Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
3.1. Kerumitan perawatan tanaman
Petani membagi tanamen muda atas dua kelompok, yaitu; tanamen capcai dan tanamen muda
biasa. Jenis capcai meliputi; wortel, bit, ketna, selada, daun bawang bawang daun, seledri, ketumbar daun, patersly dan sayur manis. Kelompok tanaman jenis ini
cenderung dipanen dalam bentuk daun, kecuali wortel dan bit panen dalam bentuk umbi. Selain jenis capcai semua jenis tanaman dikelompokkan sebagai tanamen muda biasa.
Secara umum, terdapat tiga perbedaan antara dua kelompok tanaman ini. Pertama,
kelompok capcai adalah tanaman yang sangat butuh air, harus disiram pada awal waktu tanam dan juga pada perawatan selanjutnya apabila cuaca terlalu panas. Setelah dipanen dan sebelum
dijual ke pasar, tanaman capcai harus dicuci terlebih dahulu. Kelompok tanaman muda lainnya tidak terlalu butuh air, tidak harus disiram pada awal tumbuhnya,cukup hanya air
hujan dan juga tidak perlu dicuci sebelum dijual ke pasar.
Kedua
, kelompok capcai dapat dijual ke pasar walaupun usianya belum mencapai usia panen 3-4 bulan. Petani tidak akan rugi karena kelompok ini tidak membutuhkan biaya yang
tinggi dalam perawatannya. Tanaman muda lainnya hanya dipanen apabila sudah cukup umur atau mencapai 4 bulan. Harga akan murah jika dijual sebelum memasuki usia panen
10
. Ketiga,
beberapa kelompok capcai dapat dipanen dua kali dalam satu minggu secara rutin sampai tanaman berusia kurang lebih enam bulan. Panen rutin ini untuk jenis daun, seperti daun
saledri, daun patersly, dan daun ketumbar. Helai demi helai daun dipetik dan menyisakan daun muda pucuk daun. Kelompok tanaman muda lainnya dipanen secara bersama sama.
Kalaupun ada jenis yang tidak dipanen lebih dari satu kali, pemanenan itu tidak memetik daun helai demi helai setiap minggu.
10
Kategori harga jual murah dan mahal untuk diukur petani dengan membandingkannya terhadap biaya perawatan tanaman.
22
Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
3.2. Modal Perawatan Tanaman Petani membagi dua kelompok tanaman untuk jenis ini; tanaman si megegeh modal
tanaman bermodal besar dan tanaman si sitik modal tanaman muda bermodal kecil Pengelompokan ini berhubungan dengan biaya pembelian pupuk dan pestisida untuk
perawatan tanaman hingga panen. Tanaman bermodal besar meliputi; tomat, kentang, cabai merah, cabai paprika, kubis, kubis bunga dan brokoli. Tanaman bermodal kecil meliputi jenis
capcai ; buncis, lobak, kacang jogo, kacang panjang, kacang koro, terung dan jenis petsai.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk buatan pabrik PUSRI; urea disebut juga urea, KCL disebut paten kali dan SP-36 disebut tripe. ZA disebut penduduk dengan garam,SS
disebut amapos, BASF disebut rustika. Petani juga menggunakan pupuk organik buatan sendiri yang mereka sebut taneh gemuk. Pupuk buatan ini meliputi pupuk kandang dan pupuk
hijau atau kompos. Pestisida disebut obat oleh Petani di Gurusinga dan juga petani lain di Tanah Karo.
Obat ini dapat dibeli di kios pupuk dan pestisida di Berastagi ibu kota kecamatan dan juga di
Kabanjahe ibu kota kabupaten. Penyemprotan obat dilakukan secara rutin tanpa menunggu serangan hama dan penyakit tanaman. Petani mengatakan bahwa tindakan ini dilakukan
sebagai antisipasi serangan hama dan penyakit yang tidak dapat diramalkan. Berdasarkan pengalaman mereka, tanaman tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak disemprot obat.
Menurut petani setiap bibit yang ditanam adalah modal yang harus dijaga dengan baik jika tidak ingin rugi.
Petani juga mengatakan bahwa dosis obat yang digunakan cenderung lebih besar dari yang tertera di kemasan. Berdasarkan pengalaman petani, hama dan penyakit cenderung
menyerang tanaman jika mereka mengikuti dosis di kemasan. Apabila penyakit sudah menyerang, maka aturan dosis hama dilebihkan lagi untuk mengantisipasi peluasan serangan
hama dan penyakit. Petani lebih memilih melakukan antisipasi daripada menunggu hama dan penyakit menyerang, karena menghentikan perluasan serangan, jauh lebih mahal daripada
mencegahnya.
23
Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
Karena mahalnya biaya perawatan tanaman, beberapa petani memanfaatkan ‘hubungan baik’ mereka dengan pemilik toko pupuk dan pestisida. Hubungan atas dasar kepercayaan
yang diawali sebagai pembeli tetap berkembang menjadi hubungan pinjam meminjam pupuk, pestisida dan bibit tanpa jaminan
11
.
3.3. Keahlian Perawatan tanaman