Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
2. Pula Tanam Tumpang Tindih
Pada pola tanam ini, petani cenderung memilih satu jenis tanaman pilihan dominan. Tanaman dominan itu memiliki waktu panen lebih dari satu kali. Dominan dalam arti bahwa
tanaman itu ditujukan untuk mendapat keuntungan besar pada waktu tanam kali ini tanaman dayaan.
Tanaman dominan ini akan dicampur dengan tanaman muda lain dengan tujuan sampingan,
misalnya cabai yang berusia hingga 9 bulan dan dapat dipanen beberapa kali akan dicampur dengan tanaman lain yang usianya 3 atau 4 bulan dengan satu kali panen, misalnya
wortel atau kubis. Walaupun akan dijual ke pasar hasil panen dari tanaman campuran, maka tujuannya adalah untuk menambah biaya perawatan tanaman dominan atau untuk keperluan
dapur sehari-hari semata. Secara harafiah, tumpang tindih diartikan petani sebagai kondisi penanaman dimana
terdapat beberapa jenis tanaman yang saling berhimpitan. Lebih dari sekedar bermacam- macam seperti pada pola campur-campur. Satu tanaman berusia lebih panjang dari yang lain,
usia dan jenis tanaman lebih beragam dan pergantian tanaman lebih dinamis; cabut satu jenis - tanam jenis lain -sisip tanaman lain di celah tanaman yang ada, dan seterusnya tanpa
mengistirahatkan tanah dalam waktu lama.
3. Pola Tanam Tua-Muda
Kata tua-muda yang dimaksud adalah dari segi jenis usia tanaman. Dalam pola tanam ini, beberapa jenis tanaman muda akan dipadankan dengan tanaman tua. Tanaman muda
cenderung ditujukan untuk tanaman dayaan. Sedangkan, tanaman tua sebagai tanaman sampingan
karena hasilnya baru dapat diperoleh petani setelah usia tanaman dua atau tiga tahun, seperti jeruk.
Beberapa petani yang mempraktikkan pola tanam ini mengatakan bahwa pola tanam ini cenderung dipilih berkisar 8 atau 9 tahun lalu. Mereka juga menambahkan bahwa jika saat
ini mulai terlihat beberapa petani cenderung memilih pola tanam ini dikarenakan harga buah jeruk yang meningkat tinggi sekitar 7 tahun lalu sekitar 1998.
31
Sri Alem Sembiring: Pengetahuan Strategi Petani Hortikultura:Kompetensinya dlm Peningkatan Pendapatan Petani , 2002
USU Repository ©2006
Jeruk cenderung ditanam secara berbaris. Jarak antar barisan sekitar 4 atau 5 m, dan setiap batang dalam satu baris juga berjarak 4 atau 5 m. Tanaman muda dicampurkan petani
dengan tiga cara. Pertama, tanaman muda ditanam di antara setiap batang jeruk, Ke dua, beberapa petani memilih menanam tanaman muda di antara setiap baris jeruk. Ketiga, petani
lain menanam tanaman muda di antara baris dan di antara batang jeruk. Petani mengatakan bahwa seluruh jenis tanaman muda dapat dipadankan dengan jeruk.
Dengan tata ruang seperti di atas, maka ladang petani akan terlihat seperti ladang dengan penanaman tumpang tindih. Seluruh tanaman tua dan muda akan terlihat seperti barisan,
warna dan tinggi tanaman juga berbeda-beda, karena mereka memilih jenis tanaman muda yang berbeda-beda jenis. Masing-masing tanaman muda tersebut akan berbeda usia, jenis dan
waktu panennya.
4. Pola Tanam Rotasi atau Sada-sada