C. Populasi dan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Ibtidaiyah MI Pembangunan dan populasi terjangkau dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IV pada semester Ganjil tahun ajaran 20102011 yang terbagi dalam 8 kelas. Jumlah siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan sebanyak 268 siswa yang terbagi atas 8 kelas. Penempatan siswa Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan dilakukan secara
merata dalam kemampuan, artinya tidak ada kelas unggulan serta kurikulum yang diberikan juga sama, maka karakteristik antar kelas dapat
dikatakan homogen, sedangkan karakteristik dalam kelas cukup heterogen, artinya ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Sampel dalam penelitian diambil dari populasi terjangkau. Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan maka pemilihan sampel
dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling, dengan mengambil dua kelas secara acak dari 8 kelas yang memiliki karakteristik yang sama.
Satu kelas akan menjadi kelas eksperimen sebanyak 30 orang yang berasal dari kelas IV–H dengan menggunakan teknik pola bilangan dan satu kelas
menjadi kelas kontrol sebanyak 30 orang yang berasal dari kelas IV–G dengan menggunakan teknik bersusun konvensional.
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan hasil belajar adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 21 soal
yang valid dari 30 soal uji coba, dengan empat pilihan yang mempunyai skala ukur berupa skor 1 untuk jawaban yang benar dan diberi skor 0
untuk jawaban yang salah. Soal-soal tersebut mengacu pada aspek kognitif yang meliputi pemahaman dan aplikasi.
Instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu sebelum instrumen digunakan. Soal tersebut dapat dikatakan memenuhi syarat soal yang baik
dapat diketahui dengan melakukan pengujian validitas, daya pembeda soal, taraf kesukaran dan reliabilitas.
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan untuk melihat proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Lembar observasi siswa. Pengamatan yang dinilai meliputi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa.
b. Dokumentasi yang meliputi video dan foto.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Pemberian tes dilakukan untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan pada
pokok bahasan operasi pembagian. 2. Mengobservasi siswa dengan menggunakan lembar observasi proses
pembelajaran siswa. Pengamatan akan dilakukan pada pertemuan ke–2 dan ke–7 selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Mendokumentasikan proses pembelajaran siswa melalui kumpulan foto pada pertemuan ke–2 dan ke–7 , dan video pertemuan ke – 3
F. Analisis Instrumen
Instrumen terlebih dahulu diujicobakan sebelum digunakan sehingga didapatkan instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk
memperoleh validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas instrument.
1. Validitas Instrumen
Menghitung validitas butir digunakan rumus koefisien korelasi Poin Biserial
, yaitu:
1
1
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2001, Cet ke-1, hal 187
Dimana: = koefisien korelasi point biserial
= mean nilai rata-rata skor peserta tes testi yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes.
= mean nilai rata-rata skor total skor rata-rata dari seluruh peserta tes
= Standar deviasi skor total = proporsi peserta tes yang menjawab betul item tersebut
Kriteria validitas ditentukan berdasarkan .
Jika , maka butir soal dikatakan valid
Peneliti membuat 30 butir soal, ternyata setelah dikoreksi dan dianalisis dengan perhitungan statistika, soal yang valid adalah 21 soal
yang terdiri dari nomor 2, 4, 5 mewakili indikator menghitung pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka. Nomor 6,
8, 10 mewakili indikator menghitung pembagian bilangan empat angka dengan bilangan satu atau dua angka. Nomor 11, 12, 13, 14 mewakili
indikator menghitung pembagian sebuah bilangan tiga angka atau empat angka dengan dua bilangan satu angka secara berturut-turut.
Nomor 16, 17, 18, 20 mewakili indikator menghitung pembagian bilangan lima angka dengan bilangan satu angka atau dua angka.
Nomor 21, 22, 24, 25 mewakili indikator menyelesaikan soal cerita yang mengandung pembagian. Nomor 27, 28, 30 mewakili indikator
menghitung pembagian dengan bersisa. Dapat dilihat dari 6 indikator terdapat 3 indikator yang diwakili 3 butir soal dan 3 indikator lainnya
diwakili 4 butir soal. Menurut ahli pakar dan peneliti, indikator ini kuat
untuk menjadi instrumen, sehingga 21 butir soal yang akan digunakan menjadi instrumen hasil belajar pada materi operasi pembagian Lihat
Lampiran 9, hal.149.
2. Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan antara peserta tes yang
berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah sebagai
berikut
2
: DP
J J
Keterangan :
, ,
, ,
, ,
,7 ,7
, = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah = daya pembeda
Klasifikasi daya pembeda : :
sangat jelek
: jelek
: cukup
: baik
: sangat baik Instrumen 21 soal yang sudah valid, setelah dikoreksi dan
dianalisis dengan perhitungan statistika, nomor 12 dan 30
2
Ibid, hal 134
diklasifikasikan daya pembeda jelek. Nomor 2, 4, 5, 6, 8, 10 dan 28 diklasifikasikan daya pembeda cukup. Nomor 11, 13, 14, 16, 17, 18,
20, 21, 22, 24 dan 27 diklasifikasikan daya pembeda baik. Nomor 25 diklasifikasikan daya pembeda sangat baik Lihat Lampiran12,
hal.152.
Uji taraf kesukaran instrumen penelitian dihitung dengan menghitung indeks besarannya dengan rumus
3
:
, ,
, ,7
,7 ,
Keterangan : = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
= jumlah seluruh siswa peserta tes = indeks kesukaran
Klasifikasi tingkat kesukaran: : soal sukar
: soal sedang : soal mudah
Uji taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui soal-soal yang sukar, sedang dan mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang
dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Idealnya tingkat kesukaran soal sesuai dengan kemampuan
peserta tes, sehingga diperoleh informasi yang antara lain dapat digunakan sebagai alat perbaikan atau peningkatan program
pembelajaran. Instrumen 21 soal yang sudah valid, setelah dikoreksi dan
dianalisis dengan perhitungan statistika, nomor 2, 4, 5, 6 dan 8 diklasifikasikan tingkat kesukaran soal mudah. Nomor 10, 11, 13, 14,
16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 25 dan 28 diklasifikasikan tingkat kesukaran
3
Ibid, hal 133
soal sedang. Nomor 12, 27 dan 30 diklasifikasikan tingkat kesukaran soal sukar Lihat Lampiran11, hal.151.
Uji validitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran dapat dirangkum pada tabel berikut ini:
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
No. Item Validitas
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
Kesimpulan
2 Valid Cukup Mudah Dipakai
4 Valid Cukup Mudah Dipakai
5 Valid Cukup Mudah Dipakai
6 Valid Cukup Mudah Dipakai
8 Valid Cukup Mudah Dipakai
10 Valid Cukup Sedang
Dipakai 11 Valid
Baik Sedang
Dipakai 12 Valid
Jelek Sukar
Dipakai 13 Valid
Baik Sedang
Dipakai 14 Valid
Baik Sedang
Dipakai 16 Valid
Baik Sedang
Dipakai 17 Valid
Baik Sedang
Dipakai 18 Valid
Baik Sedang
Dipakai 20 Valid
Baik Sedang
Dipakai 21 Valid
Baik Sedang
Dipakai 22 Valid
Baik Sedang
Dipakai 24 Valid
Baik Sedang
Dipakai 25 Valid Sangat
baik Sedang Dipakai
27 Valid Baik
Sukar Dipakai
28 Valid Cukup Sedang
Dipakai 30 Valid
Jelek Sukar
Dipakai
3. Reliabilitas Instrumen
Menentukan realiabilitas digunakan rumus Kuder Richardson- 20 KR-20
, yaitu :
4
.
∑ ∑
∑
dengan Dimana:
= reliabilitas tes secara kesuluruhan = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item yang salah
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hal 100
∑
2
,9 7 = reliabilitas tes secara kesuluruhan
= banyaknya item = standar deviasi dari tes
Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: 0,80
≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat baik 0,60
≤ 0,80 Derajat reliabilitas baik 0,40
≤ 0,60 Derajat reliabilitas cukup 0,20
≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,00
≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai
berada diantara kisaran mulai 0,80 ≤ 1,00, maka dari 21 butir soal
memiliki derajat reliabilitas sangat baik Lihat Lampiran 10, hal.150.
G. Teknik Analisis Data