang tren di Medan. Hanya dengan modal menggunakan mobil
pribadi, pedagang jenis ini sudah dapat membuka lapaknya di jalanan.
Seperti amatan penulis di Jalan Dr Mansyur, 16 september rabu siang. Seorang pemuda sekitar berumur 22 tahun membuka lapak dagangan kartu paket
internet yang dapat dipakai untuk paket BB dan Android.
“Selain hemat biaya ga repot karena bisa buka dagangan ini bisa keliling di mana saja, maka wirausaha ini menjadi peluang dagang buat saya,” ungkap eko, salah
seorang pedagang kartu paket internet, kata eko.
Eko tidak menampik kalau terkadang lapangnya di pinggir jalan memang menyalahi aturan. Selain membahayakan dirinya juga termasuk nyawa orang lain
apabila terjadi kecelakaan lalu lintas. “Tapi biasa yang jual paket internet ini memang jualan di pinggir jalan, mau ga mau saya juga terpaksa jualan di pinggir jalan,”
jelasnya eko.
Mengamati sepanjang jalan Dr mansyur hari demi hari penulis lakukan Pak Basri telah banyak bercerita kepada saya terkai pengalaman-pengalaman beliau, kalau
situasi seperti ini kerap terjadi, disaat Satpol PP hendak melakukan penertiban, puluhan pedagang tak berani berjualan. Namun demikian, apabila situasi sudah
71 kondusif artinya, Satpol PP telah meninggalkan lokasi mereka secara berlahan
berjualan, ujarnya kepada penulis. Hampir setiap hari di sepanjang Jalan Dr Mansyur Medan mengalami kemacatan, banyaknya pedagang kaki lima yang menjadi
salah satu penyebabnya. Akibatnya menggangu terhadap pengguna jalan yang melintas di jalan tersebut.
Pantauan penulis, kemacetan merupakan kejadian rutin yang setiap hari kita jumpai, sepanjang jalan Dr. Mansyur USU Medan Mulai dari siang hingga sore hari.
Hal ini dikarenakan banyaknya pedagang yang menjajakan dagangannya di lokasi trotoar jalan. Bukan hanya pedagang minuman dan makanan, kondisi kemacetan di
perparah dengan adanya mobil kaki lima penjual kartu ponsel di sepanjang parkiran jalan. “Di Jl. Dr. Mansyur ini cukup ramai pembeli, karena kan kita hanya di lokasi
parkir saja, tidak begitu mengganggu,” kata Fahri, pedagang kartu ponsel paket internet.
Joni adalah teman saya mahasiswa FEB USU yang sering melintas mengungkapkan akibat adanya pedagang kaki lima di pinggir jalan sehingga
mengakibatkan menjadi pemicu dari permasalahan kemacetan yang ada. ”Pokoknya kalau ada yang berjualan semuanya macetlah,” kata Joni, Mahasiswa yang melintas
dilokasi tersebut. Menurut dia, para pedagang sudah biasa mangkal berjualan di jalan-jalan dr Mansyur persis di sekitar keramaian pintu alternatif masuk ke lokasi
USU tanpa ada tindakan dari pemerintah Kota Medan untuk menertibkan.”Kejadian
72 ini sudah lama cukup lama sekali, dan parahnya lagi mereka berjualan hingga ke bahu
jalan jadi akibatnya akan sering macet,” katanya.
Tambah dia, Dilokasi tersebut, meskipun ada pihak Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP berjaga dan berpatroli dilokasi tersebut, namun pedagang masih
enggan mengosongkan tempat lapak dagangan mereka tersebut. Pihaknya juga tidak ada tindakan tegas dan terkesan membiarkan tanpa ada pemberian sanksi apapun.
Para Pedagang Kaki Lima PKL yang berjualan di pinggir jalan Kota Medan mengaku sudah mendapat instruksi untuk tidak sembarangan menjajakan
dagangannya selama satu minggu, uncap pak basri selaku informan penulis. Hal ini karena tim penilai Adipura sedang berada di Medan. Pengakuan itu disampaikan oleh
beberapa pedagang yang berjualan di depan Universitas Sumatera Utara di Jl Dr Mansyur, Medan. Namun walaupun demikian dengan alasan ekonomi para pedagang
tetap nekad berjualan.Mereka mengatakan Kepling memberitahu pada 1 Maret lalu untuk tutup lapak mulai 4 Maret.Sekarang kami jualan saja, kalau ada Satpol PP
angkat barangnya, kalau aman ya letakkan lagi, ujarnya.
73
BAB III PEDAGANG KAKI LIMA PKL DI JALAN DR.MANSYUR DALAM
KAJIAN KEMAJEMUKAN HUKUM 3. 1. Praktik Penerapan Hukum Larangan Berjualan di Badan Jalan dan
Trotoar 3.1.1. Kekuasaan Sebagai Alat
Penulis tidaklah terlalu menempatkan masalah mengenai orang yang melanggar hukum dalam pusat perhatiannya.Hal demikian menjadi pusat perhatian
hakim dan petugas hukum lainnya. Tetapi saya lebih banyak memperhatikan masalah bagaimana hukum mempertahankan pranata-pranata yang ada dalam masyarakat,
bagaimana, masyarakat merumuskan pelanggaran terhadap hukum, sehubungan dengan cita cita mengenai apa yang baik dan buruk menurut anggapan dalam
kebudayaan yang bersangkutan.