54 sangat marah karena penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya.
Maka pecahlah perang antara Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Deli. Menurut legenda yang tersebut diatas, dengan menggunakan kekuatan gaib
seorang dari saudara Putri hijau menjelma menjadi seekor ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki tentara Aceh hingga
akhir hayatnya. Kesultanan Deli lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu dan karena kecewa Putra Mahkota yang menjelma menjadi meriam itu meledak
sebagian, bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo kira-kira 5 Km dari Kabanjahe.
2.3. Kondisi Penduduk Kota Medan
Kondisi penduduk yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan
penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan saranapendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi
masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya.
Jumlah penduduk kota Medan selalu meningkat dari tahun ke tahun. BPS mengungkapkan bahwa jumlah penduduk kota Medan dalam hitungan terakhir 2009
mencapai 2.121.053 jiwa yang tersebar di 21 Kecamatan. Terjadi peningkatan jumlah penduduk dari 2.083.156 pada tahun 2007 menjadi 2.102.105 jiwa pada tahun 2008
dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,91 . Laju pertumbuhan penduduk
55 tahun 2008 ke tahun 2009 mencapai 0,90 dengan jumlah penduduk mencapai
2.121.053 jiwa.
Tabel: I Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Di Kota Medan Tahun 2005 – 2009
Tahun Jumlah
Penduduk Luas Wilayah
KM² Kepadatan
Penduduk JiwaKM²
[1] [2]
[3] [4]
2005 2.036.185
265,10 7.681
2006 2.067.288
265,10 7.798
2007 2.083.156
265,10 7.858
2008 2.102.105
265,10 7.929,5
2009 2.121.053
265,10 8.001
Sumber: BPS Kota Medan Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk
kota Medan semakin tinggi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penduduk di kota bukan hanya disebabkan karena jumlah kelahiran yang tinggi. Migrasi merupakan hal
utama yang perlu mendapat perhatian mengingat kota merupakan tujuan utama arus urbanisasi.
56 Penduduk yang berkualitas merupakan modal dasar yang efektif bagi
pembangunan. Namun pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan sangat sulitnya untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan
merata. Dengan demikian penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai.
http:www.pemkomedan.go.idselayang_kependudukan.phpdiakses pada tanggal 22 September 2014 pada pukul 22:45.
Penduduk yang berkualitas itu dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakatnya. Kondisi sosial yang dimaksud terbagi atas pendidikan, kesehatan, keamanan,
kemiskinan yang dapat ditekan serta aspek lain termasuk agama, suku etnis dan lain- lain. selain itu sarana pendidikan, kesehatan dan keamanan merupakan faktor
penunjang utama terhadap pertumbuhan ekonomi. Aspek religius agama juga sangat berpengaruh dimana akan memperbaiki pola pikir dan membentuk kepribadian
masyarakatnya. Secara umum jenis pekerjaan di kota Medan sangat beragam. Hal ini
didukung karena semakin kompleksnya masyarakat yang tinggal di kota. Kota pada umumnya sangat terbuka bagi siapa saja yang berani dan mampu bertarung demi
mendapatkan apa yang diinginkan. Begitu pula dengan kota Medan. Dengan demikian pola-pola mata pencaharian tidak bertumpu pada satu jenis. Pekerjaan di
kota Medan terbagi atas dua jenis, yaitu sektor formal dan informal.
57 Pada dasarnya tidak semua orang mampu bertarung untuk mendapatkan
pekerjaan. Data BPS menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja pada Agustus 2013 sebanyak 118, 19 juta orang, yang terdiri dari 110, 80 juta orang bekerja dan 7, 39
juta orang penganggur. Pengangguran merupakan faktor utama tingginya angka kemiskinan di kota. Pengangguran yang tinggi akan semakin memperparah
kemiskinan di kota. Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Pengangguran memicu seseorang untuk berusaha melakukan aktivitas-aktivitas
ekonomi sehingga mampu menopang kehidupan. Hal ini semakin diperkuat dengan kondisi kota yang opened space sehingga memungkinkan seseorang untuk bebas
melakukan aktivitas-aktivitas. Sejak dibukanya perkebunan-perkebunan oleh orang asing, kota Medan
semakin ramai dan jumlah penduduk semakin meningkat. Kuli-kuli perkebunan sengaja didatangkan oleh orang asing dari pulau Jawa dan luar negeri seperti
Malaysia dan Singapura. Sejak saat itu penduduk kota Medan semakin kompleks, yang terdiri dari berbagai suku etnis seperti India, Tionghoa, Jawa, Batak, Aceh serta
Karo dan Melayu sebagai suku asli di Kota ini. Seiring dengan berkembangnya zaman dan diditetapkannya kota sebagai pusat
perdagangan dan jasa, semakin menambah daya tarik para transmigran dari berbagai penjuru. Kota Medan kini menjadi salah satu tujuan para pelancong untuk bekerja di
sektor-sektor pemerintahan dan swasta. Di samping itu kota Medan juga menjadi
58 pusat pendidikan di Sumatera Utara. Sehingga dari tahun ke tahun jumlah penduduk
kota Medan kini semakin padat. Penduduk yang semakin banyak membutuhkan pemukiman yang cukup luas.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan pemukiman pun semakin tinggi. Lahan di kota semakin menyempit sehingga pemukiman
menyebar hingga ke wilayah rural urban. Selain itu pembangunan fisik seperti jalur transportasi yang menghubungkan masyarakat juga semakin menyebar. Hal ini akan
berpengaruh terhadap ruang terbuka hijau dimana kota yang pada awalnya sebagian besar adalah ruang terbuka hijau kian menyempit. Kawasan rural urban sebagai
wilayah konservasi pun semakin berkurang. Untuk mencegah terjadinya penumpukan penduduk di satu tempat maka
pemerintah membuat arahan distribusi penduduk yang tersebar di seluruh kecamatan di kota Medan.
59
Tabel: II ARAHAN DISTRIBUSI PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2030
Sumber: RTRW Kota Medan Tahun 2011-2030 Arahan penyebaran penduduk ini ditetapkan karena penyebaran penduduk
kota Medan saat ini tidak merata. Penyebaran penduduk terkonsentrasi di kawasan pusat kota seperti Kecamatan Medan kota, Kecamatan Medan perjuangan,
Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Area, dan Kecamatan Medan Tembung. Sejalan dengan kecenderungan perkembangan fisik kota, saat ini
60 perkembangan permukiman mulai mengarah ke Selatan. Perkembangan permukiman
ke arah Selatan perlu dibatasi mengingat kawasan ini merupakan daerah konservasi. Untuk itu pada masa yang akan datang perkembangan permukiman diharapkan akan
mengarah ke Utara, seperti Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan.
28
b. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan masyarakat. Dalam menunjang fungsi tersebut di Kota Medan terdapat Rumah Sakit Umum Provinsi, Rumah Sakit Umum Pusat,
Untuk mewujudkan penyebaran penduduk yang demikian maka harus disertai dengan pola perkembangan dan penggunaan lahan yang sesuai.
Penataan ruang Kota Medan sangat tergantung pada tata ruang kota yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Medan. Dalam perjalanan Kota Medan mengalami
perkembangan yang signifikan, dan untuk melihat perubahan yang terjadi dapat dikemukakan tentang perkembangan kota tersebut. Sejak tahun 1862 ada dua kutub
pertumbuhan, yaitu pelabuhan laut Belawan, dan pusat Kota Medan. Sekarang, yang berhubungan dengan pasar pajak ikan, tetapi saat ini pajak ikan sudah berubah
fungsi menjadi pasar kain dan wilayah perkantoran serta perdagangan kota. Kota medan menjadi strategis, karena mempunyai beberapa fungsi utama dalam kerangka
konteks regional sebagaimana dikemukankan berikut ini. a. Sebagai pusat pemerintahan daerah, yaitu pemerintahan Kota Medan dan
Pemerintahan Provinsi Sumatera utara. Sehubungan dengan itu, kantor perwakilan negara-negara asing konsulat berdomisili di Medan.
28
RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KOTA MEDAN TAHUN 2010-2030
61 Perguruan Tinggi Negeri, stasiun TVRI dan RRI. Fungsi ini ditopang dengan
munculnya fasilitas lainnya yang dikembangkan oleh pihak swasta. c. Sebagai pusat perkantoran swasta, yaitu sebagai kantor koordinasi walaupun
kegiatannya tersebar diberbagai tempat di Sumatera Utara bahkan di luar Sumatera Utara.
d. Sebagai pusat perdagangan yang wilayah pengaruhnya mencakup seluruh Provinsi Sumatera Utara, bahkan juga provinsi tetangga.
e. Sebagai pintu gerbang international untuk penerbangan udara yang sekaligus menjadi pintu gerbang pariwisata.
Kondisi tersebut mendorong Kota Medan menajadi semakin penting bagi daerah sekitar. Di mana Kota Medan diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan
terhadap daerah-daerah yang berada di belakangnya dan membatu agar daerah tersebut dapat berkembang. Ketidak mampuan Kota Medan mendukung pelayanan
daerah lainnya akan berpengaruh terhadap kemajuan Kota Medan. Untuk peranan Kota Medan terhadap wilayah sekitarnya dengan penyebaran pusat-pusat kegiatan
ekonomi. Secara umum pola perkembangan atau penggunaan lahan kota Medan lebih
mendekati pada teori lingkaran konsentrik concentric zone theory dimana teori lingkaran konsentrik yang dikembangkan oleh Ernest Burgess 1923, penggunaan
lahan diidentifikasi atas lima zona, yakni:
62 • Kawasan pusat kegiatan usahaniaga central business district-CBD yang
merupakan pusat kegiatan; • Zona transisi yang mencampurkan penggunaan perdagangan dan jasa dan industri;
• Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah; • Zona perumahan penduduk berpendapatan sedang; dan
• Zona perumahan penduduk commuter. Hal ini dapat diyakini karena sejak periode tahun 1970-an terjadi
perkembangan yang hanya memusat di pusat kota saja, kemudian berkembang secara merata ke luar pusat kota. Aplikasi dari teori ini dituangkan dalam kelompok-
kelompok pengembangan yang saling terkait. Cluster kelompok-kelompok yang diidentifikasikan dan diprioritaskan pengembangannya adalah :
a. Cluster Pusat Kota dengan fungsi utama sebagai : pusat perdagangan dan jasa; b. Cluster Kawasan Utara dengan fungsi utamanya sebagai: kawasan industri,
pelabuhan, pariwisata dan perikanan; dan c. Cluster Kawasan Selatan dengan fungsi utamanya sebagai : Ruang Terbuka
Hijau.
29
29
RTRW kota Medan tahun 2011-2030 Untuk mewujudkan kawasan Selatan sebagai wilayah konservasi dan
peruntukan Ruang Terbuka Hijau maka perkembangan pemukiman penduduk diarahkan ke bagian Utara yakni di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan.
Kedua Kecamatan ini dipilih karena jumlah penduduk yang belum padat.
63 Kepadatan penduduk dan terus meningkat dan kebutuhan akan pemukiman
pun akan semakin meningkat pula. Hal ini menjadi masalah besar bagi ekosistem kota. Dimana keseimbangan kota yang ditopang dengan kuantitas dan kualitas ruang
terbuka hijau akan semakin berkurang sehingga akan berdampak pada merosotnya keseimbangan ekologis di kota. Konsekuensi yang dihadapi adalah semakin besarnya
potensi polusi, banjir dan kebisingan di perkotaan.
2.4. Kondisi Perdagangan di Kota Medan