Saliva juga membantu menjaga integritas gigi dengan berbagai cara karena kandungan kalsium dan fosfat. Saliva membantu menyediakan mineral yang
dibutuhkan oleh enamel yang belum terbentuk sempurna pada saat awal setelah erupsi. Pelarutan gigi dihindari atau dihambat dan mineralisasi dirangsang dengan
memperbanyak aliran saliva. Lapisan glikoprotein terbentuk oleh saliva pada permukaan gigi acquired pellicle juga akan melindungi gigi dengan menghambat
keausan karena abrasi dan erosi, serta mampu melakukan aktivitas anti bakteri dan anti virus karena selain mengandung antibodi spesifik secretory IgA, juga
mengandung lysozime, laktoferin dan laktoperoksidase.
11
2.1.1 Laju Alir Saliva
Laju alir saliva sangat mempengaruhi kuantitas saliva yang dihasilkan. Laju alir saliva tidak terstimulasi dan kualitas saliva sangat dipengaruhi oleh waktu dan
berubah sepanjang hari. Terdapat peningkatan laju alir saliva saat bangun tidur hingga mencapai tingkat maksimal pada siang hari, serta menurun ketika tidur.
Refleks saliva terstimulasi melalui pengunyahan atau adanya makanan asam dapat meningkatkan laju alir saliva hingga 10 kali lipat atau lebih.
10
Pada orang normal, laju alir saliva dalam keadaan tidak terstimulasi sekitar 0,3-0,5 mlmenit. Jumlah sekresi saliva per hari tanpa distimulasi adalah 300 ml.
Sedangkan ketika tidur selama 8 jam, laju alir saliva hanya sekitar 15 ml. Dalam kurun waktu 24 jam, saliva rata-rata akan terstimulasi pada saat makan selama 2 jam.
Lalu saliva berada dalam kondisi istirahat selama 14 jam, dengan total produksi saliva 700-1500 ml. Sisanya merupakan saliva dalam kondisi istirahat. Ketika saliva
distimulasi, laju alir saliva meningkat hingga mencapai 7 mlmenit.
10
Peningkatan laju alir saliva akan meningkatkan pH karena adanya ion bikarbonat sehingga
kemampuan mempertahankan pH saliva kapasitas dapar juga akan meningkat. Ion kalsium dan fosfat juga meningkat sehingga akan terjadi keseimbangan antara
demineralisasi dan remineralisasi.
10
Universitas Sumatera Utara
Laju alir saliva mengalami perubahan karena beberapa faktor seperti derajat hidrasi saliva.
Derajat hidrasi atau cairan tubuh merupakan faktor yang paling penting karena apabila cairan tubuh berkurang 8 maka kecepatan alir saliva berkurang
hingga mencapai nol. Sebaliknya hiperhidrasi akan meningkatkan kecepatan alir saliva. Pada keadaan dehidrasi, saliva menurun hingga mencapai nol. Pada posisi
tubuh pula posisi tubuh dalam keadaan berdiri merupakan posisi dengan kecepatan alir saliva tertinggi bila dibandingkan dengan posisi duduk dan berbaring. Pada posisi
berdiri, laju alir saliva mencapai 100, pada posisi duduk 69 dan pada posisi berbaring 25. Paparan cahaya juga mempengaruhi laju alir saliva. Dalam keadaan
gelap, laju alir saliva mengalami penurunan sebanyak 30-40. Selain itu, laju aliran saliva dipengaruhi oleh siklus circardian circardian
rhythms , yaitu irama jantung yang teratur dalam fungsi tubuh yang terjadi selama 24
jam. Laju alir saliva memperlihatkan dapat mencapai puncaknya pada siang hari dan
menurun saat malam hari dan penggunaan tropine dan obat kolinergik seperti
antidepresan trisiklik, antipsikotik, tropine , β-blocker dan antihistamin dapat
menurunkan laju alir saliva.
Laju alir saliva pada usia lebih tua mengalami penurunan, sedangkan pada anak dan dewasa laju alir saliva meningkat diikuti dengan efek psikis seperti
berbicara tentang makanan yang disukai, melihat makanan dan mencium makanan yang disukai dapat meningkatkan laju alir saliva. Sebaliknya, berfikir makanan atau
mencium bau yang tidak disukai dapat menurunkan sekresi saliva. Adapun juga, laju aliran saliva pada pria lebih tinggi daripada wanita meskipun keduanya mengalami
penurunan setelah radioterapi. Perbedaan ini disebabkan oleh karena ukuran kelenjar saliva pria lebih besar daripada kelenjar saliva wanita.
2.1.2 Viskositas Saliva