Bentuk Penyelesaian Sengketa Internasional Dalam Hukum Lingkungan

B. Bentuk Penyelesaian Sengketa Internasional Dalam Hukum Lingkungan

Internasional Dalam penyelesaian sengketa internasional, terdapat berbagai cara penyelesaiannya. Berbagai aturan hukum internasional dapat dikemukakan prinsip – prinsip mengenai penyelesaian sengketa internasional seperti prinsip itikad baik, prinsip larangan penggunaan kekerasan dalam penyelesaian sengketa, prinsip kesepakatan para pihak, dan prinsip – prinsip hukum internasional tentang kedaulatan kemerdekaan dan integritas wilayah Negara – negara. 41 a. Negoisasi Pada umumnya terdapat dua cara penyelesaian, pertama yaitu dengan cara damai, dan kedua dengan cara kekerasan. Berikut merupakan penyelesaian sengketa internasional secara damai. b. Konsiliasi c. Mediasi Sedangkan penyelesaian sengketa dengan cara kekerasan adalah sebagai berikut. a. Blokade b. Pertikaian senjata c. Restorsi d. Reprisal Dengan adanya berbagai cara penyelesaian diatas dapat dilihat bahwa untuk masalah kebakaran hutan yang menyebabkan pencemaran udara lintas 41 Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Jakarta, Sinar Grafika, 2004, Hal. 15 – 18. Universitas Sumatera Utara batas dapat disebut sebagai sengketa yang harus diselesaikan. Indonesia dapat digugat oleh negara – negara tetangga yang terkena pencemaran udara akibat kebakaran hutan dan lahan. Untuk Singapura sendiri mereka dapat melakukan gugatan dengan mengacu pada Singapore Transboundary Haze Pollution Act No. 24 Tahun 2014 yang menjelaskan bahwa mengatur sanksi pidana maupun perdata bagi perusahaan yang menyebabkan atau memberikan kontribusi terhadap pencemaran udara di Singapura, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar Singapura. Untuk penyelesaian sengketa terhadap pencemaran udara lintas batas yang terjadi di wilayah Asean, dilakukan dengan cara damai yaitu dengan cara negoisasi. Hal ini mengacu pada Pasal 27 Asean Agreement on Transboundary Haze Pollution, dan Undang – undang No. 24 Tahun 2014 yang menjelaskan bahwa sengketa antar pihak mengenai interprestasi atau penerapan, atau pemenuhan persetujuan protokol ini, wajib diselesaikan secara damai melalui perundingan dan negoisasi. Jadi dalam hukum internasional pada umumnya, dan kasus kebakaran hutan ini pada khususnya, penyelesaian sengketa terbaik adalah dengan jalur diplomatik secara langsung dan menghindari penggunaan ancaman kekerasan. 42 42 Peret Malanczuk, Akehurst’s Modern Introduction to International Law, Routledge, 1997, Hal. 275. Universitas Sumatera Utara 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan