Kelebihan dan Kekurangan PAIKEM

33 menentukan alat evaluasi untuk mengetahui seberapa banyak peserta didik dapat menyerap materi yang disampaikan. 40 Terlepas dari kekurangan dan kelebihan yang ada, mestinya setiap pendidik sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Sehingga proses pembelajaran yang berlangsung bisa berjalan sesuai pada tracknya, dengan kata lain, pendidik mampu menerapkan PAIKEM tanpa menanggalkan tujuan yang hendak dicapai. Beberapa langkah yang patut untuk dilakukan oleh pendidik sebelum menerapkan strategi PAIKEM dalam proses pembelajaran, diantaranya: a. Mempersiapkan materi yang hendak disampaikan b. Menyediakan alat, media yang diperlukan dalam penerapan PAIKEM c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi PAIKEM d. Mempersiapkan berbagai games yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas e. Berpegang teguh pada prinsip pencapaian tujuan pembelajaran 40 Yudhi Munadi dan Farida Hamid, Modul Pelatihan tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Erektif, dan....., hal 41-43 34

BAB III PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Pendidikan dalam konteks keIslaman lebih populer dikenal dengan kata ”tarbiyah”, ta’lim, dan ta’dib,. Masing-masing istilah tersebut memiliki keunikan makna tersendiri ketika sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Namun, kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut salah satunya, sebab salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang lain. Dari ketiga term tersebut, tarbiyah menjadi term yang popular dan sering digunakan dalam praktik pendidikan Islam dibanding dengan dua term yang lainnya. Term tarbiyah berasal dari kata rabb yang memiliki makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. 41 Term tersebut mengisyaratkan adanya empat unsur pendekatan dalam pendidikan Islam, yakni: 1. Memelihara dan menjaga fitrah peserta didik sebelum dewasa baligh. 2. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. 3. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan 4. Melaksanakan pendidikan secara bertahap. Sementara term ta’lim berasal dari kata ‘allama yang berarti pengajaran. Berbeda dengan term tarbiyah dan ta’lim, term ta’dib dipahami 41 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. I, h. 25 35 sebagai pendidikan sopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral dan etika. Pemahaman akan ketiga term tersebut memberikan gambaran secara jelas bahwa term tabiyah lebih tepat untuk digunakan dalam konteks pendidikan Islam, karena memiliki makna pendidikan yang lebih sistematis. Berbagai term-term yang muncul akan mempermudah untuk kemudian dicari pengertian tentang hakikat pendidikan agama Islam. Tetapi sebelum merumuskan pengertian pendidikan agama Islam, akan lebih tepat kalau kita menelaah terlebih dahulu berbagai pandangan tentang pendidikan agama Islam, yakni : Pertama, Syaikh Mustafa Al-Ghulayani memaknai pendidikan Islam sebagai berikut: yang berarti bahwa pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa peserta didik serta menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi kecenderungan jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan serta cinta bekerja yang berguna bagi tanah air. 42 Hal tersebut sejalan dengan Zakiah Daradjat berpandangan bahwa pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyikininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat kelak. 43 Artinya, bahwa pendidikan Islam dipahami sebagai sebuah proses mendidik peserta didik dalam memahami serta mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam yang nantinya 42 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam …., h. 35 43 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. VI, h. 86 36 diharapkan bisa dijadikan sebagai pedoman maupun petunjuk bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan. Kedua, Muhammad SA Ibrahimi Bangladesh menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah “Islamic education in true sense of the lern, is a system of education which enable a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that he may easily mould his life in accordance with tenets of Islam. ” 44 Pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam. Pendapat tersebut lebih mengarah pada sebuah sistem yang memiliki keterkaitan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya, seperti keterkaitan antara akidah, syariah, dan akhlak yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga, Achmadi mendefinisikan pendidikan Islam sebagai segala usaha untuk memelihara fitrah manusia, serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya menusia seutuhnya insan kamil sesuai dengan norma Islam. Dari beberapa penjabaran para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam merupakan suatu proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri peserta didik melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrah peserta didik, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya, serta menjadi manusia yang dapat menyelaraskan kehidupan dunia-akhirat, keseimbangan pelaksanaan fungsi manusia sebagai kahlifah Allah dan keseimbangan pelaksanaan segala dimensi yang terdapat dalam diri manusia, sehingga menjadikan dia hidup penuh bahagia, sejahtera dan penuh kesempurnaan. Dengan kata lain, pendidikan agama Islam di sekolah dipahami sebagai segenap usaha sadar yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik di 44 Arifin HM, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 3-4