analitis analytical review, pengetahuan teori organisasi untuk memahami suatu organisasi, pengetahuan auditing, dan pengetahuan
tentang sektor publik. Pengetahuan akuntansi mungkin akan membantu dalam mengolah angka dan data, namun karena audit kinerja tidak
memfokuskan pada laporan keuangan maka pengetahuan akuntansi bukanlah syarat utama dalam melakukan audit kinerja.
3 Keahlian khusus Keahlian khusus yang harus dimiliki antara lain keahlian untuk
melakukan wawancara, kemampuan membaca cepat, statistik, ketrampilan menggunakan komputer minimal mampu
mengoperasikan word processing dan spread sheet, serta mampu menulis dan mempresentsikan laporan dengan baik.
5. Audit Judgment
Hogarth 1992 dalam Jamilah dkk 2007 mengartikan judgment sebagai proses kognitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kognitif berhubungan dengan kondisi yang artinya: 1 kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan
termasuk kesadaran dan perasaan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri, 2 proses, pengenalan, dan penafsiran lingkungan
oleh seseorang, 3 hasil pemerolehan keuntungan. Judgment
merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan informasi termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya,
pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih
34
lanjut. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unfolds. Kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi
pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah, di dalam proses incremental judgment jika informasi terus
menerus datang, akan muncul pertimbangan baru dan keputusanpilihan baru. Sebagai gambaran, akuntan publik mempunyai tiga sumber
informasi yang potensial untuk membuat suatu pilihan: 1 teknik manual, 2 referensi yang lebih detail dan 3 teknik keahlian. Berdasarkan proses
informasi dari ketiga sumber tersebut, akuntan mungkin akan melihat sumber yang pertama, bergantung pada keadaan perlu tidaknya diperluas
dengan sumber informasi kedua, atau dengan sumber informasi yang ketiga, tetapi jarang memakai keduanya Gibbin, 1984 dalam Jamilah dkk
2007. Judgment
akuntan profesional dapat dirusak oleh konflik kepentingan. Terdapat dua konflik kepentingan, yaitu real conflict dan
latent conflict. Real conflict adalah konflik yang mempunyai pengaruh
pada masalah judgment yang ada, sedangkan latent conflict adalah konflik yang bisa mempengaruhi judgment di masa mendatang.
Dalam pelaksanaan prosedur audit yang mendetail, auditor membuat berbagai pertimbangan judgment yang mempengaruhi
dokumentasi bukti dan keputusan pendapat auditor Taylor, 2000 dalam Jamilah dkk 2007. Kenyataan ini membuat auditor harus mengenali
resiko-resiko dan tingkat materialitas suatu saldo akun yang telah
35
ditetapkan pada saat perencanaan audit. Persoalannya adalah bagaimana auditor mengkomunikasikan masalah tersebut dengan para stafnya,
terlebih bila diakui subyektifitas dan pemahaman atas suatu resiko sangat tinggi. Judgment dari audit akan dijumpai pada setiap tahap-tahap audit.
Pada tahap perencanaan audit, judgment digunakan untuk menetapkan prosedur-prosedur yang akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan judgment
pada tahap awal audit ditentukan berdasarkan pertimbangan pada tingkat materialitas yang diramalkan. Dalam kaitannya dengan laporan keuangan,
judgment yang diputuskan oleh auditor akan berpengaruh pada opini
seorang auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Tetapi, opini auditor tersebut tidak semata-mata hanya didasarkan atas materialitas
tidaknya bukti audit. Ada berbagai faktor-faktor pembentuk opini dari seorang auditor mengenai wajar atau tidaknya suatu laporan keuangan
kliennya, yaitu keandalan sistem pengendalian intern klien, kesesuaian pencatatan transaksi akuntansi dengan prinsip akuntansi berterima umum,
ada tidaknya pembatasan audit yang dilakukan oleh klien, konsistensi pencatatan transaksi akuntansi.
Pertimbangan auditor auditor judgment sangat tergantung pada persepsi mengenai suatu situasi. Judgment yang merupakan dasar dari
sikap professional adalah hasil dari beberapa faktor seperti pendidikan, budaya, dan sebagainya, tetapi yang paling signifikan dan tampak
mengendalikan semua unsur seperti pengalaman adalah perasaan auditor dalam menghadapi situasi dengan mengingat keberhasilan dari situasi
36
sebelumnya. Judgment adalah perilaku yang paling berpengaruh dalam mempersepsikan situasi, dimana faktor utama yang mempengaruhinya
adalah materialitas dan apa yang kita yakini sebagai kebenaran Siegel dan Marconi, 1989 dalam Arum, 2008.
Boynton 2002 dalam Mulyani 2008 auditor harus menggunakan kemahiran profesionalnya dalam pelaksanaan audit dan pembuatan laporan
audit dengan cermat dan seksama. Pentingnya pertimbangan judgment dalam proses pengauditan merupakan sesuatu hal yang melekat pada setiap
tahap pengauditan. Audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada
pembentukkan suatu pendapat atau perkiraan mengenai suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Dalam Mulyani 2008
disebutkan adanya faktor-faktor fundamental audit judgment, yaitu: a Pengalaman
Dalam menganalisis audit judgment, pengalaman merupakan komponen audit expertise yang penting. Pengalaman merupakan suatu faktor yang
sangat vital yang dapat mempengaruhi judgment yang kompleks. Penelitian menginvestigasikan pengaruh kompleksitas tugas atau audit
judgment dalam berbagai tingkatan pengalaman. Mereka menemukan
bahwa pertimbangan auditor tidak berpengalaman mempunyai tingkat populasi kesalahan yang signifikan lebih besar dibandingkan auditor
berpengalaman Abdolmuhammadi dan Wring, 1987, Butt 1988 dalam Mulyani, 2008.
37
Tubbs 1992 dalam Mulyani 2008 mengatakan ketika auditor menjadi lebih berpengalaman jika:
1 Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan 2 Auditor memiliki jalan pengertian yang lebih sedikit mengenai
kekeliruan 3 Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim
4 Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan seperti departemen tempat terjadi kekeliruan dan pelanggaran tujuan
pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol. b Pengetahuan
Auditor harus memiliki baik pengetahuan yang bersifat umum maupun yang khusus dan pengetahuan area auditing, akuntansi dan klien, juga
harus mengetahui karakteristik klien yang akan di auditnya karena masing-masing perusahaan berbeda-beda. Pengetahuan khusus tentang
suatu industri akan membawa dampak positif terhadap hasil kerja auditor Djaddang dan Parmono, 2002 dalam Mulyani, 2008.
Komponen pengetahuan knowledge component, merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen pengetahuan
meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur,dan pengalaman. Pengalaman dalam beberapa literatur auditing sering
digunakan sebagai surrogate dari pengetahuan, sebab pengalaman akan memberikan hasil dalam menghimpun dan memberi kemajuan
bagi pengetahuan Kanfer dan Stanner,1989 dalam Mulyani, 2008.
38
Menurut Brown dan stanner 1983 dalam Murdisar dan Nelly 2007 perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap
cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan
secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kesalahan diartikan dengan seberapa banyak perbedaan deviasi
antara kebijakan-kebijakan perusahaan tentang pencatatan akuntansi dengan kriteria yang telah distandarkan.
Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut
terjadi Tubbs, 1992 dalam Mulyani, 2008. Secara umum seorang auditor harus memiliki pengetahuan-pengetahuan mengenai general
auditing, fungsional area, computer auditing, accounting issuu, specific industry, general world knowledge
pengetahuan umum, dan problem solving knowledge
Bedard dan Michelene, 1993 dalam Murdisar dan Nelly, 2007.
B. Penelitian Sebelumnya
Sekar Mayangsari 2003 meneliti tentang pengaruh keahlian audit dan independensi terhadap pendapat audit: sebuah kuasieksperimen. Hasil
penelitiannya adalah pendapat auditor yang ahli dan independen berbeda dengan auditor yang hanya memiliki salah satu karakter atau sama sekali tidak
mempunyai karakter tersebut. Hasil penelitian lain menunjukkan adanya
39