Metode Dakwah LANDASAN TEORI :

D. Media Dakwah

Kata media merupakan jamak dari bahasa latin yaitu medion, yang secara etimologi berarti alat perantara 18 . Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa media dapat berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan media dakwah adalah peralatan yang dipakai untuk menyampaikan ajaran Islam. Media dakwah terbagi menjadi lima, yaitu: a Lisan, media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. b Tulisan, buku, majalah, surat kabar, korespondensi surat, e-mail, smas, spanduk dan lain-lain. c Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya. d Audio visual yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran atau pengelihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi, slide, ohp, internet, dan sebagainya. e Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u 19 . Media dakwah merupakan salah satu unsur yang sangat penting diperhatikan dalam aktivitas dakwah. Sebab sebagus apapun metode, materi dan kapasitas seorang Da’i tanpa didukung dengan sebuah media yang tepat seringkali hasilnya kurang memuaskan. 18 Rudi Susilana Cepi Riyana, Media Pembelajaran Bandung: Wacana Prima, 2009, h. 6 19 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah h. 20-21 Berkaitan dengan media dakwah, di era kompetisi ini sudah saatnya para da’i, untuk dapat benar-benar memanfaatkan adanya teknologi globalisasi yang semakin kesana semakin terus berkembang, diantaranya dengan memanfaatkan media modern sepertia media elektronotik dan media cetak dan bahkan media yang bersifat on-line. Televisi sebagai medai dakwah Islam sangat penting perannya, karena televisi adalah media yang paling sering digunakan oleh masyarakat, baik masyarakat kota ataupun masyarakat desa. 1. Dakwah Melalui Televisi Sejak awal kehadirannya, televisi ikut serta dalam dakwah, ini tak bisa dibantah dengan adanya ceramah-ceramah keagamaan di waktu subuh, acara bernuansa islam di hari-hari besar islam, khususnya bulan ramadhan, termasuk sebagian tayangan sinetron yang cukup marak terjadi di televisi. Itu merupakan bukti bahwa televisi memberikan kontribusi terhadap kegiatan dakwah Islam. 20 Berdakwah dengan menggunakan media teknologi komunikasi televisi, merupakan salah satu bentuk mengoptimalkan fungsi teknologi tersebut. Kegiatan dakwah pada dasarnya tidak berbeda dengan kegiatan komunikasi secara umum, dalam berkomunikasi kecanggihan media disamping komponen lain, komunikator, isi pesan, komunikan dan feedback, merupakan salah satu faktor sukses tidaknya suatu aktivitas komunikasi. Televisi sangat efetif untuk kepentingan karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan melalui siaran gambar 20 Miftah Faridl, Dakwah Kontemporer, Bandung, Pusdai Press, 2000, cet. 1 h.88 sekaligus narasinya suaranya. Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam bentuk ceramah, sandiwara, pragmen ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang pirsawan dapat mengikuti dakwah, seakan ia berhadapan dan berkomunikasi langsung di hadapan da’i. Sangat menarik dakwah mela lui televisi, dan apalagi jika da’i benar-benar mampu menyajikan dakwahnya dalam suatu program yang mudah dan disengani berbagai kalangan masyarakat. 21 Sebagai media dakwah, televisi mempunyai beberapa kelebihan dan juga beberapa kekurangan, diantaranya : a. Kelebihan dakwah melalui televisi. Kelebihan televisi sebagai media dakwah jika dibandingkan dengan media yang lainya adalah; 1 Media televisi memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah dapat menjangkau tempat yang lebih jauh. Bahkan pesan-p esan dakwah bisa disampaikan pada mad’u yang berada di tempat-tempat yang tidak sulit dijangkau. 2 Media televisi mampu menyentuh mad’u yang heterogen dan dalam jumlah yang besar. Hal ini sesuai dengan salah satu kharakter komunikasi massa yaitu komunikan yang heterogen dan tersebar. Kelebihan ini jika dimanfaatkan dengan baik tentu akan berpengaruh positif dalam aktifitas dakwah. Seorang da’i yang bekerja dalam ruang yang sempit dan terbatas bisa menjangkau mad’u yang jumlahnya bisa jadi puluhan juta dalam satu sesi acara. 21 Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, Surabaya: al-ikhlas, 1994, cet. 1 hal. 87-89