BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden
Menurut karakteristik yang diteliti meliputi jenis kelamin siswa tunanetra dan klasifikasi kebutaan siswa tunanetra. Berdasarkan jenis kelamin, siswa penelitian ini
terdiri dari laki-laki 57,1 dan perempuan 42,9. Berdasarkan klasifikasi kebutaan yang dialami oleh 35 siswa di Panti Tunanetra Tanjung Morawa siswa yang
mengalami kebutaan ringan 11,4, kebutaan sedang 28,6, dan kebutaan berat 60,0 Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik responden siswa tunanetra di Tanjung Morawa n=35 Karakteristik Siswa Tunanetra
n Jenis Kelamin
Laki-Laki 20
57,1 Perempuan
15 42,9
Klasifikasi Kebutaan Low vision
Ringan 4
11,4 Partially sighted
Sedang 10
28,6 Totally blind Berat
21 60,0
4.2 Pengalaman Karies Pada Siswa Tunanetra
Secara keseluruhan, rerata skor DMFT siswa tunanetra adalah 5,03±2,06. Rerata komponen DMF siswa tunanetra adalah D Decayed 4,20±1,6, Mi Missing
indicated 0,4±1,26, Me Missing extracted 0,34±0,09, F Filling 0,09±0,37.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Rerata masing-masing komponen DMF-T siswa tunanetra Komponen DMF
Total X ± SD
D Decayed 147
4,20±1,6 Mi Missing indicated
Me Missing extracted 14
12 0,40±1,26
0,34±0,09 F Filling
3 0,09±0,37
Jumlah DMF-T 176
5,03±2,06 Hasil persentase pengalaman karies berdasarkan kategori WHO siswa
tunanetra di Panti Tanjung Morawa diperoleh, kategori rendah 1,2-2,6 adalah 2,9, Sedang 2,7-4,4 adalah 37,1, tinggi 4,5-6,5 adalah 45,7 dan sangat tinggi
6,5 adalah 14,3. Hasil ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang mengalami pengalaman karies tinggi dan sangat tinggi 60,0 sedangkan siswa dengan
pengalaman karies sangat rendah tidak ada. Tabel 9. Persentase kategori pengalaman karies WHO siswa tunanetra n=35
Kategori Pengalaman Karies n
Sangat Rendah 1,2 0,0
Rendah 1,2-2,6 1
2,9 Sedang 2,7-4,4
13 37,1
Tinggi 4,5-6,5 16
45,7 Sangat Tinggi 6,5
5 14,3
Universitas Sumatera Utara
4.3 Kondisi Saliva Siswa Tunanetra Menggunakan Saliva-Check
Buffer Kit dan Pengalaman Karies Pada Siswa SLB- A di Tanjung Morawa
Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa siswa dengan hidrasi saliva rendah 60 detik memiliki rerata pengalaman karies 5,11±2,66 dan siswa dengan hidrasi
saliva normal 60 detik memiliki rerata pengalaman karies 4,94±1,25. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa dengan hidrasi saliva rendah 60 detik memiliki rerata
pengalaman karies yang tinggi 5,11±2,66. Tabel 10. Rerata pengalaman karies berdasarkan hidrasi saliva siswa tunanetra
n=35 Hidrasi Saliva
n Pengalaman Karies
X ± SD Normal 60 detik
17 4,94±1,25
Rendah 60 detik 18
5,11±2,66 Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa siswa dengan viskositas saliva buruk
memiliki rerata pengalaman karies 5,24±2,71, sedangkan pada viskositas saliva sedang memiliki rerata pengalaman karies 5,36±1,21 dan viskositas saliva buruk
memiliki rerata pengalaman karies 4,00±0,81. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa dengan viskositas saliva sedang memiliki rerata pengalaman karies yang tinggi
5,36±1,21. Tabel 11. Rerata pengalaman karies berdasarkan viskositas saliva siswa tunanetra
n=35
Viskositas Saliva n
Pengalaman Karies X ± SD
Baik watery clear 7
4,00±0,81 Sedangfrothy bubbly
11 5,36±1,21
Buruk sticky frothy 17
5,24±2,71
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa siswa dengan derajat keasaman saliva pH saliva rendah memiliki rerata pengalaman karies 5,78±2,90, sedangkan pada pH
saliva sangat rendah memiliki rerata pengalaman karies 4,76±1,71 dan pada pH saliva sangat rendah memiliki rerata pengalaman karies 5,00±0,41. Hasil ini menunjukkan
bahwa siswa dengan pH saliva normal memiliki rerata pengalaman karies yang tinggi 5,78±2,90.
Tabel 12. Rerata pengalaman karies berdasarkan derajat keasaman saliva pH saliva n=35
Derajat Keasaman Saliva pH Saliva
n Pengalaman Karies
X ± SD Normal pH 6,8
9 5,78±2,90
Rendah pH 6,0-6,6 25
4,76±1,71 Sangat Rendah pH 5,8
1 5,00±0,41
Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa siswa dengan kuantitas saliva mL sangat rendah memiliki rerata pengalaman karies 5,30±2,36, sedangkan pada
kuantitas saliva mL rendah memiliki rerata pengalaman karies 4,50±1,23 dan tidak ada yang menunjukkan hasil dengan kuantitas saliva normal. Hasil ini menunjukkan
bahwa siswa dengan kuantitas saliva mL sangat rendah memiliki rerata pengalaman karies yang tinggi 5,30±2,36.
Tabel 13. Rerata pengalaman karies berdasarkan kuantitas saliva mL siswa tunanetra n=35
Kuantitas Saliva mL n
Pengalaman Karies X ± SD
Normal 5,0 mL 0,00±0,00
Rendah 5,0-3,5 mL 12
4,50±1,23 Sangat Rendah 3,5 mL
23 5,30±2,36
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa siswa dengan buffer saliva rendah memiliki rerata pengalaman karies 5,13±2,05, sedangkan pada buffer saliva sangat
rendah memiliki rerata pengalaman karies 4,71±1,49 dan buffer saliva normal memiliki rerata pengalaman karies 5,00±3,37. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa
dengan buffer saliva rendah memiliki rerata pengalaman karies yang tinggi 5,13±2,05.
Tabel 14. Rerata pengalaman karies berdasarkan buffer saliva siswa tunanetra n=35 Buffer
Saliva n
Pengalaman Karies X ± SD
Normal 10-12 4
5,00±3,37 Rendah 6-9
24 5,13±2,05
Sangat Rendah 0-5 7
4,71±1,49
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN