Kooperatif Buku Mapel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti-Kelas 10-Kurikulum 2013 | Mustafatope's Weblog k10 bg khonghucu

14 | Buku Guru kelas X SMASMK peserta didik. Peserta didik melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya. 1. modeling pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan- petunjuk, rambu-rambu, contoh, 2. questioning eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi, 3. learning community seluruh peserta didik partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan, 4. inquiry identiikasi, investigasi, hipotesis, konjektur dugaan, generalisasi, menemukan, 5. constructivism membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis- sintesis, 6. relection reviu, rangkuman, tindak lanjut, 7. authentic assessment penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha peserta didik, penilaian portofolio, penilaian secara objektif dari berbagai aspek dengan berbagai cara.

E. Pembelajaran Langsung

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung direct learning. Langkahnya adalah menyiapkan peserta didik, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, releksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut metode ceramah atau ekspositori ceramah bervariasi. Misalnya: Pada pembelajaran Pendidikan Agama Khonghucu khususnya dalam pembelajaran tata ibadah seperti tata cara sembahyang kepada Tian, Nabi Kongzi, para Shenming atau leluhur.

F. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual peserta didik, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar peserta didik dapat berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi analisis, interpretasi, induksi, identiikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri. Misalnya: Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam materi perilaku Junzi, dimana peserta didik diberikan masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang pada akhirnya mereka mencari penyelesaian sampai didapatlah sebuah kesimpulan atau pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi perilaku Junzi.

G. Problem Solving

Dalam hal ini masalah dideinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian menemukan pola, aturan, atau algoritma. Langkahnya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, peserta didik berkelompok atau individual mengidentiikasi pola atau aturan yang disajikan, peserta didik mengidentiikasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.