Perilaku Kesehatan Reproduksi Siswa

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, diuraikan pembahasan tentang hubungan pemanfaatan PIK-KRR dengan perilaku kesehatan reproduksi siswa di SMAN 13 Medan.

1. Perilaku Kesehatan Reproduksi Siswa

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas menyatakan bahwa mayoritas responden yang memiliki perilaku kesehatan reproduksi yang baik yaitu sebesar 244 orang 90,4. Hal ini terlihat dari jawaban siswa mengenai perilaku kesehatan reproduksi yaitu biasa mengenakan pakaian yang sopan agar tidak memicu orang lain untuk melakukan hubungan seksual yaitu 260 siswa 96,3, selalu mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari agar terpeliharanya kebersihan alat kelamin yaitu 254 siswa 94,07, cara membersihkan alat kelamin dari arah depan ke belakang agar mencegah masuknya kuman dari anus ke alat kelamin yaitu 253 siswa 93,70, menggunakan celana dalam yang menyerap keringat seperti katun agar tidak lembab yaitu 241 siswa 89,25, tidak menggunakan celana dalam ketat agar tidak menimbulkan rasa panas dan lembab yaitu 208 siswa 77,03, mengikuti kegiatan ektrakurikuler untuk menghilangkan keinginan melakukan hubungan seksual yaitu 165 siswa 61,1, tidak bergaul bebas dimalam hari yaitu 242 siswa 89,62, tidak menggunakan tindik agar terhindar dari penularan HIVAIDS yaitu 260 siswa 96,29, menolak ajakan lawan jenis pacar untuk berhubungan seksual agar terhindar dari kehamilan tidak diinginkan yaitu 262 siswa 97,03, tidak menggunakan jarum suntik secara sembarangan agar terhindar dari penularan HIVAIDS yaitu 262 siswa 97,03, memperbanyak ibadah untuk menghilangkan keinginan melakukan hubungan seksual yaitu 245 siswa 90,7, Universitas Sumatera Utara Perilaku kesehatan reproduksi remaja yang baik dapat disebabkan oleh adanya informasi kesehatan reproduksi yang diberikan terintegrasi di beberapa mata pelajaran seperti Ilmu Pengetahuan Alam IPA, Biologi, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan PENJASKES, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS dan Agama Islam Dwisetiani, dkk, hal.1 Berdasarkan penelitian Harahap 2004 terdapat faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan reproduksi remaja yaitu komunikasi keluarga berupa dukungan orang tua untuk selalu membicarakan kesehatan reproduksi secara benar kepada anaknya cenderung akan mempengaruhi perilaku kesehatan reproduksinya. Teman sebaya berupa pembicaraan teman sebaya seperti teman disekolah ataupun teman di luar sekolah yang baik secara kualitas dan kuantitas dapat meningkatkan pemahaman yang benar mengenai kesehatan reproduksi dan cenderung akan dapat meningkatkan perilaku kesehatan reproduksi remaja. Serta keterpaparan sumber informasi yakni semakin banyak sumber informasi yang diperoleh para remaja tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan baik melalui media cetak dan elektronik serta pola komunikasi kesehatan reproduksi remaja di lingkungan keluarga dan teman sebaya dapat memperbaiki perilaku kesehatan reproduksi remaja. Menurut Suryoputro, Ford dan Shaluhiyah 2010 selain faktor lingkungan perilaku kesehatan reproduksi dapat dipengaruhi oleh faktor personal seperti tingkat relijiusitas berupa aktivitas yang berhubungan dengan agama, aktivitas sosial berupa aktivitas individu dalam mengisi waktu luang, gaya hidup berupa pilihan remaja terhadap majalahnovel, jenis pakaian, tontonanacara TV dan pengendalian diri. Hal ini sejalan dengan penelitian Normanita 2008, hlm.35 bahwa sekitar 47,78 mayoritas remaja SMK Kebumen memiliki perilaku kesehatan reproduksi remaja cukup baik. Universitas Sumatera Utara

2. Pemanfaatan PIK-KRR