D. Keaslian Tulisan
Adapun penulisan skripsi yang berjudul Penanggulangan Tindak Pidana Pelanggaran Lalu Lintas Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Oleh
Kepolisian Republik Indonesia StudiPolresta Medan dan penulisan skripsi ini tidak
sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Tindak Pidana
Tindak pidana pelanggaran lalu lintas adalah perbuatan yang bertentangan dengan lalu lintas dan atau peraturan pelaksanaannya, baik yang dapat ataupun tidak
dapatmenimbulkan kerugian jiwa atau benda dan juga kamtibcarlantas.
7
Pelanggaran lalu lintas ini tidak di atur dalam KUHP akan tetapi ada yang menyangkut delik delik yang
disebut dalam KUHP, misalnya karena kealpaannya menyebabkan matinya orang Pasal 359, karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka berat, dan sebagainya Pasal
360, karena kealpaannya menyebabkan bangunan-bangunan, trem kereta api, telegram, telepon dan listrik dan sebagainya hancur atau rusak Pasal 409.
8
Pembentuk Undang-Undang dalam berbagai perundang- undanganmenggunakanperkataan “tindak pidana” sebagai terjemahan dari“strafbaar
feit” tanpa memberikan sesuatu penjelasan mengenai apa yangsebenarnya dimaksud dengan perkataan “tindak pidana”tersebut. Secaraharfiah perkataan “tindak
pidana”dapat diterjemahkan sebagai “sebagiandari suatu kenyataan yang dapat dihukum”. Akan tetapi, diketahui bahwayang dapat dihukum sebenarnya adalah manusia
7
Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Akademi Kepolisian, Fungsi Teknis Lalu Lintas, Semarang : Kompetensi Utama, 2009, hlm 6
8
Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, hlm 208
Universitas Sumatera Utara
sebagai pribadi danbukan kenyataanperbuatan, ataupun tindakan.
9
Moeljatno menerjemahkan istilah “strafbaar feit” dengan perbuatanpidana.Menurut pendapat beliau istilah “perbuatan pidana” adalahperbuatan
yang dilarang oleh suatu suatu aturan hukum larangan manadisertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barangsiapayang melanggar larangan tersebut.
10
Menurut Wirjono Prodjodikoro bahwa dalam perundang-undanganformal Indonesia, istilah “perisitiwa pidana” pernah digunakan secararesmi dalam UUDS 1950,
yakni dalam Pasal 14 1. Secara substansif,pengertian dari istilah “peristiwa pidana” lebih menunjuk kepada suatukejadian yang dapat ditimbulkan oleh perbuatan manusia
maupun olehgejala alam.
11
Teguh Prasetyo merumuskan bahwa :
12
Menurut Pompe, perkataan “tindak pidana”secara teoretis dapatdirumuskan sebagai berikut :
“Tindak pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarangdan diancam dengan pidana.Pengertian perbuatan di sini selainperbuatan yang bersifat aktif
melakukan sesuatu yang sebenarnyadilarang oleh hukum dan perbuatan yang bersifat pasif tidakberbuat sesuatu yang sebenarnya diharuskan oleh hukum.”
13
Jonkers merumuskan bahwa : “Suatu pelanggaran norma atau gangguan terhadap tertib hukumyang dengan
sengaja ataupun tidak dengan sengaja telahdilakukan oleh seorang pelaku yang penjatuhan hukuman terhadappelaku tersebut adalah perlu demi terpeliharanya
tertib hukum danterjaminnya kepentingan umum.”
14
2. Pengertian Kepolisian