Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
B. Pengetahuan Petani dalam Pengelolaan Ladang
Jenis hortikultura yang mereka budidayakan di ladang adalah beragam jenis sayur- sayuran untuk kebutuhan pasar. Praktik tanam campuran merupakan jenis cocok tanam yang
dipilih petani. Sebahagian kecil hasil ladang juga digunakan untuk kebutuhan subsistensi selain untuk dijual ke pasar.
1. Klasifikasi Tanaman Berdasarkan Jenis Usia
Seluruh tanaman hortikultura sayur-sayuran yang dibudidayakan disebut petani Gurusinga dengan tanamen muda, yaitu tanaman yang telah dapat memberi hasil pada usia
singkat sekitar tiga atau empat bulan. Selain itu, usia tanamen muda hanya berkisar tiga bulan hingga satu tahun jenis tanaman muda lihat lampiran 3.
Petani membedakan tanamen muda ini dengan tanamen tua, yaitu tanaman yang memberi hasil dalam hitungan usia tahun, dan usia tanaman dapat mencapai lebih dari satu
tahun. Tanamen tua berorientasi pasar yang cenderung ditanam petani adalah jeruk.
2. KIasifikasi Tanaman Berdasarkan Waktu Produktivitas Tanaman
Tanamen muda ini berdasarkan waktu produktivitasnya dibedakan petani atas dua
kelompok; tanaman dengan waktu panen satu kali sekali ku tiga dan waktu panen lebih dari satu kali piga-piga kali ku tiga
9
Tanaman sekali ku tiga meliputi; kentang, kubis, petsai, wortel lobak, kacang jogo, ketna, bit, selada, daun bawang dan peleng. Tanaman dengan waktu panen lebih dari satu kali
adalah; tomat, cabai merah, cabai rawit, buncis, arcis, patersly, saledri, ketumbar daun, terung, kacang panjang, kacang koro, kubis bunga dan brokoli.
3. Klasifikasi Tanaman Berdasarkan Perawatan Tanaman Petani Gurusinga membagi tanamen muda menjadi tiga kelompok berdasarkan perawatan
tanaman; tingkat kerumitan perawatan, modal perawatan dan keahlian perawatan tanaman.
9
Secara harafiah sekali ku tiga berarti hanya satu kali ke pasar. Sebutan ini untuk menyebut kelompok tanaman muda yang hanya panen satu kali dalam satu waktu tanam. Piga-piga kali ku tiga berarti beberapa kali ke pasar. Sebutan ini ditujukan
bagi kelompok tanaman dengan masa panen beberapa kali dalam satu waktu tanam
21
Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
3.1. Kerumitan perawatan tanaman
Petani membagi tanamen muda atas dua kelompok, yaitu; tanamen capcai dan tanamen muda
biasa. Jenis capcai meliputi; wortel, bit, ketna, selada, daun bawang bawang daun, seledri, ketumbar daun, patersly dan sayur manis. Kelompok tanaman jenis ini
cenderung dipanen dalam bentuk daun, kecuali wortel dan bit panen dalam bentuk umbi. Selain jenis capcai semua jenis tanaman dikelompokkan sebagai tanamen muda biasa.
Secara umum, terdapat tiga perbedaan antara dua kelompok tanaman ini. Pertama,
kelompok capcai adalah tanaman yang sangat butuh air, harus disiram pada awal waktu tanam dan juga pada perawatan selanjutnya apabila cuaca terlalu panas. Setelah dipanen dan sebelum
dijual ke pasar, tanaman capcai harus dicuci terlebih dahulu. Kelompok tanaman muda lainnya tidak terlalu butuh air, tidak harus disiram pada awal tumbuhnya,cukup hanya air
hujan dan juga tidak perlu dicuci sebelum dijual ke pasar.
Kedua
, kelompok capcai dapat dijual ke pasar walaupun usianya belum mencapai usia panen 3-4 bulan. Petani tidak akan rugi karena kelompok ini tidak membutuhkan biaya yang
tinggi dalam perawatannya. Tanaman muda lainnya hanya dipanen apabila sudah cukup umur atau mencapai 4 bulan. Harga akan murah jika dijual sebelum memasuki usia panen
10
. Ketiga,
beberapa kelompok capcai dapat dipanen dua kali dalam satu minggu secara rutin sampai tanaman berusia kurang lebih enam bulan. Panen rutin ini untuk jenis daun, seperti daun
saledri, daun patersly, dan daun ketumbar. Helai demi helai daun dipetik dan menyisakan daun muda pucuk daun. Kelompok tanaman muda lainnya dipanen secara bersama sama.
Kalaupun ada jenis yang tidak dipanen lebih dari satu kali, pemanenan itu tidak memetik daun helai demi helai setiap minggu.
10
Kategori harga jual murah dan mahal untuk diukur petani dengan membandingkannya terhadap biaya perawatan tanaman.
22
Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
3.2. Modal Perawatan Tanaman Petani membagi dua kelompok tanaman untuk jenis ini; tanaman si megegeh modal
tanaman bermodal besar dan tanaman si sitik modal tanaman muda bermodal kecil Pengelompokan ini berhubungan dengan biaya pembelian pupuk dan pestisida untuk
perawatan tanaman hingga panen. Tanaman bermodal besar meliputi; tomat, kentang, cabai merah, cabai paprika, kubis, kubis bunga dan brokoli. Tanaman bermodal kecil meliputi jenis
capcai ; buncis, lobak, kacang jogo, kacang panjang, kacang koro, terung dan jenis petsai.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk buatan pabrik PUSRI; urea disebut juga urea, KCL disebut paten kali dan SP-36 disebut tripe. ZA disebut penduduk dengan garam,SS
disebut amapos, BASF disebut rustika. Petani juga menggunakan pupuk organik buatan sendiri yang mereka sebut taneh gemuk. Pupuk buatan ini meliputi pupuk kandang dan pupuk
hijau atau kompos. Pestisida disebut obat oleh Petani di Gurusinga dan juga petani lain di Tanah Karo.
Obat ini dapat dibeli di kios pupuk dan pestisida di Berastagi ibu kota kecamatan dan juga di
Kabanjahe ibu kota kabupaten. Penyemprotan obat dilakukan secara rutin tanpa menunggu serangan hama dan penyakit tanaman. Petani mengatakan bahwa tindakan ini dilakukan
sebagai antisipasi serangan hama dan penyakit yang tidak dapat diramalkan. Berdasarkan pengalaman mereka, tanaman tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak disemprot obat.
Menurut petani setiap bibit yang ditanam adalah modal yang harus dijaga dengan baik jika tidak ingin rugi.
Petani juga mengatakan bahwa dosis obat yang digunakan cenderung lebih besar dari yang tertera di kemasan. Berdasarkan pengalaman petani, hama dan penyakit cenderung
menyerang tanaman jika mereka mengikuti dosis di kemasan. Apabila penyakit sudah menyerang, maka aturan dosis hama dilebihkan lagi untuk mengantisipasi peluasan serangan
hama dan penyakit. Petani lebih memilih melakukan antisipasi daripada menunggu hama dan penyakit menyerang, karena menghentikan perluasan serangan, jauh lebih mahal daripada
mencegahnya.
23
Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
Karena mahalnya biaya perawatan tanaman, beberapa petani memanfaatkan ‘hubungan baik’ mereka dengan pemilik toko pupuk dan pestisida. Hubungan atas dasar kepercayaan
yang diawali sebagai pembeli tetap berkembang menjadi hubungan pinjam meminjam pupuk, pestisida dan bibit tanpa jaminan
11
.
3.3. Keahlian Perawatan tanaman
Petani membagi tanaman muda menjadi dua bagian; tanaman top dan tanaman si biasa.
Tanaman top merupakan jenis tanaman muda yang sangat dikenal petani; petani sangat memahami perawatan tanaman dan se1a1u mendapat keuntungan apabila menanamnya, walau
dalam cuaca terburuk sekalipun. Si petani sangat ahli terhadap tanaman ini. Sesekali kami memang pernah rugi, tapi sedikit dan sangat jarang terjadi, paling kembali modal dan bagi
kami itu tidak termasuk merugi, demikian ungkap Pak Ginting yang memiJiki tanaman tomat sebagai tanaman top
12
Keahlian merawat tanaman top ini hanya beredar diantara kerabat dekat yang memiliki hubungan baik. Keahlian yang tertutup peredarannya ini meliputi kiat-kiat khusus menyiasati
tanaman agar tumbuh dan panen melimpah ruah. Kiat-kiat tcrsebut berupa; teknik cara tanam, dosis dan waktu pemberian pupuk dan penyemprotan pestisida, atau proses pembibitan yang
sempurna. Keahlian tanaman top ini bersifat sangat individual, merupakan identitas bagi komunitas kerabat atau klen marga tertentu. Setiap individu atau kelompok marga tertentu
cenderung memiliki tanaman top yang berbeda. Petani punya sebutan untuk mereka dengan keahlian khusus ini, seperti; petani yang memihki tanaman top kentang disebut perkentang.
Mereka dengan tanaman top cabai disebut percina cina = cabai. Orang yang memiliki tanaman top kubis disebut perkol kol = kubis.
11
Petani memimjam pupuk dan pestisida atau juga bibit tanaman dan akan membayarnya pada saat panen. Harga pinjaman dihitung jumlahnya sebesar harga barang pada saat petani akan membayar, jika petani merugi, mereka dapat terus berhutang
dan membayarnya pada saat panen mendatang, Perjanjian yang diadakan hanya keterikatan pembelian kebutuhan pertanian harus dari toko yang sama. Petani mengatakan cara ini sebagai win win solution untuk petani dan pemilik took
pupukpestisida.
12
Kembali modal bagi petani Gurusinga tidak dinilai sebagai kerugian, karena cenderung tidak menghitung biaya tenaga kerja dan waktu yang mereka keluarkan dalam merawat tanaman sebagai biaya produks.Petani akan menghitung tenaga kerja
dan waktu sebagai modal apabila mereka menggunakan buruh tani untuk bekerja di ladangnya. Buruh tani ini harus diberi upah berkisar Rp.20.000-25.000 untuk satu hari kerja di ladang dengan tanamen muda dimulai pukul 09.00 - 11.00 WIB.
24
Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
Sedangkan tanaman si biasa adalah jenis tanaman muda lainnya yang bukan merupakan tanaman top si petani. Petani tidak sangat ahli dalam merawat jenis tanam si biasa
ini. Petani tidak selalu untung apabila memilih tanaman si biasa baginya. Jika untung bisa untung besar, jika rugi bisa sangat buntung, begitulah penjelasan Pak Karo-Karo di
Gurusinga.
4. Klasifikasi Tanaman Berdasarkan Ukuran Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman dari permukaan tanah merupakan dasar petani mengklasifikasikan tanaman muda mereka. Petani menghubungkan tinggi tanaman itu dengan kerimbunan
cabang-cabang dan daun tanaman. Berdasarkan hal ini, petani membedakan tiga kelompok tanaman muda; si nggedang melalau bulung tanaman tinggi dan daun rimbun, si sedang
tinggi tanaman sedang dan daun tidak rimbun,si gendek tanaman pendek. Tanaman si nggedang melala bulung adalah
tanaman muda yang memiliki batang seperti kayu dengan tinggi rata-rata mencapai pangkal paha orang dewasa sekitar 1 m, memiliki beberapa cabang
dan daun rimbun
13
. Cabai merah, cabai rawit, cabai paprika, tomat, arcis, kacang panjang, kacang koro dan terung adalah contoh jenis ini. Hasil panen jenis ini dalam bentuk buah.
Si sedang juga juga memihki batang tanaman dengan tinggi rata-rata hingga lutut
petani dewasa dibawah 1 m, dengan beberapa cabang tanaman. Hasil panen juga dalam bentuk buah, seperti; buncis dan kacang jogo. Sedangkan, Si gendek adalah tanaman yang
tidak memiliki batang tanaman dalam bentuk kayu, hanya dalam bentuk daun dengan tinggi tidak sampai ukuran lutut petani dewasa. Hasil tanaman dalam bentuk umbi dan daun, seperti;
kentang, wortel, lobak, bit, jenis capcai, jenis petsai, kubis, kubis bunga dan brokoli.
13
.
Petani menggunakan kriteria ukuran tinggi tanaman dengan membandingkan terhdap ukuran tinggi tubuh mereka
25
Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
5. Klasifikasi Tanaman Berdasarkan Sumber Penyakit