BAB IV ANALISA NIKAH DI BAWAH UMUR DAN IMPLIKASINYA
A. Sejarah singkat lahirnya Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan
Lahirnya Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang berlaku bagi semua warga negara RI tanggal 02 Januari 1974 untuk sebagian besar telah
memenuhi tuntutan masyarakat Indonesia.
122
Tuntutan organisasi-organisasi wanita Indonesia dari masa ke masa, sejak zaman penjajahan, zaman permulaan
kemerdekaan hingga zaman pembangunan Indonesia dewasa ini telah berhasil selangkah. Meskipun belum sepenuhnya terpenuhi, namun sebagai langkah pertama
dalam memenuhi kehendak masyarakat Indonesia.
123
Tuntutan yang telah dikumandangkan pada Kongres Perempuan Indonesia pertama tahun 1928 kemudian dikedepankan dalam beberapa kesempatan, berupa
harapan perbaikan kedudukan wanita dalam perkawinan, terutama bagi golongan ”Indonesia Asli” yang beragama Islam dimana hak dan kewajibannya dalam
perkawinan tidak diatur dalam hukum tertulis, namun tercantum dalam kitab fikih.
122
A. Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia: Gemuruh Politik Hukum Hukum Islam, Hukum Barat, dan Hukum Adat dalam Rentang Sejarah Bersama Pasang Surut Lembaga Peradilan
Agama hingga Lahirnya Peradilan Syari’at Islam Aceh , Kencana Prenada Media, 2006, h. 85
123
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan di Indonesia, h. 45
Menurut sistem hukum Indonesia tidaklah dapat digolongkan dalam kategori hukum tertulis, karena tidak tertulis dalam Peraturan Pemerintah.
124
Masalah-masalah yang menjadi perhatian organisasi wanita saat itu adalah: 1 Perkawinan Paksa; 2 Poligami; 3 Talak yang sewenang-wenang. Setelah
Indonesia merdeka langkah-langkah perbaikan diadakan oleh pemerintah antara lain dengan mengeluarkan Undang-Undang Pencatatan Nikah dan Rujuk Tahun 1946.
Setelah itu disusul dengan Peraturan Menteri Agama mengenai wali hakim dan tata cara pemeriksaan perkara pasif nikah, talak, dan rujuk di Pengadilan Agama. Namun
demikian, perbaikan yang dituntut belumlah dipenuhi karena Undang Undang dan peraturan-peraturan itu hanyalah mengenai formil belaka, tidak mengenai hukum
materiilnya yakni Undang-Undang yang mengatur perkawinan itu sendiri.
125
Pada tahun 1950 Pemerintah RI telah berusaha memenuhi dengan membentuk panitia yang membuat Rancangan Undang-Undang Perkawinan kemudian dibahas
dalam sidang DPR pada tahun 19581959, tapi tidak berhasil mewujudkan Undang Undang. Antara tahun 1967-1972 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia juga
telah membahasnya tapi nasibnya sama dengan Rancangan Undang-Undang sebelumnya.
126
Tahun 1973 pemerintah kembali mengajukan Rancangan Undang-Undang tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan setelah mendapat tanggapan pro dan
124
Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia..., h. 86
125
Ibid., h. 86
126
Ibid., h. 86
kontra akhirnya dicapailah satu konsesus yang membawa pengaruh pada sidang- sidang selanjutnya sehingga tercapai kata mufakat di antara anggota DPR. Setelah
mendapat persetujuan dari DPR, pemerintah mengundangkan Undang-Undang Perkawinan pada tanggal 02 Januari 1974 dalam Lampiran Nomor yang kebetulan
sama tahun dan nomornya yakni No.1 Tahun 1974. Kemudian pada 01 April 1975, setelah 1 tahun 3 bulan Undang-Undang Perkawinan diundangkan, lahirlah Peraturan
Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dengan demikian, mulai 01 Oktober 1975 Undang-
Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan telah dapat berjalan dengan efektif.
127
B. Analisa Nikah di Bawah Umur