Tujuan Pembatasan Usia Perkawinan

expressip verbis atau langkah penerobosan hukum adat dan kebiasaan yang sering dijumpai di dalam masyarakat Indonesia. Misalnya di dalam masyarakat adat Jawa, sering kali dijumpai perkawinan anak perempuan yang masih muda usianya. Anak perempuan Jawa dan Aceh seringkali dikawinkan meskipun umurnya masih kurang dari 15 tahun, walaupun mereka belum diperkenankan hidup bersama sampai batas umur yang pantas. Biasanya ini disebut dengan kawin gantung. Dengan adanya batasan umur ini, maka kekaburan terhadap penafsiran batas usia baik yang terdapat di dalam adat ataupun hukum Islam sendiri dapat dihindari. 87

B. Tujuan Pembatasan Usia Perkawinan

Terbentuknya Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan merupakan awal reformasi dan pembaruan hukum di bidang keluarga, termasuk masalah batasan usia dalam perkawinan. Oleh karenanya, hal ini telah tertulis dengan jelas pada Pasal 7 ayat 1 Undang Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Pada bab tersebut menyebutkan perkawinan hanya diiizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 sembilan belas tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 enam belas tahun. Batas usia yang tercantum dalam Undang-Undang tersebut apabila dikaji lebih lanjut lebih menitik beratkan pada pertimbangan kesehatan. Hal ini menjadi jelas dengan membaca penjelasan dari Undang Undang tersebut, bahwa untuk menjaga 87 Amiur Nuruddin Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, Undang Undnag Perkawinan No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan sampai KHI , h. 70-71 kesehatan suami-isteri serta keturunan-keturunannya, perlu ditetapkan batas-batas umur untuk perkawinan. 88 Sehingga Undang-Undang Perkawinan dalam hal ini meletakkan batas usia nikah lebih menonjolkan pertimbangan kesehatan, daripada segi-segi lain, misalnya segi psikologi dan segi sosial. Secara konsep pembatasan usia nikah dimaksudkan agar amanat Al-Qur’an yaitu agar manusia tidak meninggalkan generasi yang lemah dapat terwujud. Harapannya adalah patokan umur minimal calon mempelai dibutuhkan sebagai ukuran kematangan fisik dan psikis yang cukup sebagai modal dasar mengarungi bahtera rumah tangga. Namun demikian, pada prakteknya, kemungkinan ada hal-hal lain yang bersifat kasuistik dan mendesak, bisa saja ada dispensasi nikah bagi calon mempelai yang kurang memenuhi syarat umur tersebut. Sudah barang tentu dispensasi tersebut diadakan dalam kerangka mewujudkan kemaslahatan dan menghindarkan kemudlaratan yang lebih besar dengan berpijak pada metode maslahah al-mursalah dan saddu al-dzari’ah. 89 Tujuan pembatasan usia sangatlah besar gunanya, diantaranya ialah supaya kedua calon suami isteri sudah cukup dewasa untuk memikul tanggung jawab sebagai kepala keluarga dan ibu rumah tangga. Pada usia 21 tahun seseorang sudah dapat 88 Baca Penjelasan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 89 Ridwan M, Membongkar Fiqh Negara, Wacana Keadilan Gender Dalam Hukum Keluarga Islam, Yogyakarta: Pusat Studi Gender STAIN Purwokerto Unggun Religi, Oktober 2005, cet. ke-1, h. 114 dianggap dewasa dan mampu memikul urusan keluarga, masyarakat, dan negara. Sehingga negara menganggap bahwa anak yang sudah mencapai usia 18 tahun sudah cukup dewasa, dapat diberi hak memilih dan dipilih sebagai wakil rakyat. Pada usia 21 tahun ini pula tentunya sudah lebih matang tanggung jawabnya terhadap sesuatu yang terpikul atas pundaknya, seperti kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangga. 90

C. Hak Dan Kesehatan Reproduksi Menurut Islam

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perkawinan Terhadap Nikah Mut’ah Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Islam

3 111 109

Perlindungan Terhadap Hak-hak Istri pada Perkawinan Poligami Melalui Perjanjian Perkawinan Menurut Pasal 29 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

1 57 112

Undang Undang Nomor I Tahun 1974 dan kaitannya dengan perkawinan antar orang yang berlainan agama: studi tentang praktek pelaksanaannya di DKI Jakarta

0 5 91

Anak luar nikah dalam undang-undang perkawinan No.1 Tahun 1974: analisis putusan MK tentang status anak luar nikah

0 3 86

PENGESAHAN ANAK DI LUAR NIKAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN Pengesahan Anak Di Luar Nikah Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Di Pengadilan Negeri Jepara.

0 1 10

KEDUDUKAN PASAL 2 AYAT 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN TERHADAP KONSEP HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

0 0 11

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PERKAWINAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM ISLAM A. Sejarah Hukum Perkawinan di Indonesia - Pelaksanaan Perkawinan Terhadap Nikah Mut’ah Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang

0 0 35

PELAKSANAAN PERKAWINAN TERHADAP NIKAH MUT’AH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

0 0 10

HAK ASUH ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (ANALISIS PENDEKATAN KOMPARATIF)

0 0 95

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DI BAWAH UMUR BAGI PENGANUT ASAS KEWARGANEGARAAN GANDA (Analisis Normatif Pasal 6 Undang-Undang No.12 tahnn 2006 dan Pasiil 7 Undang-Undang No. 1 tahun 1974) -

0 0 76