Pasal 19, ayat 1 yakni; ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

27 pada motivasi pada diri peserta didik. Ibarat pepatah ”anda dapat memaksa kambing masuk air, tapi anda tidak bisa memaksanya untuk minum air”, 34 maksudnya bahwa peserta didik bisa dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan, akan tetapi tidak bisa dipaksa untuk menghayati perbuatan sebagaimana mestinya. Begitu juga guru dapat memaksakan materi pelajaran kepada peserta didik, akan tetapi guru tidak dapat memaksanya untuk belajar dalam arti yang sebenarnya. Disinilah terlihat tugas guru yang paling berat adalah berupaya agar peserta didik mau belajar dan memiliki keinginan belajar secara berkelanjutan tanpa dibatasi ruang waktu. Dalam konteks inilah kehadiran PAIKEM diharapkan dapat memperkaya guru dalam hal strategi, metode dan teknik mengajar sebagai seni dalam proses pembelajaran, sehingga secara psikologis-pedagogis PAIKEM memiliki relevansi dalam kerangka mewujudkan proses pembelajaran yang memberdayakan peserta didik.

C. Prinsip-prinsip Penerapan PAIKEM

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam penerapan PAIKEM, yakni : 1. Memahami sifat peserta didik; pada dasarnya peserta didik memiliki modal yang luar biasa berupa sifat rasa ingin tahu dan imajinasi yang kemudian harus dipahami oleh pendidik untuk kemudian modal tersebut diusahakan agar terus berkembang dan terberdayakan secara maksimal. 2. Mengenal peserta didik secara individual; pada hakikatnya peserta didik merupakan bagian dari ciptaan Tuhan yang memiliki beraneka ragam keunikan masing-masing dan memiliki latar belakang, potensi serta kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut harus diperhatikan dan tercermin secara riil dlam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tersebut memberikan peluang sinergitas antara satu dengan yang lain dengan modal potensinya masing-masing. 34 Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar …, h. 92 28 3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar; peserta didik secara naluriah memiliki sifat kebersamaan atau berpasangan. Hal ini bisa dimanfaatkan pendidik dalam pengorganisasian kelas yang nantinya memberikan peluang terjadinya pertukaran pikiran atau ide-ide antara peserta didik yang satu dengan yang lain. 4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif serta mampu memecahkan masalah; pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu peseerta didik perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, kreatif untuk menganalisa berbagai masalah yang muncul, sehingga peserta didik mampu melahirkan berbagai alternatif pemecahan masalah. Guru bisa mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan kata ”mengapa”, ”bagaimana”, ”apa yang terjadi jika” tipe open question. 35 5. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik; ruangan kelas yang di setting semenarik mungkin menjadi hal yang harus diwujudkan, salah satunya seperti pemajangan hasil karya peserta didik dirungan karena hal itu bisa memotivasi peserta didik serta memberikan apresiasi atas karya yang telah diciptakan. Hal tersebut juga memungkinkan lahirnya inspirasi-inspirasi positif baik bagi pendidik maupun peserta didik. 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar; lingkungan fisik, sosial, budaya merupakan bagian dari sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan juga dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta didik. 7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan belajar; pemberian feedback yang positif merupakan interaksi antara pendidik peserta didik yang diharapkan bisa memberikan motivasi bagi peserta didik dalam meningkatkan kegiataan belajarnya, tentunya feedback yang diberikan tidak mengandung unsur merendahkan apalagi meremehkan peserta didik. 35 Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran ……..h. 19 29 8. Membedakan antara aktif fisik aktif mental; dalam pembelajaran PAIKEM, aktif mental sebenarnya lebih diharapkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktifitas sering bertanya, mempertanyakan pendapat orang lain mengemukakan gagasan sendiri merupakan indikasi dari keaktifan mental peserta didik. 36 Sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata juga berpendapat bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam implementasi PAIKEM adalah: a. Memahami sifat yang dimiliki peserta didik b. Memahami perkembangan kecerdasan peserta didik c. Mengenal peserta didik secara perorangan d. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar e. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah f. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik g. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar h. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar i. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental 37

D. Hubungan PAIKEM dengan Teori Pembelajaran

Belajar dalam konteks PAIKEM dimaknai sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan atau membangun makna. Dalam proses belajar, peserta didik akan terlibat dengan proses sosial, dan proses tersebut akan dilaksanakan secara berkesinambungan atau sepanjang hayat. Makna tersebut didasari oleh pandangan konstruktivisme. Sedangkan Dalam banyak penelitian diungkapkan bahwa teori perubahan konsep juga dipengaruhi atau didasari oleh filsafat konstruktivisme. Filsafat ini menekankan bahwa pengetahuan dibentuk oleh peserta didik yang sedang belajar, dan teori perubahan konsep menjelaskan bahwa peserta didik 36 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam …., h. 54-56 37 Muhibbin Syah Rahayu Kariadinata, Bahan Pelatihan tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Erektif, Menyenangkan ……………, hal. 6-13