Pesan Akhlak Analisis Pesan Mario Teguh dalam Acara Mario Teguh Golden Ways
mengingatkan orang
lain alangkah
baiknya baiknya
manusia mengingatkan diri manusia sendiri. Karena sebagian dari manusia jauh
lebih mudah mengingatkan orang lain dibanding mengingatkan diri sendiri. Sebagaimana Firman Allah dalam surah Qs. Al-Baqorah:44 yang
berbunyi :
Artinya :
“Apakah kamu menyuruh orang lain untuk berbuat baik, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu
membaca kitab. Apakah kamu tidak berpikir.” QS: al-Baqorah :44
Orang yang sempurna itu orang yang banyak kekurangan lalu berusaha memperbaiki diri, itu sempurna.
Pesan diatas ingin mengajak manusia untuk selalu berusaha
memperbaiki kualitas hidup manusia agar mampu menutupi kekurangan manusia. Setiap manusia pasti mempunyai kekurangannya masing-masing
dan untuk menutupi kekurangan itu, maka tugas manusia adalah berusaha dengan sungguh-sungguh supaya kita mampu menutupi dan memperbaiki
kualitas diri manusia. Pengorbanan itu sederhanya adalah menunda penikmatan untuk
kebaikan yang lebih besar. Pesan diatas menjelaskan, bahwa untuk mendapatkan sesuatu haruslah
ada di korbankan, misalnya ketika ingin bermain tapi belajar. Hal ini menrupakan perbuatan yang mulia karena mendahulukan yang penting
untuk mendapatkan kebaikan yang lebih besar. Kami turut berduka cipta.
Kutipan pesan diatas diambil ketika salah satu audiens yang mengatakan bahwa dia habis ditinggalkan pasangannya dua bulan yang
lalu karena meninggal. Hal ini merupakan bentuk sikap simpati yang mencerminkan akhlak yang baik.
Siapapun yang mempunyai target menjadi sesuatu, bukan sampainya tapi mulainya yang penting.
Pesan diatas ingin mengajak manusia untuk mulai melakukan sesuatu
untuk mendapatkan sesuatu yang manusia inginkan. Karena masih banyak diantara manusia yang hidupnya masih berandai-andai sehingga mereka
terlalu sibuk mikirin target dan tidak berani untuk memulainya. Oleh sebab itu untuk menjadi sesuatu maka manusia harus mulai melakukan sesuatu
untuk dapat meraihnya Saya disebut motivator, punya program yang besar sekali, ditonton
puluhan juta publik di seluruh dunia namun masih kesulitan membuat audiens yakin.
Kutipan pesan diatas merupakan sikap Mario Teguh ketika ia sedang
memberikan nasehat kepada salah satu audiens yang sedang menceritakan penyesalannya pada saat itu namun setiap kali diberi saran oleh Mario
Teguh, audiens tersebut tetap yakin pada pendapatnya walaupun pendapatnya tidak benar. Sikap Mario teguh tersebut mencontohkan sikap
yang rendah hati yang menunjukan bahwa Mario Teguh adalah orang yang berwibawa dan hal demikian merupakan cerminan dari akhlak mahmudah,
yang sebagaimana yang dikatakan dalam mahfuzod:
حضا تلا ءور لا ات
Artinya :
“Mahkota kewibawan adalah tawadhu”
Didalam rencana ini ada hal-hal yang harus dilakukan dalam rencana ini supaya menjadi mampu.
Maksud paragraf diatas adalah, rencana akan tetap menjadi rencana jika tidak melakukan sesuatu untuk rencana itu. Sebagian besar dari
manusia banyak yang mempunyai rencana namun tidak jarang yang melakukannya. Rencana adalah sebuah keinginan yang di tuju, jadi apabila
kita sudah mempunyai keinginan dituju percayalah selalu ada jalan terang untuk ditempuh. Sebagaimana bunyi mahfudzod :
لي سلا عضو زعلا ق صا ا
Artinya : “
Jika jelas keinginan yang dituju, maka akan terang pula jalan yang akan ditempuh.”
Jadi pastikan mulai dari sekarang anda menjadi suami yang leibih dipercayai dari pada dicintai.
Pesan diatas mengajak kepada manusia khususnya kaum pria untuk
dapat menjadi seseorang yang lebih dipercayai dari pada dicintai pasangan. Karena banyak orang dicintai belum tentu dipercyai, sehingga cintanya
rusak. Dan pria yang lebih dipercayai akan lebih mudah dicintai. Jadilah suami yang sangat menggembirakan istri, pastikan dia anda
hibur dengan keceriaa. Kalau dia masak makan lalu lebihkan pujian anda.
Pesan diatas mengajak para suami khusunya untuk selalu
menggembirakan dan membahagiakan seorang isteri yang salah satunya dengan memuji masakan yang dibuat isteri. Dan perbuatan ini adalah
perbuatan sangat mulia yang pernah dicontohkan oleh baginda Rasul pada saat menyantap makanan masakan isterinya dengan memuji masakan yang
dibuat isterinya.