semakin rendah pengaruh keberhasilan, maka semakin tinggi penerimaan dirinya.
2. Identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri
Dengan arah koefisien positif, yang berarti bahwa semakin tinggi identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri, maka semakin tinggi
penerimaan diri dan sebaliknya, semakin rendah identifikasi dengan seseorang yang mempunyai penerimaan diri, maka semakin rendah penerimaan dirinya.
3. Konsep diri yang stabil
Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi konsep diri, maka semakin rendah penerimaan diri dan semakin rendah konsep diri, maka
semakin tinggi penerimaan dirinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah konsep diri, maka semakin tinggi penerimaan dirinya.
Untuk bisa mendapatkan informasi yang lebih rinci mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri self acceptance seseorang, maka penulis
mengulangi analisis regresi yang sama, tetapi dengan menjadikan tiap komponen dari penerimaan diri sebagai DV. Karena komponen penerimaan diri ada tujuh,
maka dilakukan 7 kali analisis regresi yang sama, tetapi dalam hal ini adalah masing-masing diulang untuk masing-masing komponen.
4.2.1.1 Perasaan Sederajat sebagai DV
Perasaan sederajat sebagai DV dihasilkan R
2
: 0.262, yang berarti 26,2 dari bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut. Selanjutnya, nilai
F yang dihasilkan adalah 3.37. Karena nilai F yang dihasilkan memiliki
59
probability p 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa R
2
yang dihasilkan tersebut signifikan secara statistik, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara
perasaan sederajat dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum ABH di Panti Sosial Marsudi Putra PSMP Handayani. Kemudian, koefisien
regresi yang dihasilkan serta tingkat signifikan pada masing-masing IV dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini:
Pemahaman diri
Tidak ada tekanan emosi yang berat
Perspektif diri Pengaruh keberhasilan
Harapan yang realistik Bebas dari hambatan
lingkungan Sikap-sikap anggota
masyarakat yang menyenangkan
Identifikasi dengan seseorang yang
mempunyai penerimaan diri
Pola asuh di masa kecil yang baik
0.16 -0.27
-0.23 0.69
-0.00 0.00
0.66 -0.37
-0.06 0.12
Perasaan Sederajat
Konsep diri yang stabil
60
Dengan demikian, IV yang signifikan antara lain: 1.
Tidak ada tekanan emosi yang berat Dengan arah koefisien positif, yang berarti bahwa semakin tinggi tekanan
emosi, maka semakin tinggi penerimaan diri untuk komponen perasaan sederajat.
2. Pengaruh Keberhasilan
Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi pengaruh keberhasilan, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen
perasaan sederajat. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengaruh keberhasilan, maka semakin tinggi penerimaan dirinya.
4.2.1.2 Percaya Kemampuan Diri sebagai DV
Percaya kemampuan diri sebagai DV dihasilkan R
2
: 0.119, yang berarti 11.9 dari bervariasinya penerimaan diri ditentukan oleh ke 10 IV tersebut.
Selanjuntnya, nilai F yang dihasilkan 1.28. Karena nilai F yang dihasilkan memiliki probability p 0.05, maka dapat dikatakan tidak signifikan, yang berarti
tidak ada pengaruh yang signifikan antara percaya kemampuan diri dengan penerimaan diri dikalangan Anak Berhadapan Hukum ABH di Panti Sosial
Marsudi Putra PSMP Handayani. Kemudian, koefisien regresi yang dihasilkan serta tingkat signifikan pada masing-masing IV dapat digambarkan dengan bagan
di bawah ini:
61
Pemahaman diri
Tidak ada tekanan emosi yang berat
Perspektif diri Pengaruh keberhasilan
Harapan yang realistik Bebas dari hambatan
lingkungan Sikap-sikap anggota
masyarakat yang menyenangkan
Identifikasi dengan seseorang yang
mempunyai penerimaan diri
Pola asuh di masa kecil yang baik
0.04 0.26
-0.99 -0.82
-0.65 0.30
-0.34 0.37
0.50 -0.05
Percaya Kemampuan
Diri
Konsep diri yang stabil
Dengan demikian, IV yang signifikan antara lain: 1.
Harapan yang realistik Dengan arah koefisien negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi harapan
yang realistik, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen percaya kemampuan diri. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah harapan yang
62
realistik, maka semakin tinggi penerimaan diri untuk komponen percaya kemampuan diri.
2. Perspektif diri
Dengan arah koefisien positif, yang berarti bahwa semakin tinggi perspektif diri, maka semakin tinggi penerimaan diri untuk komponen percaya
kemampuan diri. Sebaliknya, semakin rendah perspektif diri, maka semakin rendah penerimaan diri untuk komponen percaya kemampuan diri.
4.2.1.3 Bertanggung Jawab sebagai DV